Prinsip Dasar Pelatihan dan Pengembangan Sumber Daya Manusia

bbppl artikelprinsippelatihanMenurut Andrew E.Sikula pelatihan adalah proses pendidikan jangka pendek, yang menggunakan prosedur sistematis dan terorganisasi. Istilah pelatihan ditujukan kepada pegawai pelaksana, untuk meningkatkan pengetahuan, keterampilan dan sikap, baik teknis maupun non teknis. Sedangkan pengembangan pelatihan lebih ditujukan kepada pegawai tingkat manajerial untuk meningkatkan konseptual, kemampuan dalam pengambilan keputusan dan memperluas human relation.

Komponen pelatihan dan pengembangan pelatihan meliputi:

  1. Tujuan dan sasaran pelatihan harus jelas dan dapat diukur.
  2. Para pelatih/fasilitator/widyaiswara (trainers), harus ahli di bidangnya (profesional).
  3. Materi pelatihan dan pengembangan harus sesuai dengan dengan tujuan yang hendak dicapai.
  4. Metode pelatihan dan pengembangan harus sesuai dengan tingkat kemampuan pegawai/peserta.
  5. Peserta pelatihan harus memenuhi persyaratan yang diperlukan.

Menurut Mc Gehee (1979), prinsip perencanaan pelatihan dan pengembangannya meliputi:

  1. Materi harus diberikan secara sistimatis.
  2. Tahapan materi harus sesuai dengan tujuan yang hendak dicapai.
  3. Pelatih/fasilitator/widyaiswara harus mampu memotivasi dan respon dengan serangkaian materi pelatihan
  4. Adanya penguat (reinforcement) yang mampu membangkitkan respon positif kepada peserta pelatihan.
  5. Fasilitator/widyaiswara mampu membentuk perilaku atau perubahan perilaku.

Beberapa cara menentukan kebutuhan pelatihan dan pengembangannya diantaranya adalah:

  1. Analisa jabatan (standard pelaksanaan kerja dan kenyataan)
  2. Tes psikologis (prediksi kemampuan pegawai/peserta)
  3. Penyelidikan moral (mengukur sikap moral sebelum dan sesudah pelatihan)
  4. Analisis kegiatan (kesesuaian antar bidang pekerjaan)

Prinsip belajar dalam pelatihan dan pengembangannya terdiri atas:

Semua manusia dapat belajar walaupun dari berbagai umur, kemampuan pribadi, untuk menuju sikap yang baru

  1. Setiap individu mempunyai motivasi untuk belajar dalam bentuk nyata.
  2. Belajar aktif, bukan fasif.
  3. Peserta dapat memperoleh pengetahuan dengan cepat melalui bimbingan.
  4. Pemberian materi yang sesuai kebutuhan peserta.
  5. Ketersediaan waktu untuk menerapkan suatu pembelajaran.
  6. Metode-metode belajar harus bervariasi untuk mencegah timbulnya kelelahan dan kebosanan.
  7. Peserta harus memperoleh kepuasan belajar.
  8. Peserta memerlukan penguatan perilaku yang tepat.
  9. Standar prestasi harus ditentukan untuk peserta.
  10. Tarap belajar nyata yang berbeda-beda.
  11. Belajar merupakan suatu penyesuaian diri dari individu dan menimbulkan perubahan individu.
  12. Perbedaan individu memainkan peranan besar dalam efektivitas belajar.
  13. Belajar adalah suatu proses kumulatif.
  14. Belajar berhubungan erat dengan perhatian dan konsentrasi.
  15. Belajar meliputi ingatan jangka panjang.