Di Bumi Cenderawasih, Kementan Kibarkan Genta Organik

 

Kementerian Pertanian meluncurkan Gerakan Tani Pro Organik (Genta Organik) sebagai solusi pupuk mahal untuk petani Indonesia. Genta Organik meliputi penggunaan pupuk organik, penggunaan pupuk hayati, penggunaan pembenah tanah, dan pemupukan berimbang.


LEMBANG. Eksploitasi lahan pertanian secara intensif yang berlangsung secara terus-menerus selama bertahun-tahun telah mengakibatkan penurunan kesuburan dan sifat fisik maupun kimia tanah. Pemberian pupuk kimia (anorganik) secara terus-menerus untuk mengejar tingkat produktivitas, tanpa diimbangi dengan upaya-upaya memperbaiki kondisi fisik tanah melalui penambahan bahan organik menyebabkan kandungan bahan organik tanah menurun, kerusakan struktur tanah dan aerasi tanah berkurang. Ini mengakibatkan penurunan kemampuan tanah dalam menyimpan dan melepaskan hara dan air bagi tanaman sehingga mengurangi efisiensi penggunaan pupuk dan air irigasi, kondisi ini dikenal sebagai tanah sakit (soil sickness).

Menyikapi terjadinya degradasi mutu lahan pertanian tersebut, salah satu upaya yang dilakukan yaitu dengan meningkatkan penggunaan pupuk organik. Pupuk organik berperan penting dalam perbaikan sifat kimia, fisika dan biologi tanah serta sebagai sumber nutrisi tanaman. Pupuk organik yang telah dikomposkan dapat menyediakan hara dalam waktu yang lebih cepat dibandingkan dalam bentuk segar, karena selama proses pengomposan telah terjadi proses dekomposisi yang dilakukan oleh beberapa macam mikroba. Sumber bahan kompos antara lain berasal dari limbah organik seperti sisa-sisa tanaman (jerami, batang dan dahan), sampah rumah tangga serta kotoran ternak (sapi, kerbau, kambing, ayam).

Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo mengatakan tanah dalam pertanian itu sangat penting dan menjadi kewajiban petani untuk memeliharanya. "Kalau kesuburan turun, mikroba turun, produksi juga akan turun. Diharapkan produksi meningkat. Caranya perbaiki pupuk kita jangan pupuk kimia saja. Kita dahului beri makan dan nutrisi tanah dengan pupuk organik, hayati dan pembenahan tanah, " jelasnya.

Kepala Badan Penyuluhan dan Pengembangan Sumber daya Manusia Pertanian, Dedi Nursyamsi mengatakan Genta Organik sebagai gerakan yang mendorong petani untuk memproduksi pupuk organik, pupuk hayati, dan pembenah tanah secara mandiri. "Genta organik tidak berarti mengharamkan penggunaan pupuk anorganik. Boleh menggunakan pupuk kimia, tapi dengan ketentuan tidak berlebihan atau mengikuti konsep pemupukan berimbang," tutur Dedi.

Upaya pemerintah dalam hal ini Kementerian Pertanian untuk mendukung petani dalam menyediakan pupuk organik secara mandiri salah satunya dengan memfasilitasi kegiatan Pelatihan Manajemen Pengembangan Unit Pengolah Pupuk Organik (UPPO).

Balai Besar Pelatihan Pertanian (BBPP) Lembang bekerjasama dengan Dinas Tanaman Pangan Hortikultura Peternakan Perikanan Kabupaten Boven Digoel Provinsi Papua menyelenggarakan pelatihan ini yang dilaksanakan selama 5 hari efektif dari 11 – 15 April 2023. Peserta sebanyak 5 orang adalah petani pengelola UPPO.

Kegiatan Pelatihan Manajemen Unit Pengelolaan Pupuk Organik (UPPO) untuk meningkatkan kemampuan peserta pelatihan dalam meningkatkan produktivitas dan produksi usahataninya, serta meningkatnya pendapatan dan kesejahteraan petani dan mendukung program pemerintah di bidang pertanian, yaitu Genta Organik (Gerakan Tani Pro Organik).

Pembukaan oleh Kepala Balai, Ajat Jatnika didampingi Sub Koordinator dan Widyaiswara BBPP Lembang. “Sebagai Unit Pelaksana Teknis (UPT) pelatihan, BBPP Lembang diharapkan dapat memberi dampak kepada stakeholder dalam hal peningkatan kompetensi SDM serta produksi dan produktivitas pertanian,” kata Ajat saat membuka pelatihan secara resmi. Kepala Balai juga menjelaskan tentang tugas pokok dan fungsi BBPP Lembang.

Selama berlatih, peserta memperoleh materi secara klasikal dan praktik dari fasilitator tentang pertanian organik, mulai dari pembuatan aktivator, mikroorganisme Lokal dan eco-enzime, pembuatan pupuk organik dan pembuatan kompos mix hayati (kom-mix hayati) dan pemasaran pupuk organic, serta materi dari praktisi UPPO yaitu Ketua P4S terpadu Ikamaja tentang manajemen Unit Pengelolaan Pupuk Organik ( UPPO). Poin penting dalam UPPO adalah manajemen SDM, manajemen ternak, manajemen limbah ternak, dan manajamen pemasaran. Peserta praktik membuat activator, mikro organisme lokal (MOL), dan eco-enzyme dari kulit buah-buahan.

Untuk benchmarking pengelolaan Unit Pengelola Pupuk Organik (UPPO) yang sudah berjalan dengan baik, dilaksanakan kunjungan lapang di Pusat Pelatihan Pertanian dan Pedesaan Swadaya (P4S) Terpadu Ikamaja Kabupaten Garut. Ketua P4S, Dimyati, mengungkapkan pengalamannya mengelola UPPO selama lebih dari 10 tahun, keuntungan dan kendala yang dihadapi. Peserta juga praktik membuat pupuk kompos dilanjutkan diskusi dengan Pengelola P4S Terpadu Ikamaja.

Kepala Bidang Tanaman Pangan Hortikultura Peternakan dan Perikanan, Afredy Boyke, yang turut mengikuti pelatihan dari awal hingga akhir, di penghujung pelatihan, Jumat (14/4/2023) menyampaikan, “Pelatihan ini sangat bermanfaat karena memberikan pemahaman kepada petani cara membuat pupuk organik yang baik dan berkualitas, efisien dan memiliki nilai jual. Peserta sangat antusias dan semangat mengikutinya karena ini memberikan pemahaman baru untuk petani di Kabupaten Boven Digoel,” ungkapnya. Fredy juga menyampaikan harapannya, sepulang dari belajar di BBPP Lembang petani dapat menerapkan materi pelatihan di UPPO masing-masing.