KEWIRAUSAHAAN
Pengertian kewirausahaan dalam era globalisasi, kualitas kemampuan adaptasi petani sebagai seorang wirausahawan terhadap perubahan keinginan konsumen, dan efesiensi usaha adalah hal-hal yang penting dikuasai untuk bisa memenangkan persaingan. Paragdima pembangunan pertanian yang berorientasi pada kewirausahaan adalah suatu keniscayaan yang harus menjadi dasar dalam pembangunan program pelaksanaan kegiatan pembangunan pertanian. Dengan demikian kegiatan pembangunan pertanian mulai dari proses perencanaan sampai dengan pelaksanaan, monitoring, dan evaluasi harus diwarnai oleh karakter kewirausahaan. Kewirausahaan adalah sesuatu proses penciptaan sesuatu yang baru (kreasi baru) dan membuat suatu yang berbeda dari yang sudah ada (inovasi), dan bertujuan untuk mencapai kesejahteraan individu dan nilai tambah bagi masyarakat. Untuk mengurangi resiko kegagalan, maka seseorang dalam berusaha perlu menumbuhkan jiwa kewirausahaannya. Kewirausahaan atau wirausaha terdiri dari kata yaitu: Wira dan Usaha. Wira berarti: unggul, pahlawan, pendekar, berani, teladan, berbudi luhur, berjiwa besar serta memiliki keagungan watak. Usaha diartikan sebagai berbuat sesuatu dan bekerja, yang dalam hal ini dapat diartikan bekerja dalam bidang usaha tertentu seperti pertanian, industri, jasa, dan perdagangan. Wirausahawan adalah orang yang kreatif dan inovatif dalam mengelola sumberdaya dan mampu mewujudkannya secara mandiri untuk peningkatan kesejahteraan diri, masyarakat dan lingkungan. Dengan demikian pengertian wirausahawan mencerminkan karakter yang tekun, giat dan produktif dalam bekerja atau berusaha, mampu mengambil prakarsa dari peluang usaha dengan memperhatikan sumberdaya yang ada, mampu berdiri sendiri tanpa mengandalkan bantuan orang lain, berani mengambil resiko atas kegagalan tanpa harus putus asa, dan mampu bertindak sebagai motivator dan inovator. Karakter-karakter ini perlu dimiliki oleh seorang pengusaha agribisnis. Oleh karena itu pada diri petani/anggota kelompok usaha petani dan masyarakat pelaku agribisnis di pedesaan perlu ditumbuhkan jiwa kewirausahaan. Prinsip dan Etika Kerja: 1. Prinsip kerja adalah untuk menghasilkan pekerjaan yang bermutu dan monumental sepanjang zaman, 2. Etika bekerja yang didasari ketaqwaan dan nilai-nilai keimanan (etika kerja yang mulia): •Sikap budi baik •Jujur dan amanah •Tingkat kesesuaian upah yang adil •Tidak diperbolehkan; menipu, merampas, mengabaikan sesuatu, semena-mena. Lima faktor penting etika yang mulia 1. Adanya keterkaitan individu terhadap diri dan kerja yang menjadi tanggungjawabnya. Kesadaran bahwa Allah SWT melihat dan mengontrol segala kondisi kerja, akan dihisab dan dibalas. Ia termotavasi kerja sungguh-sungguh dan tulus, 2. Berusaha dengan cara halal dalam seluruh jenis kerja, 3. Dilarang memaksakan (memforsir) seseorang, alat-alat produksi atau binatang dalam kerja, 4. Sifat pekerja adalah kuat dan dapat dipercaya, dipercaya oleh mitra usaha dan perbankan, karena selalu memenuhi perjanjian baik aspek jumlah, mutu maupun waktu, 5. Profesionalisme: •Kemampuan untuk memahami dan melakukan pekerjaan sesuai dengan prinsip-prinsip keahlian •Mengerti dan menguasai benar-benar pekerjaannya •Kebangkrutan total, bila tidak profesional Kualitas profesional agribisnis meliputi: a. Pengertian teknologi dan pengetahuan sesuai kebutuhan sistem agribisnis, b. Memiliki kemampuan kewirausahaan, sehingga menjadi pelaku ekonomi yang handal, c. Mempunyai kemampuan kerjasama dengan jaringannya, d. Kemampuan melakukan pendekatan kepada masyarakat dengan menggunakan nilai-nilai budaya setempat. Ciri-ciri wirausaha yang berhasil: 1. Keinginan untuk merdeka: •Kebebasan untuk menjalankan usahanya •Keinginan kuat untuk mengambil keputusan sendiri mengambil risiko dan mewujudkan tujuan yang dicita-citakannya •Menjalani kehidupan dan perilaku kerja pribadinya secara fleksibel, tanpa melanggar prinsip beragama yang benar, 2. Memiliki inisiatif yang besar: •Mempunyai inisiatif dan keingintahuan tinggi dalam mencapai tujuan •Inisiatif dan minat: modal yang sangat menentukan kualitas dan kuantitas informasi yang diperoleh •Minat mengetahui lebih dalam terhadap prospek dan resiko agribisnis. Tingkatkan kewaspadaan dan perencanaan lebih matang •Mendorong seseorang menjadi berani mencoba, 3. Memiliki motivasi tinggi •Aktivitas konkrit yang mencerminkan motivasi tinggi adalah keberanian untuk mencoba •Sikap ini merupakan langkah awal pembuktian diri, bahwa seseorang memang ingin mewujudkan hal-hal yang dipikirkan, bukan hanya angan-angan, 4. Dapat bereaksi dengan cepat: •Kemampuan mengubah pengetahuan/wawasan jauh kedepan kedalam bentuk keterampilan melihat peluang, mengenal lingkungan, mengendalikan dengan cepat kekuatan dan kelemahan unit organisasinya bekerjasama secara efektif, berfikir dan bertindak strategis, namun adaptif terhadap perubahan •Harus mampu membuat prioritas, 5. Mengharapkan hasil yang nyata dengan cepat: •Berpikir dan bertindak kearah pencapaian hal-hal produktif •Inisiatif yang besar, motivasi yang kuat serta kemampuannya untuk melihat peluang dan bereaksi dengan cepat mendorong seseorang wirausahawan untuk menghasilkan secara tepat suatu hasil yang nyata berupa inovasi atau sesuatu yang berbeda dari yang ada •Hasil yang nyata ini berupa produk baru atau layanan baru, 6. Berdekasi tinggi untuk bisnis •Selalu berusaha mencapai yang terbaik, selalu meningkatkan keunggulan yang dimilikinya, mampu dan mau bekerja keras dan tekun serta mencintai kegiatan dan pekerjaannya •Selalu mengasah pengetahuan dan wawasan yang dimilikinya untuk meningkatkan kualitas diri, bekerja sama dengan prinsip saling menghargai dan saling menguntungkan serta mau mendedikasikan dirinya dan bekerja dalam rangka mencapai kemajuan bisnis •Ikhtiar optimal yang selalu dilandasi doa kepada pemberi rezeki Allah SWT manusia hanya menanam tanaman, yang menumbuhkannya adalah Tuhan, 7. Pelaksanaan program/kegiatan usahanya menerapkan prinsip dan etika kerja yang mulia. Demikianlah beberapa hal yang perlu diketahui dalam kewirausahaan, semoga bermanfaat.
*) Dari Berbagai Sumber