Biaya Pengolahan Hasil Pertanian
Biaya Pengolahan Hasil Pertanian
Biaya
Biaya produksi adalah biaya yang harus dikeluarkan oleh perusahaan untuk dapat menghasilkan output. Kegiatan produksi dalam perusahaan dapat dilaksanakan apabila tersedia faktor-faktor produksi. Suatu perusahaan manufaktur ynag akan melakukan operasi produksi harus terlebih dahulu menyediakan faktor-faktor produksi itu.
Seperti yang telah dijelaskan bahwa sumber biaya terbagi menjadi dua kategori yaitu fixed cost dan variable cost. Klasifikasi biaya-biayanya, yakni baiya tetap (fixed cost) dan biaya variabel (variable cost). Fixed cost (FC) adalah biaya untuk fixed resources, sedangkan variable cost (VC) adalah biaya untuk varieble resources; hasil jumlah kedua biaya itu akan menghasilkan biaya total (TC). Selain itu baik biaya tetap, biaya variabel, maupun biaya total, ketiga-tiganya dapat dicari nilai rata-ratanya yang kemudian akan menghasilkan nilai-nilai biaya seperti: biaya rata-rata (AFC), biaya variabel rata-rata (AVC), dan biaya marginal (MC). Secara keseluruhan, biaya itu ada dua macam, yakni biaya langsung (direct cost) dan biaya tak langsung (indirect cost).
Biaya langsung adalah biaya yang langsung berhubungan dengan proses produksi, seperti biaya bahan mentah, bahan pembantu, bahan bakar dan sebagainya. Biaya langsung ini juga disebut biaya prima (prime cost) dan biaya yang dapat dipisahkan (separable cost).
Biaya tak langsung adalah biaya yang tidak langsung berhubungan dengan proses produksi. Biaya tak langsung ini juga disebut biaya yang tak dapat dipisahkan (unseparable cost) dan biaya overhead. Biaya jenis yang kedua ini terbagi menjadi dua, yakni biaya overhead tetap (fixed overhead) dan biaya overhead variabel (variable overhead cost). Biaya overhead tetap adalah biaya yang tak langsung berhubungan dengan proses produksi serta jumlahnya pun tetap.
Analisis Biaya Produksi Pengolahan
Modal, adalah Barang ekonomi yang dapat dipergunakan untuk memproduksi kembali, atau barang ekonomi yang dapat dipergunakan untuk mempertahankan/ meningkatkan pendapatan. Investasi harta tetap, adalah Seluruh biaya yang digunakan untuk investasi harta tetap. Harta tetap, adalah Sarana prasarana usaha yang mempunyai jangka usia ekonomi atau usia pemakaian yang panjang atau berumur tahunan.Biaya produksi adalah sejumlah pengorbanan ekonomis yang harus dikorbankan untuk memproduksi suatu barang/produk.
Biaya Produksi Pengolahan Meliputi
- Bahan-bahan (pembelian, pengangkutan, penyimpanan, administrasi)
- Tenaga kerja (upah, tunjangan-tunjangan)
- Bangunan, tanaman tahunan dan alat-alat produksi tahan lama (pemeliharaan, penyusutan, bunga, asuransi, sewa)
- Tanah (sewa tanah apabila menyewa)
- Jasa-jasa pihak lain
- Biaya penunjang seperti biaya angkut, biaya administrasi, pemeliharaan, biaya listrik, biaya keamanan dan asuransi
- Biaya pemasaran seperti biaya iklan
- Pajak
Hasil Produksi / Penerimaan
Menurut Soekartawi (1995), Penerimaan adalah perkalian antara produksi yang diperoleh dengan harga jual.
Rumus Menghitung Penerimaan
TR = Y. Py
Di mana:
TR = total penerimaan usaha
Y = produksi yang diperoleh dalam suatu usaha
Py = harga Y
Pendapatan UsahaPengolahan
Menurut Soekartawi1 (1995), pendapatan usaha adalah selisih antara penerimaan dan semua biaya.
