Membangun Suasana Diklat
Pendidikan dan Pelatihan (diklat) adalah upaya untuk mengembangkan kemampuan intelektual dan kepribadian manusia. Penggunaan istilah diklat dalam suatu institusi atau organisasi biasanya disatukan menjadi diklat. Dalam rangka mencapai tujuan diklat, maka diperlukan berbagai upaya untuk menciptakan suasana diklat yang menyenangkan dalam proses pembelajaran.Dalam hal ini terdapat berbagai faktor sebagai faktor pendukung dan faktor penghambat untuk menciptakan suasana diklat yang menyenangkan tersebut.
Proses pembelajaran adalah menciptakan suasana menyenangkan dan menyajikan yang menarik agar peserta bergairah menerima dan meresponnya. Implikasi teori psikologi diklat tersebut dalam proses pembelajaran adalah menciptakan suasana diklat yang menyenangkan agar peserta bergairah mengikuti seluruh program diklat yang telah direncanakan.Pendapat para ahli psikologi pendidikan tersbut menjadi landasan bagi para pelatih dalam merancang dan melakukan kegiatan mendidik, mengajar, melatih, juga membimbing peserta diklat.
Hakikat Pendidikan dan Pelatihan
Pelatihan juga sesungguhnya merupakan salah satu bentuk pembinaan ketenagaan yang dikenal sebagai pembinaan fungsional yang dilakukan oleh balai diklat disamping pembinaan melekat oleh atasan langsung (Malik, Oemar, 2000).Diklat dapat dipandang sebagai salah satu bentuk investasi.Oleh karena itu setiap organisasi atau instansi yang ingin berkembang, maka diklat bagi karyawannya harus memperoleh perhatian yang besar.Memperhatikan pentingnya pelatihan dalam pengembangan sumberdaya manusia selaku penggerak dari suatu organisasi, maka komponen-komponen yang tercakup dalam proses pelatihan harus diperhatikan dengan seksama.
Diklat adalah suatu proses yang akan menghasilkan suatu perubahan perilaku sasaran diklat.Secara konkrit perubahan perilaku itu berbentuk peningkatan kemampuan dari sasaran diklat. Kemampuan ini mencakup kemampuan kognitif, afektif maupun psikomotor.
Telah dikemukakan sebelumnya, komponen yang menyangkut pelatihan yaitu Kurikulum, Metode Pelatihan, Pelatih, Sarana prasarana yang keseluruhannya saling terkait.Dalam proses pelatihan, disamping kurikulum maka metode pelatihan turut memegang peranan penting. Bagaimanapun pandainya seorang pelatih dalam usahanya untuk mengajarkan pengetahuan, sikap dan keterampilan, tidak terlepas dari metode pelatihan yang digunakan.Metode pelatihan yang digunakan oleh pelatihnya akan mempermudah proses belajar dan mengajar.
Suasana Diklat yang Menyenangkan
Metode pelatihan adalah cara-cara dan teknik komunikasi yang digunakan oleh pelatih dalam menyajikan dan melaksanakan proses pembelajaran, sedangkan media pelatihan adalah berbagai alat dan teknik komunikasi sebagai alat dalam proses pembelajaran, baik oleh pelatih maupun peserta.Metodologi pelatihan harus dilandasi oleh konsep dan prinsip-prinsip belajar-mengajar, karena pada dasarnya pelatihan adalah memberikan kemudahan kepada peserta latihan untuk melakukan kegiatan belajar secara aktif.Dengan cara belajar ini, peserta berusaha merumuskan masalah, mencari data dan memecahkan masalah sendiri.Dalam pembelajaran orang dewasa metode yang digunakan dan dikembangkan adalah metode Andragogi.
