Lm3 Jabal Rahmah
Nagari Koto Baru, Kecamatan Sungai Tarab, Kabupaten Tanah Datar, Sumatera Barat
Saiyo Sakato Bersama Masyarakat
Salah satu terobosan yang dilakukan oleh pesantren ini adalah melakukan usaha produksi terhadap pangan. Sukses menerapkan sistem pendidikan didukung dengan usaha berdikari santrinya untuk bertani. Hasilnya luar biasa.. Dengan upaya ini anak-anak pun merasa termotivasi untuk bisa hidup mandiri dalam bidang pertanian. Kehidupan pesantren pun terbantu termasuk gaji guru dan karyawannya.
Nama Jabal Rahmah diambil dari tempat di salah satu bukit tempat pertemuan Nabi Adam As. Pesantren ini berada di lereng Gunung Merapi atau sering disebut Jorong Aia Manumbuak Batu (AMB) yang memiliki pemandangan nan indah, dimana kondisi lingkungan masyarakatnya sangat mendukung keberadaannya.
Abuya Tgk Yusuf Manani adalah pendiri pondok pesantren, yang dibantu oleh anak, menantu dan kerabat yang sudah termasuk keluarga besar yang mengelola dan terlibat dalam proses belajar dan mengajar serta masyarakat sekitarnya, dari awal terbentuknya sampai saat ini, dan terus ke depan selama adanya kecintaan dan kebersamaan masyarakat serta pertolongan Allah Swt menyertainya, pesantren ini akan terus berkarya sesuai dengan visi dan misi yang dimilikinya.
Beberapa pepatah dan pituah yang diucapkan pimpinan pondok pesantren atau sering disebut dengan nama abuya, dalam membina dan membimbing pesantren ini, sehingga perkembangannya cukup pesat adalah “saiyo sakato” = seiya sekata; “bule aiy de pembuluh, bule kate de mupake” = bulat air karena bambu, bulat kata karena mufakat, serta kemauan yang kuat dari pimpinan tunggal yang tinggi dan luas wawasanya dalam mewujudkan cita-citanya dimana ada kemauan, pasti ada jalan ‘ado poa ado sarawa, ada paha ado celana’.
Keinginan mendirikan Pondok Pesantren tersebut mendapat dukungan dari masyarakat Nagari Koto Baru yang merupakan salah satu Nagari diwilayah Kecamatan Sungai Tarab dengan luas 417 ha/km dengan jumlah penduduk 1285 jiwa yang terdiri atas 271 kepala Keluarga dengan jarak ke ibu Kota Kecamatan 9 km.
Sedangkan usaha tanaman pangan yang dilakukannya itu adalah yaitu dalam bentuk tanaman padi, yang sudah memasuki tiga periode tanam pertahun dengan luas tanam dalam satu kali periode tanam 1,5 ha dan panen dua kali setahun dengan rata-rata panen 5 ton produksi padi pertahun, disamping itu produksi tanaman sayur yaitu cabe dan tomat.
Dimana dalam penanaman terhadap cabe rata-rata pertahun dengan luas tanam 0,5 ha sehingga produksi berkisar 3 sampai dengan 3,4 ton pertahun dan penanaman terhadap tanaman tomat pada tahun 2006 ini mencapai 1,5 ha sehinggga mencapai produksi sampai dengan 60 ton.
Sedangkan jumlah santri tahun ini tercatat sebanyak 231 orang yang terdiri dari tingkat MI sebanyak 94 orang, tingkat Mtsn sebanyak 111 orang dan tingkat MA sebanyak 25 orang.
Pola pertanian yang dilakukan bersama santri dan dibantu oleh masyarakat ternyata tidak saja bisa mencukupi kebutuhan guru tapi juga untuk pengembangan pesantren seperti tahun 2005 dari hasil panen tembakau mereka berhasil panen sebesar Rp.9.900.000. tanaman jahe sebesar Rp.17.500.000.- dan buncis sebesar Rp.5.700.000,- kemudian bulan Mei lalu mereka juga sudah panen tembakau sebesar Rp.4.500.000.- Tomat Rp,.1.625.000.- Dan buncis sebesar Rp.2.725.000-.
Disamping juga mereka juga memperoleh bantuan dari masyarakat lainnya baik dalam bentuk zakat maupun sumbangan lainnya dari para donatur.