Rumus Menghitung Pendapatan
Pd = TR – TC
Di mana:
Pd = pendapatan usaha
TR = total penerimaan usaha
TC = total biaya produksi usaha pengolahan
ANALISIS BIAYA USAHA PENGOLAHAN HASIL
1. Penerimaan :
- Produksi total4.000 bungkus
- HargaRp 4.500 per bungkus
- Penerimaan Rp 18.000.000,-
2. Biaya :
a) Biaya variabel :
- Pupuk kimia Rp 1.381.625,-
- Pupuk organik Rp 1.575.000,-
- Pestisida Rp 4.025.000,-
- Tenaga kerja Rp 1.433.750,-
Jumlah variebel Rp 8.415.375,-
b) Biaya tetap Rp 650.000,-
- Total biaya Rp 9.065.375,-
- Pendapatan Rp 8.934.625,-
Biaya variabel per unit Rp 2.103,84- (Biaya variabel dibagi produksi)
- Kelayakan Usaha :
- R/C atau RCR (Revenue Cost Ratio)
Rp 18.000.000
R/C = -------------------- = 1,98
Rp 9.065.375,-
- Analisis BEP (Break Event Point)
- BEP Produksi (Kg)
FC Rp 650.000,-
BEP = ------------ = ------------------------ =
P - AVC Rp 4.500 - Rp 2.103,84
Rp 650.000,-
----------------- = 271,27 bungkus
Rp 2.396,16,-
- 2.BEP Penerimaan (Rp):
FC Rp 650.000,- Rp 650.000,-
BEP = ------------ = ------------------------- = ---------------------- VC Rp 8.415.375,- Rp 0,53
1 - ------ 1 - ------------------------------
R Rp 18.000.000,-
= Rp 1.226.415,-
- 3.BEP harga (Rp/bungkus)
TC Rp 9.065.375,-
BEP = ------- = ------------------
Y 4.000 bungkus
= Rp 2.226,- per bungkus
Cara lain Kriteria yang digunakan untuk menilai kelayakan usaha
- Net Present Value (NPV),
- Net Benefit Cost Ratio (Net B/C), atau Profitability Index
- Internal Rate of Return (IRR),
1) Net Present Value (NPV)
Net Present Value (NPV) atau nilai sekarang bersih adalahanalisis manfaat finansial yang digunakan untuk mengukur layak tidaknyasuatu usaha dilaksanakan dilihat dari nilai sekarang (present value) aruskas bersih yang akan diterima dibandingkan dengan nilai sekarang darijumlah investasi yang dikeluarkan.
- Arus kas bersih adalah laba bersihusaha ditambah penyusutan.
Jumlah investasi adalah jumlah totaldana yang dikeluarkan untuk membiayai pengadaan seluruh alat-alatproduksi yang dibutuhkan dalam menjalankan suatu usaha.
Data yang diperlukan untuk menghitung NPV dari suatu usaha :
- Jumlah investasi yang dikeluarkan,
- Arus kas bersihper tahun sesuai dengan umur ekonomis dari alat-alat produksi yangdigunakan untuk menjalankan usaha yang bersangkutan.
di mana:
NVP = net present value
AKB = arus kas besih = (laba setelah pajak + penyusutan) dari tahun pertama sampaitahun n
i = Tingkat diskonto (discount factor) = tingkat bunga
PVAKB = present value dari AKB
I = pengeluaran investasi dari tahun awal (tahun 0) sampai tahun n
PVI = present value dari investasi
Analisis net B/C merupakan perbandingan antara Presen Value dari Arus Kas Bersih dengan Present ValueInvestasi yang dikeluarkan.
Net B/C
sering juga disebut sebagai profitability indeks. Jadi, net B/C dihitung
dengan rumus:
Σ PVAKB
Net B/C =
Σ PVI
Kriteria penilaian dilakukan sebagai berikut:
jika Net B/C > 1 usahayang direncanakan layak untuk dilaksanakan, dan jika net B/C < 1 usahayang direncanakan tidak layak untuk dilaksanakan.
Iternal Rate of Return (IRR) atau tingkat pengembaliandari investasi. IRR menunjukkan tingkat discount rate atau tingkatkeuntungan dari investasi yang menghasilkan NPV sama dengan nol.
di mana:
i1 = tingkat diskonto (tingkat bunga) yang menghasilkan NPV positif
i2 = tingkat diskonto (tingkat bunga) yang menghasilkan NPV negatif
Kriteria penilain digunakan tingkat bunga bank.
Jadi, jika IRR > tingkatbunga bank, maka usaha yang direncanakan atau yang diusulkan layakuntuk dilaksanakan, dan jika sebaliknyausaha yang direncanakan tidaklayak untuk dilaksanakan.
