Hadapilah Hidup Hari Ini

HADAPILAH  HIDUP  HARI  INI



Merenung.jpg

Ada sebuah toko obat di jalan Tamblong, kota Bandung, yang cukup menarik perhatian saya. Di tembok toko kecil itu terpampang ngajeblag kalimat: PUTUS ASA ADALAH DOSA. TABIB MAWN. Sejak tahun 50-an sewaktu saya mulai ngumbara sekolah SMA di Bandung, tulisan itu sudah ada. Dan sampai sekarang tulisan tersebut masih tetap utuh. Maksudnya mungkin mengingatkan, agar janganlah berputus asa karena adanya penyakit yang menimpa seseorang.
 
 
 
 
 
 
 
 

Memang benar! Mengapa kita biarkan kebimbangan, kecemasan dan putus asa akan masa depan merajalela dalam sanubari kita? Hadapilah hidup hari ini dengan berbagai aktivitas. Termasuk upaya penyembuhan apabila sedang ditimpa penyakit ataupun musibah.

Beberapa psikolog, bahkan kaum agamis telah banyak memberikan cara dan teknik  guna  menanggulangi kekecewaan  yaitu dengan menyarankan metoda Hiduplah Hari Ini. Dale Carnegie misalnya, telah mengadakan sejumlah mercobaan yang melibatkan orang-orang yang berhasil. Orang-orang yang tidak menggantungkan diri pada hari esok yang masih gelap, tetapi hanya sibuk oleh segala kegiatan hari ini. Hasil percobaan itu mereka tuangkan dalam ungkapan berikut: “Our main business is not to see what lies dimly at a distance, but to do what lies clearly at hand”. Ini adalah wejangan Thomas Carlyle.

Dan Dale Carnegie menambahkan bahwa, Doktor Osler telah menghimbau para mahasiswa di Yale University untuk memulai hari ini dengan do’a kepada Tuhan Yang Maha Esa: “Berilah kami rezeki pada hari ini." Ia mengingatkan mereka bahwa do’a tersebut hanya untuk memohon rezeki hari ini.

Do’a ini tidak mengajarkan untuk mengeluh tentang nasi kemarin yang telah basi, dan juga tidak mengatakan: “Oh Tuhan, kemarau sangat panjang, kami kuatir tidak mendapatkan makanan pada musim yang akan datang. Atau bagaimana saya dapat memberi makan istri dan anak-anakku, sedang saya telah kehilangan pekerjaan”. Sesungguhnya ia tidak gentar menghadapi kecemasan-kecemasan yang masih belum dapat dipastikan itu. Do’a tersebut hanya mengajarkan kepada kita untuk rezeki hari ini. Karena rezeki hari ini adalah satu-satunya rezeki yang dapat kita nikmati hari ini.

Hidup pada hari ini adalah sesuai dengan sabda Nabi Muhammad Rasulullah SAW: ”Barangsiapa memasuki waktu pagi dengan perasaan aman dalam hatinya, sehat badannya, mempunyai makanan untuk hari itu, maka seakan-akan dunia dengan segala isinya digiring kearahnya”. (H.R. al Turmudzi).

 
 

Sebetulnya kita telah memiliki dunia seluruhnya, pada hari yang dikumpulkan unsur-unsur ini semuanya di tangan kita. Karena keamanan, kesehatan dan kecukupan merupakan suatu kekuatan yang diberikan kepada akal agar dapat berpikir dengan tenang dan mantap, yang kadang-kadang dapat merubah perjalanan sejarah seluruhnya. Semua nikmat ini adalah jaminan yang besar bagi pemiliknya agar dapat menjalani masa sekarang yang sedang dihadapinya, dengan membawa hasil yang sempurna. Terlepas dari segala kesulitan dan problem.

 
 

Sesungguhnya memberati pikiran dengan kesulitan yang belum tiba waktunya itu adalah suatu kebodohan yang nyata. Kebanyakan hal ini merupakan personifikasi daripada keragu-raguan yang ditimbulkan oleh rasa bosan. Walaupun seseorang benar dalam sesuatu yang ia bayangkan, namun masa sekarang dengan suatu hal yang akan berlaku di masa datang merupakan satu kesalahan yang tidak mudah dimanfaatkan. Seharusnya seseorang memulai atau membuka harinya seakan-akan hari itu merupakan satu alam yang terpisah dari himpunan waktu dan tempat.

 
 

Seorang ulama Abu Hatim pernah menyatakan: ”Sesungguhnya antara aku dan para raja itu sama-sama berada dalam hari yang sama. Hari kemarin sudah tidak mereka rasakan lagi kelezatannya. Dan hari esok, aku dan mereka sama-sama menguatirkannya.” Jadi yang ada adalah hanya hari ini. Apa gerangan yang bakal terjadi pada hari ini. Kelezatan-kelezatan yang telah lampau sirna bersama lalunya hari kemarin. Tak seorangpun yang bisa mempertahankannya, walaupun hanya sebagian. Sedang esok, masih dalam kandungan gaib. Sama-sama dinanti oleh penguasa dan rakyat jelata.

 
 

Kehidupan pada batas-batas hari ini bukanlah berarti sama sekali tidak memikirkan masa yang akan datang atau tidak mempersiapkan diri buat masa depan. Karena menaruh perhatian dan memikirkan hari esok adalah pertanda akal sehat.

 
 

Disini terdapat perbedaan antara menaruh perhatian pada masa akan datang dan cemas memikirkannya. Antara mempersiapkan diri bagi masa depan dan hanya tenggelam didalamnya. Antara kesadaran menggunakan hari ini dan ketakutan yang samar-samar yang adakalanya berguna buat hari esok.

 
 

 

 

_________________________