Media Pembelajaran Interaktif
Pengembangan sumber daya manusia (SDM) adalah suatu upaya untuk mengembangkan kualitas dan kemampuan SDM untuk dapat mengelola sumber daya alam. Salah satu upaya dalam pengembangan SDM adalah melalui pendidikan dan pelatihan (diklat). Untuk mewujudkan hasil diklat yang baik perlu dirancang sistem pembelajaran yang optimal, dengan memperhatikan komponen-komponen yang dapat menunjang pembelajaran dengan baik. Satu diantara komponen tersebut yaitu penggunaan media pembelajaran dalam proses belajar mengajar. Penggunaan media pembelajaran yang baik dapat mempertinggi kualitas proses belajar mengajar, yang pada gilirannya dapat meningkatkan kualitas hasil pembelajaran.
Salah satu kegiatan dalam pembelajaran adalah penyampaian informasi dan teknologi pertanian kepada penggunanya. Informasi dan teknologi pertanian tersebut bisa disampaikan secara langsung maupun tidak langsung dengan menggunakan media pembelajaran. Berbagai media pembelajaran dapat digunakan untuk mengemas informasi dan teknologi yang akan disampaikan kepada petani sebagai pengguna teknologi seperti: media cetak, media audio, media audio visual, media berupa obyek fisik atau benda nyata.
Secara umum dapat dikatakan bahwa media merupakan suatu perantara yang digunakan dalam proses belajar. Tujuan penggunaan media adalah untuk memperjelas informasi yang disampaikan sehingga dapat merangsang pikiran, perasaan perhatian, dan kemampuan sasaran. Dengan demikian media berperan penting antara lain dalam memberikan pengalaman yang konkrit dan sesuai dengan tujuan belajar.
Manfaat Media Pembelajaran
Keberhasilan proses belajar-mengajar tidak terlepas dari ketersediaan sarana dan prasarana yang dimiliki oleh lembaga diklat tersebut. Sarana yang dimaksud adalah alat bantu/media yang menunjang proses pembelajaran. Digunakannya alat bantu, karena dapat mempermudah proses belajar mengajar. Soekidjo (1998) menguraikan secara terperinci manfaat penggunaan alat bantu, sebagai berikut:
a. Menimbulkan minat sasaran pembelajaran.
b. Mencapai sasaran yang lebih banyak.
c. Membantu mengatasi hambatan bahasa.
d. Merangsang sasaran pembelajaran untuk melaksanakan pesan-pesan.
e. Membantu sasaran pembelajaran untuk belajar lebih banyak dan cepat.
f. Merangsang sasaran pembelajaran untuk meneruskan pesan-pesan yang diterima kepada orang lain.
g. Mempermudah penyampaian bahan pembelajaran/informasi oleh pelaku pembelajaran.
h. Mempermudah penerimaan informasi oleh sasaran pembelajaran.
i. Mendorong keinginan orang untuk mengetahui, kemudian lebih mendalami dan akhirnya
memberikan pengertian yang lebih baik.
j. Membantu menyimpan pengertian yang diperoleh.
Dari uraian ini dapat dipahami bahwa peristiwa belajar-mengajar pada hakekatnya adalah suatu proses komunikasi. Sebagai suatu proses komunikasi, alat perantara (alat bantu) merupakan salah satu unsur pendukung yang hanipir tidak mungkin ditinggalkan dalam suatu peristiwa belajar-mengajar. (Masnur, Nur Hasanah dan Basenang, 1987).
Pemilihan Media Pembelajaran
Dalam pemilihan dan penggunaan media pembelajaran agar mempertimbangkan: (1) tujuan pembelajaran, (2) materi pelatihan, (3) ketersediaan media itu sendiri, (4) kemampuan pelatih yang akan menggunakannya. Seseorang atau masyarakat dalam proses pembelajaran dapat memperoleh pengalaman melalui berbagai macam alat bantu pembelajaran, dimana masing-masing alat mempunyai intensitas yang berbeda-beda dalam membantu persepsi seseorang. Media apapun yang digunakan, pada prinsipnya harus dapat meningkatkan efektivitas dan kelancaran proses belajar terutama dalam memperjelas materi yang dipelajari sehingga dapat mempercepat terjadinya perubahan perilaku (pengetahuan, keterampilan dan sikap) dikalangan kelompok sasaran.
Oleh karenanya perlu diuraikan teknik pengembangan media sederhana yang dapat dikerjakan sendiri oleh fasilitator.Media tersebut meliputi media berbasis visual, ada pula media berbasis audio-visual, serta media berbasis komputer. Salah satu media pembelajaran yang penting adalah media pembelajaran interaktif.Apa itu media pembelajaran interaktif?? akan kita bahas dalam tulisan ini.
Media Pembelajaran Interaktif
Untuk dapat melaksanankan tugasnya secara profesional, seorang guru dapat memahami dan memiliki keterampilan yang memadai dalam mengembangkan berbagai model pembelajaran yang efektif, kreatif dan menyenangkan. Undang-undang Sistem Pendidikan Nasional No. 20 Tahun 2003 menyatakan pembelajaran adalah proses interaksi peserta didik dengan pendidik dan sumber belajar pada suatu lingkungan belajar. Pembelajaran sebagai proses belajar yang dibangun oleh guru untuk mengembangkan kreativitas berpikir yang dapat meningkatkan kemampuan berpikir siswa, serta dapat meningkatkan kemampuan mengkonstruksi pengetahuan baru sebagai upaya meningkatkan penguasaan yang baik terhadap materi pelajaran.
