Sambut Kunjungan PT Agro Putra Pratama, BBPP Kementan Buka Peluang Kerja Sama Pemanfaatan Smart Farming

Kementerian Pertanian (Kementan) terus berupaya mengubah wajah sektor pertanian dengan mengandalkan peran generasi muda dan kemajuan teknologi.

Balai Besar Pelatihan Pertanian (BBPP) Lembang menjadi salah satu Unit Pelaksana Teknis (UPT) yang telah menerapkan pertanian cerdas atau smart farming di area Inkubator Agribisnis (IA), baik di lahan konvensional maupun green house.

Smart farming di BBPP Lembang banyak dimanfaatkan sebagai sarana belajar dan berlatih. Tidak sedikit juga pihak eksternal yang melakukan studi banding dan menawarkan kerjasama dalam pengelolaan maupun pembangunan area smart farming.

Seperti yang dilakukan rombongan PT. Agro Putra Pratama. Rombongan yang terdiri dari lima orang tersebut melakukan kunjungan ke BBPP Lembang pada Rabu (8/11).

Kepala BBPP Lembang, Ajat Jatnika, didampingi Koordinator Program dan Evaluasi, Taufik Lukman, menerima kedatangan rombongan tersebut.

Younseok Choi, ketua rombongan, menyampaikan maksud kedatangannya kali ini. “Kami ingin melihat smart farming di area BBPP Lembang ini, serta menggali potensi kerja sama yang dapat dilakukan,” jelasnya. Diakui Younseok Choi, saat ini PT Agro Putra Pratama telah bekerja sama membangun smart green house di Politeknik Pembangunan Pertanian (Polbangtan) Bogor dan BBPP Ketindan. Ia kemudian mendapatkan rekomendasi untuk meninjau potensi kerja sama di BBPP Lembang.

Menanggapi hal tersebut, Ajat Jatnika menyambut baik kedatangan perusahaan yang terafiliasi dengan Korea Selatan ini. Diakui Ajat, pihaknya terus membuka kesempatan kerja sama seluas-luasnya melalui pelatihan, pembinaan petani, hingga pembangunan sarana dan prasarana.

Sebagai informasi, BBPP Lembang telah menjalin kerja sama dengan Taiwan Technical Mission (TTM) dalam pembangunan empat smart green house dan packing house pada 2015-2022 lalu.

Selanjutnya, Taufik Lukman beserta Widyaiswara, Sani Hanifah dan Chesara Novatiano mendampingi rombongan berkeliling area IA guna meninjau potensi kerja sama yang dapat dilakukan.  

Area smart green house menjadi lokasi pertama yang dikunjungi. Screen house otomatis dengan sistem irigasi tetes ini dimanfaatkan sebagai sarana budidaya tanaman melon honey globe. Younseok Choi dan lainnya kemudian mencicipi melon yang telah masak. Salah satu peserta memuji rasa melon yang manis dan segar.

Selanjutnya rombongan beranjak ke area screen house anggur. Meskipun masih menggunakan sistem konvensional, di screen house ini BBPP Lembang telah membudidayakan lebih dari 20 varietas anggur. Jupiter menjadi salah satu varietas yang paling banyak dikembangkan.

Widyaiswara kemudian mengajak rombongan ke area lahan konvensional. Terdapat lahan seluas 2000myang dapat dimanfaatkan untuk membangun green house. Lahan tersebut berlokasi di sebelah utara area smart green house dan sisi selatan screen tanaman hias.

Perjalanan berakhir di screen house tanaman hias. Di sini peserta melihat koleksi kaktus, sukulen, dan anggrek.

Di akhir kunjungan Younseok Choi menyatakan pihaknya akan melakukan diskusi lebih lanjut. Ia berharap dapat melakukan kerja sama guna mengoptimalkan pemanfaatan smart farming di BBPP Lembang.

Pemanfaatan teknologi di sektor pertanian dilakukan Kementan sebagai upaya menghadapi persaingan global. Dikatakan Kepala Badan Penyuluhan dan Pengembangan SDM Pertanian (BPPSDMP), Dedi Nursyamsi, dalam era industri 4.0 para pelaku pertanian perlu memahami pentingnya digitalisasi, teknologi, dan inovasi.

“Persaingan global yang ketat harus disikapi dengan usaha yang lebih efisien, lincah dan produktif, baik dalam pertanian maupun bisnis lainnya. Masa depan pembangunan pertanian terletak pada agribisnis, dan itu memerlukan pengelolaan yang modern, seperti smart farming, yang terbukti dapat meningkatkan produktivitas pertanian,” pungkasnya. (DRY/YKO)

 Editor: Abd. Rohim