Kunjungan Kerja ke Lembang, Mentan Kerahkan Seluruh Jajaran Antisipasi Ancaman El Nino

Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo melakukan kunjungan kerja ke Balai Pengujian Standar Instrumen Tanaman Sayuran (BPSITS), Sabtu (6/5). 

Bertempat di Aula BPSITS, kunjungan kerja Mentan turut dihadiri jajaran Eselon I dan II, serta Kepala Unit Pelaksana Teknis (UPT) wilayah Bandung Raya yaitu Balai Penerapan Standar Instrumen Pertanian (BPSIP) Jawa Barat, Balai Besar Pelatihan Pertanian (BBPP) Lembang, Balai Inseminasi Buatan (BIB) Lembang, dan Stasiun Karantina Pertanian (SKP) Kelas I Bandung. 

Kepala Badan Standarisasi Instrumen Pertanian (BSIP), Fadjry Djufry melaporkan saat ini pertanian terus bertumbuh hingga 16,24% terhitung pasca pandemi Covid-19. 

Lebih lanjut, Ia juga memaparkan perjanjian kerjasama sewa lahan pada satker BPSITS antara BSIP dengan PT Elite Agro Group (EAG) Uni Emirate Arab. 

"Saat ini terdapat 39 Ha lahan yang akan dikerjasamakan untuk pengujian tanaman sayuran, telah terpakai 10 hektar," jelas Fadjry. 

Diawali dengan menyanyikan lagu Indonesia Pusaka, Menteri Pertanian menyampaikan arahannya. 

"Ancaman semakin nyata, pandemi Covid-19, perang Rusia-Ukraina, hingga perubahan iklim. Kita harus antisipasi hal ini. Kita bisa saja impor, namun kalau kita terus impor, apa yang akan didapat oleh negerimu?," pungkas SYL. 

Tidak hanya itu, Mentan juga menyampaikan ancaman lainnya yang akan dihadapi sektor pertanian yakni El-Nino. 

"El-Nino adalah kekeringan yang paling dahsyat, lebih cepat, dan unpredictable. Namun saya selalu percaya bahwa manusia dapat mengatasi perubahan alam," tutur SYL. 

Karenanya Mentan menghimbau seluruh jajarannya untuk mengantisipasi kekeringan akibat El Nino dan dampak perubahan iklim yang diprediksikan akan jatuh pada Agustus 2023 mendatang. 

"Yang kita butuhkan adalah antisipasi, adaptasi, dan mengenergi kolaborasi," lanjutnya. 

Namun SYL optimis sektor pertanian akan mampu menghadapi semua tantangan. 

"Saya yakin pertanian baik-baik saja apapun dinamikanya. Dari Sabang sampai Merauke kalau pangannya oke, semua dapat teratasi dengan baik," kata Mentan. 

Menanggapi arahan tersebut, Badan Penyuluhan dan Pengembangan SDM Pertanian (BPPSDMP) turut bergerak mengantisipasi perubahan iklim terlebih ancaman el nino. 
Disampaikan Kepala BPPSDMP, Dedi Nursyamsi, "untuk mengantisipasi perubahan iklim terutama terkait terganggunya sistem produksi kita, maka tentu saja kita harus berupaya mengurangi risiko peningkatan suhu di permukaan bumi ini melalui mitigasi gas rumah kaca yang terjadi di sektor pertanian”. 

Dampak pemanasan global, lanjut Dedi, akan mengganggu keseimbangan iklim. Ini menyebabkan terjadinya El Nino dan La Nina. Fenomena ini juga dapat mengganggu produktivitas. 

Karena itu, Dedi juga menekankan pentingnya pemanfaatan teknolgi untuk menghadapi perubahan iklim, seperti milih varietas yang tahan kekeringan atau tahan rendaman.