Dinamika dan Romantika Bawang Merah

Budidaya bawang merah yang penuh diisi dengan darah dan airmata. Itulah yang akhir-akhir ini kenamyakan dirasakan oleh petani bawang merah di Indonesia. Resiko yang sangat tinggi untuk bergelut dalam budidaya bawang merah. Adanya musuh besar yang mucul bagi petani di Indonesia, yaitu pesaing dari luar negeri. Pasokan bawang merah yang lebih banyak dibandingkan dengan hasil panen yang didapatkan di Indonesia. Hal ini menjadi prioritas utama bagi para Penyuluh untuk menggerakkan, membimbing, memotivasi petani di Indonesia untuk mengahasilkan panen bawang merah yang membahagiakan petani, bukan menyengsarakan petani.”  tutur Kepala Bidang Program dan Evaluasi BBPP Lembang dalam kegiatan pembukaan Diklat Teknis Budidaya Bawang Merah Bagi Aparatur pagi  tadi (16/09) di Ruang Krisan 5 – BBPP Lembang.

Kebutuhan masyarakat yang masih tinggi akan bawang merah di pasar menjadi tantangan dan juga perhatian bagi Pemerintah untuk membina Penyuluh maupun Petani agar dapat menghasilkan bawang merah yang berkualitas baik. Tidak hanya cara budidayanya namun juga mengolahnya saat pasca panen.

Dari kebutuhan yang sangat tinggi dan melihat masalah yang terjadi di lapangan saat ini mengenai budidaya bawang merah, maka BBPP Lembang mengadakan Diklat Teknis Budidaya Bawang Merah Bagi Aparatur di Kampus BBPP Lembang.

Diklat ini diadakan selama 7 hari, yaitu mulai tanggal 15 hingga 22 September 2014. Kegiatan diklat diisi berupa materi dari fasilitator dan juga studi lapang yang dilaksanakan di Kelompok Tani Rindu Alam Desa Cikawao Pacet Kabupaten Bandung.

Adapun peserta yang mengikuti diklat sebanyak 30 orang yang berasal dari Kabupaten Indramayu, Cirebon, Majalengka dan Kuningan. Fasilitator yang mengisi materi merupakan orang-orang yang ahli dalam budiaya bawang merah, seperti Direktorat Budidaya dan Pascapanen Sayuran dan Tanaman Obat, Widyaiswara BBPP Lembang, Pejabat Dinas/Instansi yang relevan dengan kegiatan diklat dan Praktisi.