Sukses dengan Berwirausaha

bbppl-wirausaha1Semakin maju suatu negara semakin banyak orang yang terdidik, dan banyak pula orang menganggur, maka semakin dirasakan pentingnya dunia wirausaha. Pembangunan akan lebih berhasil jika ditunjang oleh wirausahawan yang dapat membuka lapangan kerja karena kemampuan pemerintah sangat terbatas.  Pemerintah tidak akan mampu menggarap semua aspek pembangunan karena sangat banyak membutuhkan anggaran belanja, personalia, dan pengawasan. Oleh sebab itu, wirausaha merupakan potensi pembangunan, baik dalam jumlah maupun dalam mutu wirausaha itu sendiri.  Sekarang ini kita menghadapi kenyataan bahwa jumlah wirausaha Indonesia masih sedikit dan mutunya belum bisa optimal, sehingga persoalan pembangunan wirausaha Indonesia merupakan persoalan mendesak bagi suksesnya pembangunan.

Banyak faktor psikologis yang membentuk sikap negatif masyarakat sehingga mereka kurang berminat terhadap profesi wirausaha, antara lain bersaing, egois, tidak jujur, sumber penghasilan tidak stabil, pekerjaan rendah, kurang terhormat dan sebagainya. Pandangan semacam ini dianut oleh sebagian besar penduduk, sehingga mereka tidak tertarik dan tidak menginginkan anak-anaknya menerjuni bidang ini, dan berusaha mengalihkan perhatian anak untuk menjadi pegawai negeri, apalagi bila anaknya sudah bertitel lulus perguruan tinggi.

Suatu pernyataan yang bersumber dari PBB menyatakan bahwa suatu Negara akan mampu membangun apabila memiliki wirausahawan sebanyak 2% dari jumlah penduduknya.  Keberhasilan pembangunan yang dicapai oleh Negara Jepang ternyata disponsori oleh wirausahawan yang telah berjumlah 2% tingkat sedang, berwirausaha kecil sebabnya 20% dari jumlah penduduknya.  Inilah kunci keberhasilan pembangunan Negara Jepang. Jika negara kita harus menyediakan 3 juta wirausahawan besar dan sedang, maka kita masih harus mencetak 30 juta wirausahawan kecil. Ini adalah suatu peluang besar yang menantang generasi muda untuk berkreasi, mengadu keterampilan membina wirausaha dalam rangka turut berpartisipasi membangun negara.

Pengertian Wiraswasta dan Wirausaha
Istilah wiraswastawan ada yang menghubungkannya dengan istilah saudagar. Walaupun sama artinya dalam bahasa Sansekerta, tetapi maknanya berlainan. Wiraswasta terdiri atas tiga kata:  wira, swa dan sta, masing-masing berarti: wira adalah manusia unggul, teladan, berbudi luhur, berjiwa besar, berani, pahlawan kemajuan dan memiliki keagungan watak;  swa artinya sendiri;  dan sta artinya berdiri. Dengan demikian, maka wiraswasta berarti keberanian, keutamaan serta keperkasaan dalam memenuhi kebutuhan serta memecahkan permasalahan hidup dengan kekuatan yang ada pada diri sendiri.

Istilah wirausaha berasal dari bahasa Perancis entrepreneur, yang diterjemahkan ke dalam bahasa Inggris dengan arti between taker atau go-between. Dengan demikian pengertian wirausaha adalah orang yang mendobrak sistem ekonomi yang ada dengan memperkenalkan barang dan jasa yang baru, dengan menciptakan bentuk organisasi baru atau mengolah bahan baku baru.  Kegiatannya dilakukan melalui organisasi bisnis yang baru atau dilakukan dalam organisasi bisnis yang sudah ada. Seorang wirausaha adalah orang yang melihat adanya peluang, kemudian menciptakan sebuah organisasi untuk memanfaatkan peluang tersebut.  Jadi wirausaha adalah setiap orang yang memulai sesuatu bisnis yang baru. Sedangkan proses kewirausahaan meliputi semua kegiatan fungsi dan tindakan untuk mengejar dan memanfaatkan peluang dengan menciptakan suatu organisasi.

