Kolaborasi Kementan, WAIBI, dan Lapas Terbuka Kendal, Dorong Penerapan Pertanian Regenaratif
Kementerian Pertanian melalui Balai Besar Pelatihan Pertanian (BBPP) Lembang menggelar pelatihan bertema Pertanian Regeneratif. Bertempat di Gedung Serbaguna Kawasan Pembinaan Lapas Produktif Kendal, pelatihan dilaksanakan pada 6-10 Februari 2023.
Giat pelatihan dibuka oleh Kepala Lapas Terbuka Kendal, Rusdedy. Pada arahannya Ia menyampaikan bahwa kegiatan pelatihan ini merupakan kedua kalinya, sebelumnya telah dilaksanakan pelatihan pertanian regeneratif pada tahun 2020.
"Kegiatan pelatihan diselenggarakan sebagai modal peningkatan kapasitas petugas Lapas dalam mengemban tugas selaku pembina. Harapannya, Petugas Lapas Terbuka Kendal dapat membagikan ilmu yang bermanfaat sebagai bekal kemandirian kepada Warga Binaan Pemasyarakatan," tutur Rusdedy.
Sebagai informasi, pelatihan pertanian regeneratif kali ini merupakan kerja sama Lapas Terbuka
Kendal, Yayasan Inisiatif Indonesia Biru Lestari (WAIBI) dan Badan Penyuluhan dan Pengembangan SDM Pertanian (BPPSDMP) sebagai upaya meningkatkan kapasitas petugas Lapas dalam melaksanakan tugas pembinaan kepada Warga Binaan Pemasyarakatan (WBP).
Tema pertanian regeneratif dipilih karena merupakan salah satu sistem pertanian yang mampu meningkatkan kesehatan dan kesuburan tanah serta melindungi keanekaragaman hayati, terutama dalam menghadapi ancaman krisis iklim.
Karenanya, Kementan di bawah arahan Menteri Pertanian, Syahrul Yasin Limpo, juga terus mendukung pertanian regeneratif sebagai salah satu kunci keberhasilan pembangunan pertanian.
"Kondisi saat ini pertanian konvensioanal hendaknya mulai beralih ke penerapan pertanian regeneratif berbasis ekonomi sirkular," pungkas SYL.
Sementara itu Kepala Badan Penyuluhan dan Pengembangan SDM Pertanian (BPPSDMP), Dedi Nursyamsi, menambahkan kunci keberhasilan pembangunan pertanian adalah inovasi teknologi secara menyeluruh. Implementasinya antara lain
pemupukan berimbang, alat dan mesin pertanian, inovasi pengolahan hasil panen, serta pertanian regeneratif dan terintegrasi.
Selama lima hari berlatih peserta memperoleh materi dengan pembelajaran di dalam kelas maupun praktik. Seperti pada praktik identifikasi gulma, bertempat di lahan praktik Tambak Widuri, didampingi Widyaiswara BBPP Lembang peserta melakukan pengamatan. Praktik dilanjutkan dengan membuat MOL, pembuatan pupuk nabati, dan menentukan kontur tanah.
Karadi Mahendra, salah satu peserta, menceritakan kesannya selama pelatihan. Ia mengatakan sangat senang atas kesempatan dalam mengikuti pelatihan kali ini.
"Saya sangat senang karena ilmu yang diberikan sangat bermanfaat. Tidak hanya pertanian, saya juga belajar banyak tentang ekologi atau ilmu makhluk hidup dengan lingkungannya," ungkapnya. (DRY/KYO)