Suasana Diklat yang menyenangkan adalah suatu keadaan yang dikondisikan untuk membuat peserta diklat senang menerima dan merespon pelajaran atau melakukan serangkaian pengalaman belajar yang telah dirancang untuk mencapai kompetensi yang dibutuhkan dalam kehidupan nyata.Jadi fungsi pendidikan adalah menciptakan suasana Diklat yang menyenangkan, yang membuat peserta bergairah mengembangkan daya yang dimiliki. Implementasinya pembelajaran bukan mengajarkan pengetahuan, melainkan menciptakan suasana yang membuat peserta senang menerima dan mengikuti seluruh rangkaian program Diklat yang telah dirancang atau dipersiapkan untuk mencapai kompetensi yang dibutuhkan dalam dunia kerja.
Dengan demikian seorang pelatih dituntut lebih kreatif agar dapat menciptakan pengalaman belajar yang sesuai dengan tuntutan masyarakat. Berkenaan dengan hal ini Soekidjo (1998) mengemukakan beberapa hal yang perlu diperhatikan oleh pelatih yaitu sebagai berikut:
a. Educational Change Agent
Pelatih merupakan alat dalam suatu perubahan melalui pendidikan, yang senantiasa berusaha menolong peserta didik untuk berubah, dengan cara mendorong dan mengarahkan peserta didik dalam mencapai tujuan belajar.
b.The Learner
Semakin pelatih mengenal trainee sasaran didiknya, maka proses belajar mengajar semakin baik. Trainee dalam hal ini adalah orang dewasa, dan ada 4 faktor yang perlu diperhatikan dari mereka, yaitu: faktor psikologis, faktor fisiologis, faktor sosial budaya dan faktor psiko-sosial.
C. Metodologj
Pelatih harus mengetahui macam-macam metode dan dapat menentukan metode yang disukai/sesuai. Penentuan metode ini sangat tergantung dari pengalaman pelatih.
d. Multimedia
Penggunaan multimedia lebih efektif dibandingkan hanyamenggunakan satu media.
e . Evaluation
Evaluasi merupakan hal penting dilaksanakan oleh pelatih, dan dilakukan pada saat proses belajar dan pada akhir proses belajar.
Penerapan Suasana Diklat yang Menyenangkan
Penerapan konsep suasana yang menyenangkan diilhami hasil penelitian Dr. George Lozanop,tahun1970 (dalam JPG, Sianipar dan Suwaris, 2006) mengindikasikan bahwa dengan memadukan musik (suasana senang) dengan sugesti dan permainan memberikan dampak positif terhadap keberhasilan proses pembelajaran.
1. Mengenal Konsep Suasana Diklat yang Menyenangkan
Program dimulai dengan lingkungan fisik, diperindah dengan tanaman, seni dan musik. Tujuan penyelenggaraan suatu diklat harus sesuai dengan kebutuhan dalam dunia kerja. Widyaiswara/fasilitator memegang peranutama dalam menciptakan suasana senang dan mampu memberikan rasa aman, nyaman, senang menerima dan merespon pelajaran yang diberikan, bergairah mempelajari dan menerapkannya. Dalam hal ini widyaiswara/fasilitator harus membuat penampilannya, gaya komunikasi dan materi yang disajikannya disukai peserta.
2. Mendobrak Mitos dengan “Rule Breaking”
Ada kritik terhadap konsep belajar menyenangkan, yang menyatakan sekolah itu tidak mudah dan tidak mungkin pikiran dapat dikonsentrasikan pada pelajaran kalau ada gangguan suara nyanyian hura-hura. Pikiran ini sebaiknya diruntuhkan dengan rule breaking, yaitu kemampuan mendobrak aturan-aturan/kebiasaan yang mapan.Pendidikan adalah institusi perubahan perilaku, dan motor perubahan itu adalah widyaiswara (pendidik/pengajar/pelatih yang inovatif.)
3. Mencairkan Kebisuan Menjadi Keceriaan, Kegembiraan dengan Meruntuhkan Mitos dalam Diklat.
Tugas pertama widyaiswara adalah mendobrak, meruntuhkan mitos “kebisuan, kesunyian, kekakuan dan kekhawatiran aku tidak bisa”. Mitos itu menghantui peserta diklat. Suasana takut, khawatir, tertekan sangat menghambat terjadinya proses belajar efektif, harus diubah menjadi suasana menyenangkan. Berbagai cara atau aktivitas yang dapat digunakan untuk mencairkan suasana, salah satu adalah saling mengenal. Dengan saling mengenal diri dan orang lain dalam kelompok belajar dapat dirubah suasana kaku menjadi ssuasana yang menyenangkan atau suasana persahabatan yang hangat, sehingga proses pembelajaran dapat berlangsung baik.
