Wujudkan Ketahanan Pangan, Perangkat Desa Aceh Timur Belajar Hidroponik dan Pengolahan Kopi

Wujudkan Ketahanan Pangan, Perangkat Desa Aceh Timur Belajar Hidroponik dan Pengolahan Kopi

LEMBANG.  Menteri Pertanian, Syahrul Yasin Limpo menyampaikan bahwa ketahanan pangan adalah bicara kekuatan negara dan bangsa. “Negara akan bermasalah apabila ketahanan pangannya bermasalah. “Kekuatan apapun yang kita miliki tidak bisa menjaga negara dengan baik kalau ketahanan pangan kita bersoal,” tutur SYL. Menteri Pertanian mengajak semua pihak berkontribusi terhadap upaya pencapaian ketahanan pangan nasional.

Sementara itu, Kepala Badan Penyuluhan dan Pengembangan SDM Pertanian, Dedi Nursyamsi menyampaikan  bahwa peran BPPSDMP terhadap ketahanan pangan tentunya dari sisi SDM nya, SDM pertanian itu yaitu petani, penyuluh pertanian, dan lainnya dan kita  harus tetap turun ke lapang, sawah, ladang untuk mendampingi petani genjot produksi.

Selasa (11/7/2023), 400 orang perangkat desa dari Kabupaten Aceh Timur berkunjung ke Balai Besar Pelatihan Pertanian (BBPP) Lembang. Rombongan diterima secara resmi oleh Kepala Balai, Ajat Jatnika, didampingi Tim Manajemen dan Widyaiswara BBPP Lembang.

“BBPP Lembang merupakan unit pelaksana teknis Kementerian Pertanian yang tugas pokoknya melaksanakan pelatihan bagi aparatur dan non aparatur,” tutur Ajat. Dirinya menjelaskan sarana prasarana penunjang pelatihan yaitu Inkubator Agribisnis (IA) yang dimiliki dan bisa menjadi tempat belajar pertanian bagi siapapun stakeholdernya. 

“Di IA BBPP Lembang, koleksi tanaman kami cukup lengkap baik itu sayuran, buah-buahan, tanaman hias, tanaman pangan seperti jagung, tanaman perkebunan seperti kopi. Ini kami budidayakan baik secara konvensional maupun memanfaatkan teknologi pertanian yaitu hidroponik dan ada yang sudah smart farming menggunakan panel untuk mengontrol suhu kelembapan dan untuk kegiatan penyiraman dan pemupukan,” jelasnya.

Saat pemberian materi, widyaiswara BBPP Lembang, Hendra Gunawan, menyampaikan bahwa penerapan teknologi hidroponik di BBPP Lembang memanfaatkan 5 sistem yaitu irigasi tetes, aeroponik, deep flow technique, nutrient film technique dan aquaponik. 

Dibagi 2 kelompok besar, peserta diajak melihat langsung budidaya tomat beef hidroponik sistem irigasi tetes. Penjelasan diberikan tentang media tanam, pemberian nutrisi, pemeliharaan dan pengendalian OPT, panen dan pascapanen. Diskusi ringan dilakukan tentang budidaya sayuran sistem irigasi tetes. 

Peserta juga diajak melihat budidaya sayuran daun yaitu selada romaine sistem aeroponik yang sudah menginjak waktu panen. Penjelasan tentang prinsip kerja sistem aeroponik dan pemanfaatannya di skala usaha mikro. Di sebelah screen house aeroponik, peserta diajak ke screen house melon yang dibudidayakan sistem irigasi tetes.

“Pemasangan instalasi hidroponik memang biayanya cukup tinggi, karena itu kita harus bisa memilih komoditas yang nilai jualnya tinggi,” kata Hendra. “Komoditasnya misalnya tomat beef, pembibitan kentang, melon, dan paprika,” ucapnya.

Sementara itu, kelompok kedua terpantau menuju ruang pascapanen kopi. Kopi yang dibudidayakan di BBPP Lembang mayoritas jenis arabica. Widyaiswara didampingi petugas lapangan mengajak peserta melihat proses pascapanen kopi mulai dari pencucian biji kopi (cherry), HS, green bean, roast bean hingga menjadi bubuk kopi. Penjelasan juga dilakukan untuk mesin pengolah kopi apa saja yang digunakan. BBPP Lembang juga mengenalkan pemanfaatan limbah kulit biji kopi menjadi briket untuk alternatif bahan bakar dari kayu.

Romi Syahputra, peserta kunjungan yang merupakan Ketua Forum Keuchik Kecamatan Indra Mamu Aceh Kabupaten Aceh Timur, menyampaikan kesan. “Kami memperoleh tambahan ilmu pengetahuan dari BBPP Lembang tentang hidroponik dan pengolahan kopi. Ini akan kami coba terapkan di wilayah kami terutama di perkotaan di Aceh Timur,” ucapnya.