Kementan & NAM CSSTC Gelar Pelatihan Internasional Packaging and Labelling

Kementerian Pertanian (Kementan) bersama Non-Aligned Movement Centre for South-south Technical Cooperation (NAM CSSTC) melalui Balai Besar Pelatihan Pertanian (BBPP) Lembang kembali menggelar pelatihan internasional. Kali ini pelatihan mengangkat materi kemasan dan pelabelan bertajuk Online Training Course on Labelling and Packaging”, pada 29-30 Juni 2021.

bbppl-nam

Pelatihan diikuti oleh 40 orang peserta melalui Zoom Virtual Conference pukul 13.00 WIB. Peserta  berasal dari negara Asia Pasifik yakni Bangladesh, Lebanon, Nepal, Pakistan, Fiji, Solomon Island, dan tuan rumah Indonesia, yang merupakan negara-negara yang tergabung dalam keanggotaan NAM CSSTC.

Hal ini menjadi salah satu bentuk kontribusi Kementerian Pertanian di kancah internasional di bidang pertanian dalam membantu meningkatkan kompetensi SDM Pertanian dunia. Acara diawali dengan pengisian pre-test¸sambutan Director of NAM CSSTC, dan dibuka oleh Kepala Pusat Pelatihan Pertanian (Puslatan), Leli Nuryati.

“Pelatihan bertemakan labelling and packaging ini merupakan salah satu upaya memperbaiki kondisi lingkungan yang sudah tercemar limbah fisik maupun kimia. Melalui edukasi yang diberikan pada pelatihan ini diharapkan peserta dapat mendapatkan pengetahuan baru tentang pengemasan,” jelas Lely saat membuka acara. Kapuslatan melanjutkan dengan dengan pemaparan program Kementerian Pertanian Republik Indonesia.

Materi disampaikan oleh Saptoningsih, Fiadini Putri, dan Estu Hariyani, Widyaiswara BBPP Lembang. Pada hari pertama materi berfokus pada pengemasan dengan menjelaskan definisi, fungsi, jenis-jenis, hingga kelebihan dan kekurangan dari setiap jenis kemasan.

Lebih lanjut, peserta melakukan praktik pembuatan paperbag dari kertas kado dan kertas nasi sebagai kemasan primer maupun sekunder. Untuk memperkaya referensi peserta terhadap model-model kemasan ditampilkan video tutorial pembuatan kemasan dari kertas, plastik, dan alumunium foil, serta model-model kreatfif berbahan kertas.

Pada hari kedua, Widyaiswara menyampaikan materi yang berfokus pada pelabellan, mulai dari standar atau persyaratan utama dalam mendesain label dan contoh-contoh label kemasan.

Pembelajaran juga dilengkapi dengan video tutorial pembuatan label melalui web online “Canva” dan praktik pembuatan label kemasan menggunakan kertas dan spidol secara manual agar lebih mudah diikuti oleh peserta. Penyampaikan materi dilanjutkan dengan sesi tanya jawab.

Peserta sangat tertarik dengan materi yang diberikan. Pertanyaan yang diberikan juga beragam mulai dari fungsi jenis-jenis kemasa, hingga referensi kemasan khusus produk-produk halal. Pada sesi penutupan, Imtiaz Hussain peserta dari Pakistan, memberikan kesan pesan selama dua hari mengikuti pelatihan.

“Pelatihan sangat menarik, saya mendapat hal dan pengetahuan yang baru mulai dari jenis-jenis kemasan, tutorial pembuatan kemasan, hingga referensi untuk produk halal. Semua materi dapat dengan mudah diterima dan dipraktikkan. Terima kasih BBPP Lembang,” ungkapnya.

Acara ditutup oleh Siti Karimatun dari Puslatan. Siti berharap pelatihan dan kerjasama antara NAM CSSTC, Kementerian Pertanian, dan BBPP Lembang dapat terus berlanjut dan memberikan lebih banyak pengetahuan baru di bidang pertanian bagi dunia internasional.

Menteri Pertanian, Syahrul Yasin Limpo, memberikan perhatian khusus terhadap kontribusi Indonesia bagi dunia internasional. SYL menekankan pentingnya keterlibatan Kementan di kancah dunia dengan berperan aktif membantu negara mitra di Afrika dan Pasifik yang masih terbelakang.

"Indonesia selama ini telah banyak membantu negara-negara mitra di Afrika, seperti membangun training center di Gambia dan Tanzania, lalu membuat proyek percontohan pengembangan kacang kedelai di Madagaskar dan padi di Sudan. Indonesia juga mengirim bantuan traktor tangan untuk beberapa negara Pasifik seperti Fiji dan Vanuatu," kata Mentan SYL. 

Sementara Kepala Badan Penyuluhan dan Pengembangan Sumber Daya Manusia Pertanian (BPPSDMP), Dedi Nursyamsi, menjelaskan bahwa Indonesia memiliki banyak tenaga ahli.

"Indonesia punya banyak tenaga ahli dalam berbagai bidang yang siap untuk bekerjasama dalam membantu negara-negara mitra di Afrika dan Pasifik," katanya.