Mengatasi Penurunan Kualitas Fisik Beras

Beras adalah bagian bulir padi (gabah) yang telah dipisah dari sekam. Sekam (Jawa merang) secara anatomi disebut "palea" (bagian yang ditutupi) dan "lemma" (bagian yang menutupi). Pada salah satu tahap pemrosesan hasil panen padi, gabah ditumbuk dengan lesung atau digiling sehingga bagian luarnya (kulit gabah) terlepas dari isinya.


Beras diakui ataupun tidak sejatinya menjadi salah satu istilah yang tak lagi asing kita dengar, hal ini dikerenakan beras menjadi konsumsi makanan pokok bagi mayoritas masyarakat di Indonesia. Meskipun beras menjadi makanan pokok, menurut  Kepala Biro Humas dan Inspirasi Publik Kementan, Kuntoro, menyatakan bahwa  di tahun 2019 volume ekspor beras mencapai 230,2 ton, dan tahun 2020 sebesar 341,1 ton.

 Salah satu kegiatan yang akan berpengaruh pada penentuan kualitas beras adalah pemanenan. Menurut Direktoral Jenderal Tanaman Pangan dan Hortikultura (1999), tujuan pemanenan padi adalah untuk mendapatkan gabah dari lapangan pada tingkat kematangan optimal, mencegah kerusakan dan kehilangan hasil seminimal mungkin. Pemanenan padi tidak akan menguntungkan dan memuaskan jika prosesnya dilakukan dengan cara yang kurang benar dan pada umur panen yang tidak tepat. Cara panen yang tidak baik akan menurunkan kehilangan hasil secara kuantitatif, sedang saat panen yang tepat akan menentukan kualitas gabah dan beras yang pada akhirnya akan berpengaruh pada fisik beras itu sendiri. Panen harus dilakukan bila bulir padi sudah cukup dianggap masak sehingga panen yang kurang tepat dapat menurunkan kualitas gabah maupun beras.

Yang dimaksud dengan karakteristik fisika adalah sifat-sifat suatu bahan pangan (misalnya padi) yang dapat diukur dalam hal dimensi (bentuk, ukuran, tekstur, densitas, porositas), dan penampakan (warna). Struktur umum padi terdiri dari tiga bagian besar yaitu kulit biji, butir biji (endosperm) dan lembaga (embrio). Kulit biji padi disebut sekam, sedangkan butir biji dan embrio dinamakan butir beras. Lapisan terluar disebut pericarp kemudian tegmen, lapisan aleuron dan bagian yang dalam adalah endosperm. Biji-bijian seperti beras, jagung dan kacang-kacangan adalah bahan yang dapat mengalami kerusakan selama handling oleh tangan atau mekanis seperti auger, bucket elevator, dan konveyor pneumatik. Hal ini dikarenakan adanya gesekan antara biji-bijian dengan permukaan peralatan, sehingga mengakibatkan biji-bijian menjadi pecah atau memar. Salah satu indeks dari sifat alir biji-bijian adalah sudut refose. Sudut refose adalah sudut antara bidang horizontal dengan permukaan miring biji-bijan yang dicurahkan pada bidang datar. Kadar air, ukuran, dan bentuk biji-bijian serta adanya benda asing dalam biji-bijian mempengaruhi besarnya sudut refose. Semakin tinggi kadar air biji-bijian umumnya meningkatkan gaya gesek permukaan biji sehingga sudut refosenya pun meningkat.

Selain itu kualitas beras dipengaruhi juga oleh kondisi penyimpanan. Penyimpanan  yang baik  akan  mampu mempertahankan mutu beras  selama periode simpan, bahkan lebih lama. Daya simpan beras dipengaruhi oleh sifat genetis benih, mutu gabah, awal simpan dan kondisi ruang simpan. Oleh karena itu, hanya gabah yang bermutu tinggi yang layak disimpan. Kondisi ruang simpan yang nyata mempengaruhi daya simpan beras adalah suhu dan kelembapan ruang penyimpanan. Penyimpanan dilakukan untuk mempertahankan daya simpan komoditas dan melindungi produk dari kerusakan serta terkait erat dengan kebijakan distribusi dan pemasaran seperti pengangkutan, pengeringan, penjualan dan pengolahan. Penyimpanan gabah atau beras di tingkat petani pada umumnya sudah menggunakan lumbung yang bersih dengan konstruksi yang memenuhi persyaratan. Gabah atau beras disimpan dalam bentuk curahan atau dimasukkan dalam karung goni yang bersih, kuat, tidak bocor dan bebas dari hama. Indikator adanya kerusakan pada beras yang disimpan lama adalah adanya kutu beras, sehingga diupayakan menghindari tumbuhnya kutu beras selama masa penyimpanan.

Cara mencegah kutu beras perlu dipahami supaya lebih layak dikonsumsi dan tahan lama. Pasalnya, banyak yang membeli beras dalam jumlah banyak untuk dijadikan persediaan. Akibat kebiasaan membeli beras dalam jumlah banyak ini, maka akan berisiko besar terserang kutu, jika tidak memahami cara mencegah kutu beras yang benar. Akan tetapi, cara mencegah kutu beras ini juga berguna dalam mencegah beras jadi berbau apek serta berjamur. Apabila beras sudah terlanjur terkena kutu serta berjamur, maka beras tidak lagi memiliki rasa yang pulen ketika sudah dimasak, bahkan cenderung berbau, kandungan gizi di dalam beras juga berisiko mengalami penurunan.

