Penyuluh Pertanian Siap Hadapi Tantangan Global Menjadi Kopassus Petani
Dalam rangka meningkatkan peran sektor pertanian bagipembangunan perekonomian nasional diperlukan SDM pertanian yang berkualitas, andal, berkemampuan manajerial, kewirausahaan, dan organisasi bisnis. Pelatihan DasarFungsional Penyuluh Pertanian Ahli merupakan upaya untukmewujudkan hal tersebut melalui peningkatan wawasan, kecerdasan, keterampilan dan ilmu pengetahuan, disampingsebagai bentuk penghargaan kepada penyuluh pertanian agar mampu meningkatkan kinerja yang didasarkan atas displin ilmupengetahuan, metodologi dan teknik analisis yang tepat sesuaipotensi di wilayah kerjanya.
LEMBANG. Kementerian Pertanian semakin masif menggenjotkapasitas SDM pertanian. Sebab, SDM menjadi faktor pentingdalam pembangunan pertanian. Penyuluh pertanian sebagai salahsatu SDM yang penting sebagai penggerak petani di pedesaanmerupakan garda terdepan pembangunan pertanian. Ini selaludiungkapkan oleh Menteri Pertanian, Syahrul Yasin Limpo.“Penyuluh pertanian adalah “kopassus” petani yang harus menyebarke semua desa dan mulai menghidupi petani secara mandiri melaluikelembagaan ekonomi. Dikaitkan dengan fenomena El-Nino, SYL menyampaikan pula agar penyuluh pertanian membuat kelembagaanyang kuat dan bernilai ekonomi, termasuk menyiapkan teknologidan mekanisasi,” tuturnya.
Badan Penyuluhan dan Pengembangan SDM Pertanian tidakberhenti melakukan berbagai upaya untuk meningkatkan kapasitasSDM Pertanian. Kepala BPPSDMP, Dedi Nursyamsi menjelaskan, BPPSDMP sebagai Unit Kerja Kementerian Pertanian mempunyai 5 program unggulan. Diantaranya Bimtek milenial 2,5 juta terkoneksidengan Jaringan Petani Nasional (JPN), pengembangan wirausahamuda (young entrepreneur) pertanian, pengembangan pendidikandan pelatihan vokasi di 34 provinsi, penguatan peran Kostrataniterkoneksi dengan AWR dalam mewujudkan satu data pertanian, dan peningkatan Kelembagaan Ekonomi Petani (KEP).
“Salah satu fokus BPPSDMP adalah mewujudkan SDM pertanianyang handal, berdaya saing, serta berjiwa entrepreneur melaluipelatihan yang berkualitas. SDM Pertanian inilah yang menjaditonggak dalam mendukung pertanian yang maju, mandiri, danmodern,” katanya.
Balai Besar Pelatihan Pertanian (BBPP) Lembangmenyelenggarakan Pelatihan Dasar Fungsional PenyuluhPertanian Ahli pada tanggal 18 Mei – 8 Juni 2023. Pelatihandengan anggaran pola PNBP ini diikuti oleh 34 orang yang berasal dari 4 provinsi. Dua puluh orang dari Jawa Barat yaituKabupaten Purwakata, Subang, Indramayu dan Pangandaran, 10 orang dari Kabupaten Sukoharjo Jawa Tengah, 3 orang dariKabupaten Gunung Kidul Daerah Istimewa Yogyakarta, dan 1 orang dari Kota Tangerang Banten.
Tujuan diselenggarakan pelatihan adalah untuk membangunlandasan pelaksanaan tugas penyuluh pertanian, menyamakanpersepsi terhadap tugas dan fungsi, organisasi, tata kerja dan tatahubungan kerja penyuluh pertanian, memberikan wawasanberfikir dan bertindak secara komprehensif bagi penyuluhpertanian, dan meningkatkan pengetahuan, keahlian dan sikapsebagai penyuluh pertanian.
Selama 3 minggu pelatihan, peserta memperoleh materi yang terbagi menjadi 4 kelompok materi, yaitu materi dasar, materiini, materi penunjang, dan praktik kompetensi. Total JP yangdijalani peserta sebanyak 168 JP. Fasilitator pelatihan yaituWidyaiswara BBPP Lembang, Pusat Penyuluhan Pertanian, Pusat Pelatihan Pertanian, Dinas Tanaman Pangan danHortikultura Provinsi Jawa Barat dan praktisi.
Kegiatan pelatihan diakhiri dengan praktik kompetensi selama 1 minggu. Penutupan pelatihan, Rabu (7/6/2023) oleh KepalaBBPP Lembang didampingi Tim Manajemen dan WidyaiswaraBBPP Lembang. Hadir pula tamu undangan dari BadanKepegawaian Daerah Badan Kepegawaian dan PengembanganSDM (BKPSDM) Kabupaten Indramayu.
Kepala Balai, Ajat Jatnika menekankan bahwa keberadaan SDM pertanian menjadi kunci keberhasilan pembangunan pertanian. “Setiap individu harus mulai menetapkan visi misi hidupnyamasing-masing. Setelah itu sikap dan pola tindakan yang kitalakukan harus ditetapkan untuk menggulirkan visi menjadimisi,” ucapnya. “Setelah pelatihan ini saya harap semua harusbisa memastikan apa yang dilakukan semuanya menjadi lebihbaik atau tidak, baik itu cara berpikir, sikap dan tindakan harussemakin produktif,” jelas Ajat.
Ajat mengajak peserta untuk merinci beberapa aspek setelahpelatihan untuk ditindaklanjuti. a) Hasil pelatihan untuk bisaditerapkan di tempat masing-masing, b) Materi yang diperolehuntuk bisa didiseminasikan kepada petani, c) Pelatihan dapatmemotivasi untuk berbuat lebih baik, d) tujuan pembangunanpertanian agar terciptanya better farming, better living, bettercommunity, better environment, dan better business dankuncinya adalah partisipasi.
Hasil evaluasi penyelenggaraan pelatihan dan yudisium, secaraumum dari semua aspek evaluasi yaitu daily mood, evaluasifasilitator, kepuasan peserta, evaluasi sikap dan akademis yang meliputi sikap, kognitif, tugas, laporan praktik kompetensi, menyatakan seluruh peserta lulus dan berhak memperoleh SuratTanda Tamat Pelatihan. Dari 34 orang peserta, terpilih 5 peringkat terbaik yang memperoleh nilai memuaskan dan baiksekali dan berhak memperoleh piagam penghargaan dari BBPP Lembang.
Achsan Taufiqurrochman, peserta dari Kabupaten Gunung KidulProvinsi Daerah Istimewa Yogyakarta, menyampaikan kesanpesan mewakili seluruh peserta. “Terimakasih BBPP Lembangkepada panitia dan pengaja atas terselenggaranya pelatihan ini, menjadi bekal kami untuk mendampingi petani di lapangan,” ucap Achsan. “Fasilitas pelatihan sudah bisa mendukung kinerjapenyelenggaraan pelatihan, namun perlu dilakukan perbaikanbeberapa hal agar ke depan akan lebih baik untukpenyelenggaraan pelatihan,” imbuhnya.