Mahasiswa UPN Veteran Yogyakarta Tekuni Kultur Jaringan dan Budidaya Kopi di BBPP Kementan
Tiga mahasiswa asal Universitas Pembangunan Nasional (UPN) Veteran Yogyakarta berhasil menyelesaikan masa Pengalaman Kerja Lapangan (PKL) mereka di Balai Besar Pelatihan Pertanian (BBPP) Lembang. PKL ditutup dengan seminar hasil yang diselenggarakan pada Selasa (6/2/24). Bertempat di ruang kelas krisan V BBPP Lembang, ketiga mahasiswa mempresentasikan hasil belajar mereka selama satu bulan belajar di Unit Pelaksana Teknis (UPT) pelatihan ini, khususnya di Inkubator Agribisnis (IA).
Sesi
presentasi dibuka oleh Qinthara Alyana Hikkari dengan judul "Kultur
Jaringan Kentang Varietas Granola dan Atlantik di BBPP Lembang". Selama
PKL, Qinthara Alyana Hikkari, yang ditempatkan di laboratorium kultur jaringan.
Ia berhasil melakukan perbanyakan kentang varietas Granola dan Atlantik dengan
kultur jaringan. Menurut hasil pengamatannya, persentase hidup varietas Granola
mencapai 57,14%, sementara varietas Atlantik mencapai 100%. Qinthara kemudian
menjelaskan perbedaan persentase ini disebabkan oleh faktor-faktor seperti
kontaminasi bakteri atau kesalahan teknis saat melakukan tahapan perbanyakan
kultur jaringan.
Rifka Putri
Afrika melanjutkan dengan presentasinya yang berjudul "Teknik Pemangkasan
Kopi Arabika di BBPP Lembang". Melalui pengamatannya, Rifka melakukan uji
t terhadap 15 sampel tanaman kopi Arabika di lahan IA BBPP Lembang. Hasilnya
menunjukkan bahwa pertumbuhan tanaman kopi Arabika dengan pemangkasan lebih
baik daripada tanpa pemangkasan. Hal ini disebabkan oleh jumlah cabang tidak
produktif yang lebih sedikit pada tanaman yang mendapat perlakuan pemangkasan.
Terakhir,
Riska Ariyani menyampaikan hasil PKLnya dengan judul "Agribisnis Kopi di
BBPP Lembang". Ia melakukan pengamatan budidaya kopi dari hulu hingga
hilir, dengan menekankan tahapan full wash sebagai salah satu faktor penentu
kualitas kopi.
Sesi
seminar dilanjutkan dengan tanya jawab antara peserta seminar, widyaiswara, dan
mahasiswa. Widyaiswara pembimbing memberikan pertanyaan dan saran kepada
masing-masing presenter, sementara widyaiswara pembimbing memberikan apresiasi
dan masukan bagi masing-masing mahasiswa bimbingannya.
Ditemui
setelah seminar, Qinthara mengemukakan kesannya. Menurutnya, PKL di BBPP
Lembang menjadi kesempatan bagi ia dan kedua rekannya untuk menggali ilmu
sebanyak-banyaknya. Rifka dan Riska juga mengungkapkan rasa terima kasihnya
terhadap widyaiswara dan seluruh petugas lapang yang telah mendampingi selama
masa PKL.
Meskipun
masa PKL bagi ketiga mahasiswa ini telah berakhir, diharapkan kontribusi mereka
dapat memberikan nilai tambah bagi pengembangan pertanian di Indonesia.
Seperti
yang disampaikan Kepala BBPP Lembang, Ajat Jatnika, bahwa program PKL menjadi
salah satu bentuk komitmen BBPP Lembang dalam mempersiapkan regenerasi petani.
Ini sejalan
dengan arahan Menteri Pertanian, Andi Amran Sulaiman yang menyatakan bahwa
“peran generasi muda sangat dibutuhkan dalam sektor pertanian masa kini”.
Ditambahkan Kepala Badan Penyuluhan dan Pengembangan Sumber Daya Manusia
Pertanian (BPPSDMP), Dedi Nursyamsi, bahwa “misi penumbuhan petani milenial
harus didukung dengan teknologi yang semakin mumpuni, seperti penerapan smart
farming dengan memanfaatkan internet of things (IoT)”. (DRY/YKO)