Komoditas Strategis, Kementan Dorong Gen Z Tekuni Agribisnis Bawang Merah
Bawang merah menjadi salah satu komoditas pertanian strategis di Indonesia. Badan Pusat Statistik mencatat, Indonesia memproduksi bawang merah sebanyak 1,97 juta ton pada 2022. Provinsi penghasil terbesar bawang merah di Indonesia antara lain Jawa Tengah, Jawa Timur, Jawa Barat, dan Nusa Tenggara Barat (NTB).
Bawang merah
menjadi salah satu komoditas pertanian strategis di Indonesia. Badan Pusat
Statistik mencatat, Indonesia memproduksi bawang merah sebanyak 1,97 juta ton
pada 2022. Provinsi penghasil terbesar bawang merah di Indonesia antara lain
Jawa Tengah, Jawa Timur, Jawa Barat, dan Nusa Tenggara Barat (NTB).
LEMBANG – Balai
Besar Pelatihan Pertanian (BBPP) Lembang memperkenalkan bawang merah sebagai
salah satu komoditas pertanian yang sangat penting di Indonesia melalui
Pelatihan Agribisnis Bawang Merah. Pelatihan diikuti 29 orang siswa dan
mahasiswa peserta Praktik Kerja Lapang (PKL) di BBPP Lembang.
Pelatihan
diselenggarakan pada 20-26 September 2023. Disampaikan Kepala BBPP Lembang,
Ajat Jatnika, pelatihan dengan peserta generasi Z ini bertujuan untuk
memperkenalkan agribisnis khususnya bawang merah sejak dini. Ia berharap,
selain mendalami ilmu budidaya, peserta yang berasal dari berbagai wilayah ini
mampu berkecimpung di bidang agribisnis hingga menjadi petani sukses.
Selama lima hari
efektif pelatihan, peserta mendapatkan materi inti yang terdiri dari Persiapan
Benih, Persiapan Lahan, Pupuk dan Pemupukan, Pemeliharaan, Pengendalian Hama
dan Penyakit Terpadu, Panen dan Pascapanen Bawang Merah, Pengolahan Hasil
Bawang Merah, Analisa Usaha Tani, serta Dasar-Dasar Penyuluhan. Materi
disampaikan oleh Widyaiswara BBPP Lembang.
Diawali dengan
materi Persiapan Benih dan Persiapan Lahan, peserta diperkenalkan kriteria
benih guna meghasilkan kualitas dan produktivitas yang maksimal. Benih yang
berkualitas akan memberikan hasil yang baik. Selain itu kualitas lahan yang
baik juga sangat berpengaruh dalam proses budidaya. Karenanya pertanian organik
menjadi salah satu solusi untuk memaksimalkan produktivitas tanah dengan bahan
dan hasil yang lebih sehat, tidak hanya pada tanaman, namun juga lingkungan
sekitar.
Untuk menambah
nilai jual bawang merah, Widyaiswara juga memberikan materi Pengolahan Hasil
Bawang Merah. Pada materi ini peserta dikenalkan dengan berbagai produk olahan
bawang merah yang telah dihasilkan oleh laboratorium pengolahan hasil pertanian
BBPP Lembang dan produk lainnya yang mampu meningkatkan nilai jual bawang
merah.
Sektor pertanian
tentu tidak terlepas dari peran penyuluh sebagai garda terdepan pertanian. Oleh
sebab itu, Widyaiswara juga menyampaikan materi Dasar-dasar Penyuluhan. Melalui
materi ini diharapkan dapat menarik minat peserta untuk melanjutkan pendidikan
dan terjun langsung sebagai seorang penyuluh.
Di sela-sela
pelatihan, Chuli Sri Megawati, salah satu peserta pelatihan asal Universitas
Lancang Kuning menyampaikan kesannya setelah berlatih. Diakui mahasiswa jurusan
Agroteknologi ini, pelatihan kali ini menjadi ilmu yang baru baginya.
Menurutnya ini dapat menjadi bekal bagi dirinya dan teman-teman peserta lainnya
untuk melanjutkan karir sebagai petani milenial. Ia juga menyampaikan ucapan
terima kasih kepada seluruh Widyaiswara yang telah menyampaikan materi dengan
detail dan mudah dipahami.
Sebagai
komoditas yang memiliki peranan penting dalam sektor ekonomi dan ketahanan
pangan, Kementerian Pertanian berupaya menggenjot produktivitas bawang merah
tetap maksimal. Disampaikan Meneri
Pertanian Syahrul Yasin Limpo pentingnya peningkatan produktivitas dalam sektor
pertanian, terutama pada budidaya bawang merah yang merupakan salah satu
komoditas penting di Indonesia.
Hal yang sama
juga dikemukakan Kepala Badan Penyuluhan dan Pengembangan SDM Pertanian
(BPPSDMP), Dedi Nursyamsi. Ia menyoroti metode budidaya bawang merah ramah
lingkungan dan berkelanjutan yang dapat mendongkrak produksi dan produktivitas.
(DRY/YKO)