Walaupun rumusan berbeda-beda, namun pada hakekatnya istilah wiraswasta dengan wirausaha memiliki isi dan karakteristik yang sama. Hanya ada perbedaan fokus antara kedua istilah tersebut.  Wiraswasta lebih fokus pada objek:  ada usaha yang mandiri, sedang wirausaha lebih menekankan pada jiwa, semangat kemudian diaplikasikan dalam segala aspek kehidupan. Contoh: para birokrat di kantor pemerintahan harus ditanamkan pengetahuan kewirausaahaan, agar jiwa dan semangatnya berbeda. Mereka akan lebih kreatif, efisien, tidak selalu ingin menghabiskan anggaran, dan sebagainya.  Pegawai negeri tidak perlu berwiraswasta, tetapi mereka diharuskan memiliki jiwa wirausaha.

bbppl-wirausaha2Menumbuhkan Jiwa Wirausaha
Seorang wirausahawan adalah pribadi yang mandiri dalam mengejar prestasi, ia berani mengambil resiko untuk mulai mengelola bisnis demi mendapatkan keuntungan. Karena itu ia lebih memilih menjadi pemimpin daripada pengikut, untuk itu seorang wirausahawan memiliki rasa percaya diri yang kuat dan mempertahankan diri ketika menghadapi tantangan pada saat merintis usaha baru.

Untuk mengapai keberhasilannya dalam dunia usaha, bagi seorang wirausahawan baik yang akan memulai maupun yang sudah melaksanakan, perlu memperhatikan kiat-kiat apa saja yang dapat mengantar untuk sukses berwirausaha.
Untuk menekuni dunia wirausaha dituntut sikap dan perilaku yang dapat menumbuhkan jiwa wirausaha, yang dicirikan antara lain sebagai berikut:
1.    Berpikir Positif
Berfikir positif bisa berawal dari rasa syukur atau rasa terimakasih atas apa yang dimiliki dan melekat pada diri seseorang.  Orang yang berpikir positif memandang sesuatu barang selalu bernilai bagi dirinya, sehingga berfikir positif membuat seseorang maju dalam hidupnya, selalu mencari kemanfaatan dan keuntungan terhadap benda yang dilihat dan dirasakan.

2.    Berjiwa Kompetitif
Jiwa kompetitif adalah jiwa yang selalu hidup dengan persaingan sehat dan berusaha untuk memenangkan persaingan tersebut.  Dalam berusaha, jiwa kompetitif atau jiwa yang senang dengan persaingan menjadi modal yang penting. Jiwa bersaing yang sehat seperti jiwa bertanding yang positif. Akan menambah energi dan semangat juang secara optimal.         

3.    Berlaku Hemat
Kata “hemat” dalam kehidupan sehari-hari sama maknanya dengan “irit” (bukan kikir), prihatin dan cermat, terutama dihubungkan dengan sikap atau tindakan seseorang dalam menggunakan sesuatu barang, uang energi, waktu sesuai dengan keperluan.  Sikap prihatin akan menimbulkan sikap hati-hati dan cermat agar tidak terjebak kepada hidup tidak seimbang, dimana pengeluaran lebih besar daripada penghasilan, yang dapat menjebak kepada hutang yang irasionil, artinya hutang besar dengan kemampuan mengembalikan kecil.

4.    Menepati Janji
Kepercayaan dalam hal usaha bisnis merupakan hal yang sangat penting bahkan ini sangat vital.  Banyak orang memulai usaha tetapi modal uang hanya sedikit, namun dia memiliki komitmen memegang janji dan bisa dipercaya, maka dia memperoleh tambahan pinjaman modal lagi.

bbppl-wirausaha35.    Menghargai Waktu
Menghargai waktu dengan berbuat sesuatu adalah kunci keberhasilan dan kemenangan.  Waktu memang mahal harganya bagi orang-orang yang tahu hakekat waktu dalam kehidupan.  Amatilah orang-orang besar di dunia ini, rata-rata mereka sangat ketat dan mempunyai apresiasi yang tinggi terhadap waktu, yang dimanfaatkannya seefektif dan seefisien mungkin.

