Kiat Praktis Mengeringkan Sayuran Instan Skala Rumah Tangga

bbpplembang artikel proses pengeringanSayur dan buah merupakan salah satu   yang dapat diolah menjadi berbagai produk olahan komersial. Sayuran beku, sayuran kaleng, sayuran kering, sayuran fermentasi, dan saos adalah beberapa contoh produk olahan sayur dan buah. Sayuran beku dapat diolah dari komoditas wortel, kentang, dan jagung. Sayuran kaleng dapat memanfaatkan komoditas kacang polong, jagung tomat. Sayuran kering dapat menggunakan bahan olahan dari jamur, bawang putih, wortel, dan daun bawang. Hasil produk sayuran fermentasi berupa sayur asin, sauerkraut, dan asinan/pikel. Sedangkan olahan saos berupa saos tomat, saos apel, dan saos cabai.

Ketika segala sesuatu dituntut cepat dan praktis maka salah satu solusi yang harus ditentukan oleh produsen  untukpengawetan sayuran dan memperpanjang masa simpan ada  2 hal yaitu 1) umur simpan yang diinginkan dan 2) konsumen yang menjadi target. Salah satu teknologi pengawetan adalah dengan cara pengeringan. Pengeringan merupakan teknologi populer dengan cara menurunkan kadar air bahan pangan hingga aktifitas air minimum agar mikroorganisme tidak dapat tumbuh pada bahan pangan.

Diantara keuntungan membuat sayuran kering instan, selain mudah dan praktis dibawa kemana-mana, sayuran kering instan juga merupakan salah satu cara pengawetan makanan agar tidak tumbuh jamur dan bakteri sehingga menghambat proses pembusukan pada sayuran. Di sisi lain, sayuran kering instan memiliki umur simpan yang lebih lama dibandingkan makanan tanpa pengeringan. Selain itu, sayuran kering juga memiliki nutrisi yang sama dengan makanan tanpa proses pengeringan.

Inti dari membuat sayuran kering adalah menjaga kelembaban dan suhu tetap rendah serta menjaga sirkulasi udara tetap baik agar kualitas makanan tetap terjaga.

Sayuran kering dapat dibuat sendiri di rumah dengan menggunakan dehidrator, microwave, oven, atau dijemur di bawah sinar matahari. Berikut beberapa kiat praktis mengeringkan sayuran instan skala rumah tangga:

1. Pengeringan Memanfaatkan Sinar Matahari

Sistem pengeringan matahari sering digunakan untuk mengeringkan makanan seperti kerupuk. Pengeringan matahari tidak disarankan untuk mengeringkan sayuran atau buah, terutama di tempat yang memiliki kelembaban tinggi dan suhu malam yang dingin.

Makanan dapat mengering dalam waktu 3-4 hari jika berada pada suhu ruangan yang tepat. Makanan yang dijemur di bawah sinar matahari diusahakan tidak terkena sinar matahari langsung pada siang hari dan dipastikan kelembabannya kurang dari 20 persen.

2. Pengeringan dengan Udara

Proses penjemuran sayuran memanfaatkan ruangan dengan ventilasi yang baik, sehingga sirkulasi udara yang baik dapat dimanfaatkan untuk menjemur makanan.  

Cara ini biasanya menggunakan ruang loteng karena memiliki penyaringan udara yang baik. Pengeringan udara biasanya digunakan untuk sayuran, bumbu dapur, cabai, dan jamur.

Prosesnya dilakukan dengan mengikat produk yang akan dikeringkan menjadi satu atau dirangkai dan dibiarkan hingga kering. Pengeringan  dapat dilakukan dengan cara memasukkan sayuran yang akan dikeringkan ke dalam kantong kertas untuk menghindari debu dan kotoran lainnya.

3. Pengeringan Menggunakan Microwave

Microwave biasanya digunakan untuk menghangatkan atau memanggang makanan.  Pengeringan sayuran bisa menggunakan microwave dalam jumlah sedikit, karena kapasitas microwave yang kecil. Microwave dapat digunakan mengeringkan sayuran daun, buah, dan rempah-rempah. Hanya saja, pencinta makanan atau sayuran kering mengatakan bahwa jika  mengeringkan makanan menggunakan microwave, tekstur makanan menjadi terlalu renyah.   Untuk memperoleh hasil yang baik seperti tekstur yang renyah dan warna yang sesuai dengan sayuran aslinya, disarankan memanggang sayuran di microwave tidak terlalu lama.

Sayuran atau rempah-rempah kering diletakkan di atas tisu, kemudian dimasukkan ke dalam microwave selama 2-3 menit. Jika teksturnya dirasa belum terlalu kering, penjemuran bisa diulangi selama 30 detik agar lebih renyah.

4. Pengeringan Menggunakan Oven

Oven adalah alat yang paling populer di kalangan ibu-ibu. Berbeda dengan microwave yang harus menggunakan listrik, oven bisa dipanaskan langsung di atas kompor.

Meskipun dapat digunakan untuk mengeringkan makanan menjadi makanan kering, sistem pengeringan oven membutuhkan waktu 2-3 kali lebih lama dibandingkan dengan menggunakan dehidrator. Hal ini dikarenakan oven tidak memiliki kipas untuk sirkulasi udara sehingga membutuhkan waktu lebih lama untuk mengering. Selain itu, oven menggunakan lebih banyak energi daripada dehidrator.

Sehingga proses pengeringan ini perlu memperhatikan teknis pengoperasian oven. Oven dipastikan berada pada pengaturan yang hangat untuk mencegah makanan menjadi terlalu matang dan mengering. Oven perlu dipasang termometer di dekat makanan dan suhu pengeringan diatur sesuai dengan kebutuhan.

Untuk mendapatkan sirkulasi udara yang baik, dapat dilakukan dengam cara membuka pintu oven sekitar 5-10 cm, lalu diletakkan kipas angin untuk meningkatkan sirkulasi. Hasil pengeringan yang baik seperti warna dan kerenyahan dengan cara ini membutuhkan ketelatenan dan ketelitian yang ekstra.

5. Pengeringan Menggunakan Dehidrator

Alat ini dirancang khusus untuk membuat makanan kering yang berkualitas. Dehidrator atau mesin pengering makanan sangat dianjurkan dalam pembuatan makanan kering karena memiliki suhu yang ideal dan dapat menjaga kualitas makanan kering.

Dehidrator menyediakan panas yang diperoleh dari elemen listrik serta ventilasi kecil untuk menjaga sirkulasi udara. Jika dibandingkan dengan alat pengering yang lain maka dehidrator yang paling  baik untuk mendapatkan makanan kering berkualitas tinggi.

Demikian beberapa hal tentang pengeringan sayuran instan dengan teknologi tepat guna skala rumah tangga. Harapannya, kiat praktis mengolah sayuran kering instan ini menjadi solusi bagi ibu rumah tangga di tengah kesibukan mereka dalam menyediakan sayuran berkualitas bagi keluarga.

Daftar Pustaka :

Kness on June 16, 2021 in Kuliner

Tjahjadi C. 2008.  Teknologi Pengolahan Sayur dan Buah. Widya Padjajaran-Cetakan Pertama.