Contoh Aplikasi PenilaianKelayakan Usaha
Pengusaha pembuat kripik nangka merencanakan untuk menjalankan usaha dibidang jasa penggorengan/ vacum fraying. Untuk maksud tersebut, pengusaha memperoleh informasilebih mendalam mengenai usaha tersebut. Berdasarkandata yang berhasil dikumpulkan dari beberapa pengusaha sejenis diperoleh data sebagai berikut:
1. Jumlah biaya investasi untuk penggorengan+ vacum fraying siappakai mencapai RP. 19.000.000,00 dengan umur ekonomis selama 5tahun. Di samping itu berdasarkan pengalaman, setelahlima tahun masih memiliki nilai sisa dengan harga jual Rp. 120.000,00.
2. Biaya operasi dan pemeliharaan per tahun mencapai 4.340.000,00dengan rinciannya per tahun adalah,
a. Gaji oprator Rp. 1.800.000,00 .
b. Biaya bahan bakar Rp. 2.340.000,00.
c. Biaya suku cadang Rp. 80.000,00.
d. Biaya perawatan Rp. 120.000,00
Selama 5 tahun jumlah biaya operasi dan perawatan diperkirakan tidak berubah
3. Penyusutan dilakukan dengan menggunakan metode garislurus. Perhitungannya adalah,Penyusutan Vacum Fraying per tahun = (harga beli aset - nilai sisa)/umurekonomis = (19.000.000 -120.000)/5 = Rp. 3.776.000,00.
4. Setoran rata-rata per hari Rp. 35.000,00 dan sebulan dihitung 26 hari.
Dengan demikian, perkiraan pendapatan per tahun adalahRp.10.920.000
5. Sumber dana investasi seluruhnya dibiaya dari modal sendiri. Tingkatbunga kredit bank diketahui misalnya sebesar 19% per tahun.
Untuk mengetahui apakah rencanausaha jasa vacum fraying tersebut layak atau tidak.
Maka perlu menghitung perkiraan rugi/laba, perkiraan arus kas,dan analisis manfaat
inansial terhadap rencana usaha tersebut. Hasilnya dipaparkan melalui Tabel 1 sampai Tabel 4 sebagaiberikut:
TABEL 1
Perkiraan Rugi/Laba Usaha Jasa Vacum Fraying (dalam Rp. 000)
No |
Keterangan |
Tahun |
|||||
0 |
1 |
2 |
3 |
4 |
5 |
||
1 |
Pendapatan usaha
|
- - |
10.920 - |
10.920 - |
10.920 - |
10.920- |
10.920 120 |
2 |
Jumlah pendapatan |
- |
10.920 |
10.920 |
10.920 |
10.920 |
11.040 |
3 |
|
- - |
4.340 3.776 |
4.340 3.776 |
4.340 3.776 |
4.340 3.776 |
4.340 3.776 |
4 |
Jumlah Biaya |
- |
8.116 |
8.116 |
8.116 |
8.116 |
8.116 |
5 |
Laba kotor (2)-(4) |
- |
2.804 |
2.804 |
2.804 |
2.804 |
2.924 |
6 |
Bunga pinjaman |
- |
- |
- |
- |
- |
- |
7 |
Laba sebelum pajak |
- |
2.804 |
2.804 |
2.804 |
2.804 |
2.924 |
8 |
Pajak |
- |
- |
- |
- |
- |
- |
9 |
Laba bersih |
- |
2.804 |
2.804 |
2.804 |
2.804 |
2.924 |
10 |
Arus Kas Bersih: (9) + (penyusutan) |
- |
6.580 |
6.580 |
6.580 |
6.580 |
6.700 |
TABEL 2. Perkiraan Arus Kas Bersih Usaha Jasa Vacum Fraying (Rp)
Tahun |
Investasi (I) |
Arus Kas Bersih (AKB) |
0 |
19.000.000,- |
- |
1 |
- |
6.580.000,- |
2 |
- |
6.580.000, |
3 |
- |
6.580.000, |
4 |
- |
6.580.000, |
5 |
- |
6.700.000,- |
TABEL 3. Perhitungan Net Present Value Usaha Jasa Vacum Praying
Thn |
Investasi |
AKB |
DF *) 19% |
PVI |
Present Value AKB (PVAKB) |
0 |