6.    Kreatif
Kreativitas muncul dari pikiran kreatif.  Pikiran kreatif muncul dari pembaca aktif.  Membaca dalam arti luas juga mencakup pengamatan, penganalisaan sesuatu, mengkritisi dan mempraktekkan. Kreativitas dapat menghasilkan uang. Jadi kalau ingin uang, maka kreatiflah, menjadi orang yang memiliki banyak prakarsa.


7.    Menjaga Nama Baik
Pengertian nama baik disini adalah kepribadian, perilaku yang terpuji sehingga orang lain simpatik kepadanya.  Dalam mengembangkan atau merintis bisnis, nama baik menjadi faktor penting agar komunikasi dan kerjasama dengan orang lain bisa berjalan lancar. Nama baik merupakan modal awal seseorang untuk berinteraksi dengan orang lain secara wajar dan normal.  

8.    Memiliki Semangat Perubahan
Berubah berarti berhadapan dengan sebuah resiko. Berubah artinya siap dengan ketidakpastian yang mungkin bisa lebih baik atau sebaliknya.  Orang yang tidak melakukan perubahan adalah orang yang tidak akan mencapai kemajuan di manapun dan kapan pun.  Bagi seseorang yang  bergerak di bidang wirausaha, perubahan merupakan hal yang harus dilakukan.  Tanpa perubahan berarti tidak ada usaha perbaikan dan peningkatan.

9.    Tampil Menarik Di Hadapan Publik.
Orang yang menarik tidak hanya dilihat dari sisi lahiriah seperti cantik atau tampan saja, tetapi juga dari sisi-sisi lain, seperti batin, kecerdasan, kelincahan, keluwesan, sikap tanggap, peka dan sebagainya. Jadi penampilan menarik dapat diujudkan secara lahiriah dan batiniah.

10.    Mampu Bekerjasama
Kerjasama atau kooperasi dalam memulai usaha merupakan hal yang penting, terutama jika merasa lemah dalam permodalan dan manajemen.  Membentuk team work merupakan hal penting di dalam memecahkan permasalahan, terutama dalam pembagian kerja. Perlu disadari bersama bahwa kerjasama yang harus dikembangkan adalah kerjasama yang saling menguntungkan (mutualisme).  

11.    Jiwa Pemberani
Kata kunci dalam meraih keberhasilan salah satunya adalah jiwa pemberani. Terjun ke dalam dunia wirausaha jelas membutuhkan jiwa pemberani, karena persaingan di sektor ini sangat ketat. Berani mencoba, berani menghadapi resiko, berani menghadapi kesulitan bahkan berani menanggung dari dari setiap tindakannya. Sikap berani memang tidak bisa muncul seketika, tetapi jiwa pemberani ini melalui proses latihan secara terus menerus.  

12.    Kemauan Kuat untuk Mandiri
Mandiri berarti juga suatu kemampuan yang didasarkan pada kekuaan, kemauan dan hasrat diri untuk berbuat.  Mandiri jiwanya berarti seseorang tidak terikat atau bergantung kepada seseorang. Ia hanya bergantung kepada Tuhan sebagai Pencipta alam semesta. Jiwanya bebas menentukan apa-apa yang telah menjadi ketetapannya.  

Dengan menggabungkan uraian dari pengembangan kepribadian kemudian profil wirausahawan dan bagaimana menumbuhkan jiwa wirausaha, diharapkan memotivasi seseorang yang akan menekuni dunia wirausaha, agar tidak ragu-ragu dalam menjalankan usahanya, dan mencapai kesuksesan dalam berwirausaha.                   


DAFTAR PUSTAKA

Achmad Kardimin, 2005.   Menumbuhkan Jiwa Wirausaha;  Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Buchari Alma, 2005.  Kewirausahaan;  Bandung: Alfabeta.

Mas’ud Machfoedz dan Mahmud Machfoedz, 2004. Kewirausahaan, Suatu Pendekatan Kontemporer.  Yogyakarta: UPP AMP YKPN

Wasty Sumanto,1984. Pendidikan Wiraswasta, Jakarta: Bumi Aksara