Mengapa Cabe Selalu Langka di Pasaran?

bbppl-cmPertanyaan ini selalu muncul di tengah-tengah masyarakat pada saat mendekati waktu Hari Raya Idul Fitri atupun awal tahun. Kebiasaan orang Indonesia yang mengkonsumsi Cabe Merah menjadikan kebutuhan akan cabe merah di pasaran pun sangat tinggi. Berbeda bila yang digunakan adalah cabe kering yang bubuk ataupun utuh. Karena dengan cabe kering itu akan lebih tahan lama dibandingkan dengan cabe segar. Negara lain seperti India contohnya, masyarakatnya menggunakan cabe kering bubuk dalam mengolah masakannya. Sehingga harga cabe di pasar cenderung lebih stabil. Mengubah kebiasaan tersebut tentunya akan sulit. Selain dari hal yg disebut di atas, kelangkaan cabe di pasaran disebabkan adanya Kartel yang dengan sengaja menyimpan hasil panen.

Budidaya Cabe Merah di Indonesia kebanyakan masih secara konvensional, tidak berdasar kaedah bercocok tanam yang sebenarnya sehingga masih kurang untuk total hasil panen yang dikumpulkan dari berbagai daerah di Indonesia. Cabe merah ini dapat dibudidayakan di berbagai daerah di Indonesia., proses pembudidayaannya pun gampang-gampang susah. Kesulitannya ada pada hama yang selalu timbul pada bunga mulai tumbuh. Penyerangan hama berada pada bunga dan akan terus menyebar apabila dibiarkan. Serangan awal ini tentunya harus jeli disikapi oleh petani. Cabe yang bagus akan 32x panen dalam setahun, namun bila hanya 10x panen berarti penanaman cabe merah tersebut masih belum optimal.

bbppl-cm2Dari ketiga poin tersebut di atas, Pemerintah menanggapi dengan serius masalah-masalah yang ada dalam komoditi Cabe merah di Indonesia. BBPP Lembang setiap tahunnya mengadakan pelatihan Budidaya Cabe Merah Bagi Aparatur maupun Non Aparatur. Pelatihan Teknis Budidaya Cabe Merah Bagi Aparatur ini diselenggarakan di BBPP Lembang mulai dari tanggal 17 hingga 24 Februari 2014 bertempat di Kampus BBPP Lembang. Selain itu akan diisi kegiatan kunjungan lapangan ke P4S Karangsari, Ciamis - Jawa Barat.
Adapun peserta pelatihan dari Diklat Teknis Budidaya Cabe Merah Bagi Aparatur ini berasal dari Badan Pelaksana Penyuluhan Pertanian / Dinas Pertanian 6 Provinsi di Indonesia daerah binaan BBPP Lembang, yaitu Provinsi Jawa Barat, Banten, Papua, Papua Barat, Maluku, Maluku Utara. Keseluruhan jumlah peserta seluruhnya sebanyak 30 orang. Diharapkan dengan partisipasi peserta dalam Diklat ini, Penyuluh dapat mengkaji potensi wilayah, mengolah bersama Petani.