19.000.000 |
- |
1 |
19.000.000 |
- |
1 |
- |
6.580.000,- |
0,840 |
- |
5.527.200 |
2 |
- |
6.580.000, |
0,706 |
- |
4.645.480 |
3 |
- |
6.580.000, |
0,593 |
- |
3.901.940 |
4 |
- |
6.580.000, |
0,499 |
- |
3.283.420 |
5 |
- |
6.700.000,- |
0,419 |
- |
2.807.300 |
Jumlah |
19.000.000 |
20.165.340 |
|||
*)DF=Discount Faktor = 1/(1+i)n, di mana i=tingkat bunga, n=thn |
- Perhitungan NPV (tabel 3)
n n
NPV = Σ PVAKB - Σ PVI
i=1 i=0
NPV = 20.165.340 - 19.000.000
= 1.165.340 > 0
2) Net B/C
Σ PVAKB 20.165.340
Net B/C = ------------ = --------------- = 1,06> 1
Σ PVI 19.000.000
Di mana :
1,06 = setiap Rp 1,- pengeluaran investasi sanggup menghasilkan penerimaan Kas bersih sebesar Rp 1,06,-
3) IRR (Tabel 4)
Perhitungan IRR Usaha Jasa Mesin Vacm Fraying
Thn |
AKB |
Tkt. Bunga 19% |
Tkt. Bunga 22% |
||
DF |
PVAKB |
DF |
PVAKB |
||
1 |
6.580.000,- |
0,840 |
5.527.200 |
0,820 |
5.395.600 |
2 |
6.580.000, |
0,706 |
4.645.480 |
0,672 |
4.421.760 |
3 |
6.580.000, |
0,593 |
3.901.940 |
0,551 |
3.625.580 |
4 |
6.580.000, |
0,499 |
3.283.420 |
0,451 |
2.967.580 |
5 |
6.700.000,- |
0,419 |
2.807.300 |
0,370 |
2.479.000 |
Jumlah |
20.165.340 |
- |
18.889.520 |
||
PVI |
19.000.000 |
- |
19.000.000 |
||
NPV |
1.165.340 |
- |
-110.480 |
1.165.340
IRR = 0,19 + ------------------------------ (0,22- 0,19)
1.165.340 - (-110.480)
1.165.340
IRR = 0,19 + ------------------------ (0,03) = 0,2174
1.275.820
= 0,2174 atau 21,74 % > 19 %
Rumus NPV
di mana:
NVP = net present value
AKB = arus kas besih = (laba setelah pajak + penyusutan) dari tahun pertama sampaitahun n
i = Tingkat diskonto (discount factor) = tingkat bunga
PVAKB = present value dari AKB
I = pengeluaran investasi dari tahun awal (tahun 0) sampai tahun n
PVI = present value dari investasi
2) Net B/C
Analisis net B/C merupakan perbandingan antara Presen Value dari Arus Kas Bersih dengan Present ValueInvestasi yang dikeluarkan.
Net B/C sering juga disebut sebagai profitability indeks. Jadi, net B/C dihitung dengan rumus:
Σ PVAKB
Net B/C =
Σ PVI
Kesimpulan
Berdasarkan hasil analisis manfaat finansial, yaitu denganmenggunakan ukuran atau kriteria NPV, net B/C dan IRR diperolehinformasi bahwa:
(1) NPV > 0
(2) Net B/C atau indeks profitabilitas > 1
(3) IRR > 19%
Karena itu dapat disimpulkan bahwa, rencana usaha jasa vacum fraying layak untuk dilaksanakan.
DAFTAR PUSTAKA
Muhammad Firdaus, 2007. Manajemen Agribisnis. Penerbit PT. Bumi Aksara. Jakarta
Faqih. 2009. Analisis biaya, pendapatan, titik impas (bep) dan kelayakan usahatani ubijalar {ipomoea batatasl) (studi kasus di desa beringin kecamatan ciwaringin kabupaten cirebon). https://pppm.pasca.uns.ac.id/wp-content/uploads/2012/09/Faqih.pdf. diakses pada 14 October 2012
Rosyidi, Suherman. (2006). Pengantar Teori Ekonomi. Jakarta:PT. Raja Grafindo Persada
Sukirno,sadono. (2005). Pengantar Teroi Ekonomi Mikro. Jakarta:PT.RajaGrafindo Persada