Dalam penyelenggaraan pelatihan, sering ditemukan keadaan dimana waktu pelatihan sangat terbatas, sedangkan kemampuan peserta pelatihan dalam menerima materi pelatihan tidaklah sama, ada yang cepat menangkap namun ada yang memrlukan waktu lebih dalam memahami. Dari fenomena ini maka ingin diketahui efektivitas pembelajaran interaktif yang dirasakan oleh para peserta diklat dalam menerima pelajaran. Pembelajaran interaktif dinyatakan oleh Dimyati dan Mujiono (1999) seperti yang dikutip oleh Komara (2014) adalah suatu kegiatan guru yang secara terprogram dalam desain instruksional, untuk membuat siswa belajar secara aktif yang menekankan pada penyediaan sumber belajar. Ditambahkannya pula, model pembelajaran interaktif adalah suatu cara atau teknik pembelajaran yang digunakan oleh guru/fasilitator pada saat menyajikan bahan pelajaran dimana guru pemeran utama dalam menciptakan situasi interaktif yang edukatif, yakni interaksi antara guru dengan siswa, siswa dengan siswa dan dengan sumber pembelajaran dalam menunjang tercapainya tujuan belajar.
Syarat model pembelajaran interaktif dikemukakan oleh Ahmad Sabri dalam Endang Komara (2014) adalah sebagai berikut: (1) dapat membangkitkan motivasi, minat atau gairah belajar siswa, (2) dapat merangsang keinginan siswa untuk belajar lebih lanjut, (3) dapat memberikan kesempatan bagi siswa untuk memberikan tanggapannya terhadap materi yang disampaikan, (4) dapat menjamin perkembangan kegiatan kepribadian siswa, (5) dapat mendidik siswa dalam teknik belajar sendiri dan cara memperoeh pengetahuan melalui usaha pribadi, (6) dapat menanamkan dan mengembangkan nilai-nilai dan sikap siswa dalam kehidupan sehari-hari. Peran guru mempunyai hubungan erat dengan cara mengaktifkan siswa dalam belajar, terutama dalam proses pengembangan keterampilan. Balen (1993) seperti yang dikutip oleh Komara (2014), bahwa pengembangan keterampilan yang harus dimiliki siswa adalah keterampilan berpikir, keterampilan sosial dan keterampilan praktis. Ketiga keterampilan tersebut dapat dikembangkan dalam situasi belajar mengajar yang interaktif antara guru dengan siswa dan siswa dengan siswa.
Agar siswa termotivasi dalam komunikasi 2 arah, maka guru perlu memilih strategi pembelajaran yang menyenangkan. Sebagaimana pendapat Murray (1984) yang menyatakan hal-hal yang bersifat menyenangkan dapat menggali dan mengembangkan motivasi siswa. Motivasi siswa dipengaruhi taraf kesulitan materi. Ini berarti motivasi dapat berkurang apabila materi pembelajaran mempunyai taraf kesulitan yang tinggi atau sebaliknya. Namun dapat juga taraf kesulitan justru tergantung pada motivasi siswa. Kegiatan belajar tidak ditekankan pada “hasil”, tetapi pada “proses” belajar. Dengan demikian yang lebih utama adalah penyusunan strategi bagaimana agar siswa memperoleh pengetahuan dengan cara “mengalami”, bukan “menghafal”.
Evaluasi penting dilakukan untuk mengukur sejauh mana media pembelajaran yang telah dipilih dan digunakan, dirasakan manfaatnya terhadap pemilihan bahan perbaikan dalam rangka meningkatkan efektivitas dan efisiensi penggunaan media pembelajaran pada periode berikutnya secara berkesinambungan. Media tidak dapat dipilih dan digunakan asal saja, tetapi harus dipilih dengan seksama dan digunakan dengan benar. Tidak ada suatu mediapun yang dapat dipakai untuk mencapai semua tujuan, sehingga tidak mungkin semua diperlakukan dengan media yang sama. Dalam penyelenggaraan diklat, pemilihan jenis media yang digunakan perlu dipertimbangkan pada kebersamaan antara metode belajar mengajar, tujuan dan situasi pembelajaran. Dari sekian banyak media dalam penggunaannya tidak ada satu mediapun yang terbaik, karena setiap jenis media mempunyai kelemahan. Yang terbaik tentunya menggunakan kombinasi beberapa jenis media, sehingga dapat menutupi kelemahan media tersebut.
DAFTAR PUSTAKA
Arsyad, A., 2013, Media Pembelajaran. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada.
Kustandi, C. dan Sutjipto, B., 2011. Media Pembelajaran: Manual dan Digital. Bogor: Ghalia Indonesia.
Komara E., 2014. Belajar dan Pembelajaran Interaktif, Bandung: PT Refika Aditama.
Kaswan, 2011. Pelatihan dan Pengembangan untuk Meningkatkan Kinerja SDM, Bandung:: Alfabeta.
Masnur, N.H. dan Saliwangi B., 1987. Dasar-dasar Interaksi Belajar Mengajar Bahasa Indonesia, Bandung: CV. Jemmars.
Moekijat, 1991, Latihan dan Pengembangan Sumber Daya Manusia, Bandung: CV. Mandor Jaya.
Moekijat, 1995, Manajemen Personalia dan Sumber Daya Manusia. Bandung: CV. Mandor Jaya.
Malik, O., 2000. Pengembangan Sumber Daya Manusia, Manajemen Pelatihan Ketenagakerjaan: Pendekatan Terpadu, Jakarta: Bumi Aksara.
Notoatmodjo, S., 1998, Pengembangan Sumber Daya Manusia, Jakarta: PT. Rineka Cipta.