Pada dasarnya, cara mencegah kutu beras yang paling dasar adalah dengan memperhatikan tempat, kebersihan, serta beberapa bahan tambahan yang diperlukan. Selain itu, ketika membeli beras dipastikan membeli beras yang masih baru, kadar air beras sesuai dengan yang dipersyaratkan dan memiliki kualitas yang bagus. Sebab, beras dengan kualitas yang rendah dan sudah lama, jadi lebih rentan terkena kutu beras.

Berikut ini cara menghindari kutu beras pada beras yang disimpan:


1. Menyimpan Beras pada Wadah Tertutup
Cara mencegah kutu beras yang pertama adalah menyimpan beras di wadah tertutup. Menutup wadah beras bisa menjaga kualitas beras agar tetap bagus dan terhindar dari kutu, kemudian tutup dipastikan dalam kondisi rapat dan tidak bocor. Meski sepele, namun lupa menutup beras semalaman juga berpotensi menyebabkan beras menurun kualitasnya. Dengan menutup rapat tempat penyimpanan beras, dapat terhindar dari lembap. Apabila beras disimpan dalam kondisi terbuka dan pada area lembap, akan memicu kadar air dalam beras meningkat. Jika tidak ditutup, beras akan semakin banyak menyerap air yang dapat berpotensi munculnya jamur. Tanda beras jamuran bisa ditandai dengan beras menggumpal. Idealnya kadar air dalam beras sebesar 14 persen. Jika beras sudah berjamur dan kutuan, maka kualitas beras menjadi jelek. Bulir-bulir beras akan berlubang karena sudah dimakan kutu, maka tidak heran jika kandungan gizinya pun ikut berkurang.


2. Menyimpan Beras di Tempat Kering
Memperhatikan lokasi penyimpanan beras menjadi solusi lain yang dapat mempertahankan kualitas beras. Pasalnya, suhu penyimpanan beras yang lembap bisa menjadi faktor pemicu tumbuhnya jamur serta bakteri penyebab bau apek dan kutu beras. Itulah pentingnya menghindari jenis wadah terbuka sebagai tempat menyimpan beras. Lokasi tempat penyimpanan wadah beras di area yang lembap serta basah perlu juga dihindari, karena berpotensi mengundang kutu beras dan jamur. Tempat penyimpanan beras harus dalam kondisi kering dan bersih serta terhindar dari berbagai hewan.

3. Rutin Membersihkan Wadah Beras
Membersihkan wadah secara berkala juga salah satu cara memperlakukan beras supaya memiliki daya simpan lebih lama. Wadah penyimpanan beras dipastikan telah dibersihkan terlebih dahulu. Jika perlu, wadah beras dibersihkan dengan disinfektan guna mencegah munculnya kuman dan bakteri. Selanjutnya, sisa beras yang lama tidak dicampur dengan beras baru dalam satu wadah, karena dapat menyebabkan munculnya kutu beras dan jamur.

4. Membekukan Beras di Freezer
Sebelum dimasukkan ke dalam wadah, ada baiknya untuk membekukan beras terlebih dahulu. Cara ini dilakukan untuk memastikan beras yang dibeli terbebas dari telur kutu. Proses pembekuan bisa dilakukan selama empat hari. Pembekuan dapat membunuh larva serta telur yang bisa saja terselip di dalam beras dan mencegah perkembangbiakannya.


5. Menambahkan Daun Salam
Daun salam kering yang diletakkan di dalam wadah beras juga bisa menjadi salah satu cara mencegah kutu beras. Cara ini juga efektif untuk bahan lain seperti tepung maupun gandum.


6. Memberi Daun Jeruk
Penggunaan daun jeruk sebagai salah satu cara mencegah kutu beras juga seringkali dilakukan. Daun dengan aroma khas ini sangat efektif dalam mengusir kutu beras. Cara penggunaannya berbeda dengan daun salam. Kurang lebih 50 gram daun jeruk purut ditumbuk dan dimasukkan pada wadah tempat penyimpanan beras. Aroma yang timbul dari daun jeruk bisa membuat kutu beras tidak betah tinggal berlama-lama di dalamnya.


7. Menambahkan Bawang dan Cabai
Dalam sebuah penelitian disebutkan bahwa mengonsumsi cabai dapat memperpanjang usia (Dok.Unsplash/Elle Hughes). Percaya atau tidak, ternyata menambahkan bawang dan cabai ke dalam wadah berisi beras juga bisa menjadi salah satu cara mencegah kutu beras. Jenis bawang yang bisa digunakan adalah bawang putih dan bawang merah. nTidak perlu banyak-banyak, cukup ditambahkan dua hingga tiga siung bawang serta tiga buah cabai ke dalam wadah berisi beras. Dengan melakukan cara mencegah kutu beras, setidaknya bisa menjaga kualitas beras sehingga tetap layak dikonsumsi.

Daftar Pustaka
https://food.detik.com/info-kuliner/d-5490886/cara-menyimpan-beras-agar-awet-lebih-lama-dan-bebas-kutu.