Kementan Siapkan Generasi Muda untuk Masa Depan Pertanian Indonesia
LEMBANG - Kementerian Pertanian
(Kementan), melalui Balai Besar Pelatihan Pertanian (BBPP) Lembang, menyiapkan
generasi muda sebagai pilar ketahanan pangan.
Salah satunya, melalui Pelatihan Agribisnis Bawang Merah yang berlangsung 8 hingga 12 September 2025. Kegiatan ini diikuti 25 siswa-siswi yang sedang menjalani praktik kerja lapangan (PKL). Para peserta dibekali dengan keterampilan dan pengetahuan praktis.
Menteri Pertanian, Andi Amran
Sulaiman, dalam berbagai kesempatan menekankan pentingnya peran pemuda.
"Regenerasi petani sangat
krusial. Indonesia butuh pemuda bersemangat tinggi, cerdas, dan berkarakter
kuat untuk jadi garda terdepan ketahanan pangan nasional," ujar Amran.
Kepala Badan Penyuluhan dan
Pengembangan SDM Pertanian (BPPSDMP), Idha Widi Arsanti, menjelaskan bahwa
pelatihan ini adalah bagian dari upaya pemerintah untuk mendorong regenerasi
petani, mengingat jumlah petani yang semakin menua.
Kepala BBPP Lembang, Ajat
Jatnika, menambahkan lembaganya berdedikasi penuh untuk melahirkan generasi
muda potensial melalui beragam program.
"Kami berikan materi praktis
dan teoritis agar peserta siap terjun ke dunia usaha pertanian, baik sebagai
petani profesional maupun wirausaha," tegas Ajat, Jumat (12/9/2025).
Dalam pelatihan yang berlangsung
selama lima hari, peserta menerima materi yang luas mulai dari budidaya,
pengolahan hasil, hingga pemasaran bawang merah.
Widyaiswara memberikan materi
tentang Motivasi Berprestasi dan Dinamika Kelompok untuk membangun semangat
tim.
Kemudian, peserta mendalami
teknik budidaya bawang merah, mulai dari persiapan benih dan lahan, hingga
penanaman.
Fokus pelatihan juga mencakup
Pupuk dan Pemupukan, Pemeliharaan Tanaman, dan Pengendalian Hama dan Penyakit
Terpadu yang ramah lingkungan.
Wawasan peserta juga diperluas
dengan materi Panen dan Pascapanen, Pengolahan Hasil, Analisis Usaha Tani, dan
Pemasaran Hasil Bawang Merah.
Sesi Komunikasi Efektif juga
diberikan untuk meningkatkan soft skill peserta dalam berinteraksi dengan
lingkungannya.
Pelatihan ini memberikan dampak
yang signifikan bagi para peserta.
Salah seorang peserta, Siti,
berbagi pengalamannya,
"Saya mempelajari mengenai
budidaya bawang merah. Budidaya itu meliputi sanitasi, pengolahan lahan,
perawatan. Selanjutnya, untuk panen dan pascapanen itu meliputi panen, yaitu
mencabut atau membawa hasil apa yang kita tanam. Pascapanen itu meliputi
sortasi, grading, dan distribusi,” ujarnya.
Siti melanjutkan, untuk
pemasaran, tujuan pembelajarannya untuk memahami bagaimana cara pemasaran yang
baik dan mempelajari segmentasi pasar.
"Baik ke pasar, supermarket,
ataupun ke hotel dan restoran. Widyaiswara juga melatih kami tentang komunikasi
efektif, bagaimana cara berkomunikasi yang baik dan benar untuk berbicara di
depan khalayak umum,” imbuhnya.
Peserta lainnya, Sabrina juga
mengungkapkan hal serupa.
"Setelah mengikuti pelatihan
bawang merah ini, pengetahuan saya menjadi lebih meningkat secara
signifikan," katanya.
Ia juga mengaku bisa tahu tentang
bagaimana teknik budidaya bawang merah, bisa tahu juga pengelolaan bawang merah
dan juga perawatannya.
"Saya juga dapat
mengidentifikasi apa saja masalah yang ada pada bawang merah dan juga saya bisa
mengetahui varietas yang baik dalam memilih bawang merah. Pelatihan ini sangat
berguna bagi saya untuk meningkatkan kompetensi saya dan bagaimana untuk
meningkatkan produksi dan produktivitas bawang merah," imbuhnya.
Pengalaman serupa juga dirasakan
peserta lainnya, Ardi.
"Hal yang terasa manfaatnya
dari pelatihan ini, saya bisa tahu proses dari awal budidaya sampai panen,
bahkan pemasaran dan cara pemasaran yang tepat,” ujarnya.