4. Pengenalan Program Diklat
Untuk membuat peserta menyukai setiap pelajaran yang disajikan, maka harus ada upaya pengembangan dari suasana perkenalan yang menyenangkan menjadi suasana senang menerima dan merespon setiap materi yang disajikan, antara lain sebagai berikut:
- Mengenal program Diklat secara lengkap
- Mengenal makna dan tujuan Diklat
- Mengenal kurikulum secara keseluruhan
-Pengalaman widyaiswara yang selalu berada di tengah-tengah peserta dan menyatakan diri senang, terbuka diajak berkonsultasi atau memfasilitasi peserta setiap ada kesulitan,tidak pernah khawatir dan tidak berada dalam suasana tertekan.
Faktor-faktor yang Mempengaruhi Suasana Diklat
1. Faktor- faktor yang mendukung suasana diklat yang menyenangkan.
a. Lingkungan non fisik (faktor kebebasan, faktor motivasi, faktor psikologis)
b. Lingkungan fisik (ruang kelas yang nyaman;penataan meja, kursi dan alat bantu; pengaturan tata suara, cahaya dan temperatur; penerangan yang baik)
2. Faktor Penghambat
Adapun faktor-faktor yang dapat menghambat terhadap suasana diklat yang menyenangkan, antara lain:
a. Kurangnya motivasi belajar peserta diklat
b. Faktor pribadi (rasa kurang percaya diri, perasaan kurang mampu mengikuti pelajaran)
c.Faktor lingkungan fisik (ruangan kelas yang sempit, kurangnya penerangan, temperatur ruangan terlalu panas atau terlalu dingin, bising)
d. Faktor fasilitator dan penyelenggara diklat (kurangnya kompetensi yang meliputi aspek pengetahuan, keterampilan serta sikap dan perilaku fasilitator serta kurangnya profesionalisme penyelenggara diklat, seperti kurang ramah, lamban dalam melayani peserta diklat)
3. Norma dan Etika dalam Proses Pembelajaran.
Dalam penyelenggaraan diklat diperlukan adanya norma dan etika yang dapat dijadikan pedoman dalam bersikap dan berperilaku dalam proses pembelajaran baik bagi peserta diklat, maupun widyaiswara dan penyelenggara diklat. Masih ditemukan dalam proses pembelajaran terdapat banyak kasus terjadi yang menunjukkan sikap dan perilaku yang tidak profesional baik bagi peserta diklat, maupun widyaiswara dan penyelenggara diklat.Sikap yang tidak semestinya, seperti:
a. Sikap dan perilaku widyaiswara yang kurang menghargai peserta diklat, bahkan terkesan meremehkan.
b. Kurangnya diberi kesempatan berdialog atau berdiskusi; Adanya komunikasi satu arah dan penyampaian hal-hal di luar materi pembelajaran yang memberi kesan untuk menghabiskan waktu.
c. Penyelenggara Diklat yang melayani peserta kurang baik, seperti kurang ramah, lamban, pilih kasih dsb.
d. Peserta diklat yang meremehkan widyaiswara.
e. Peserta Diklat yang tidak jujur dalam melaksanakan tugas-tugas yang diberikan oleh widyaiswara.
DAFTAR PUSTAKA
JPG, Sianipar dan Suwaris, 2006. Bina Suasana Diklat, Lembaga Administrasi Negara Republik Indonesia.
Oemar Malik. 2000. Pengembangan Sumber Daya Manusia, Manajemen Pelatihan Ketenagakerjaan, Pendekatan Terpadu. Jakarta ; Bumi Aksara
Soekidjo Notoatmodjo. 1998. Pengembangan Sumber Daya Manusia. Jakarta; PT Rineka Cipta.