Peranan Ilmu Jiwa
Peranan Ilmu Jiwa Kepegawaian dalam Kepemimpinan
Ilmu jiwa merupakan suatu ilmu dan seni untuk mengatasi kekurang puasan kebutuhan materiil – financiil para pegawai pada umumnya dan PNS di Indonesia pada khususnya. Dengan mempelajari ilmu kejiwaan diharapkan dapat mengimbangi, dengan cara-cara dan alat-alat pemuas kebutuhan sosial, psikis dan mental-spiritual. Cara dan alat ini penerapannya berada dalam jangkauan kewenangan dan kemampuan para pejabat yang berkedudukan sebagi kepala atau pimpinan untuk menerapkan dan mengembangkan disetiap lini organisasi yang dipimpinnya lebih dinamis.
Dikaitkan dengan masalah-masalah manusiawi pegawai dalam organisasi yang sering di jumpai pada kehidupan modern sekarang ini adalah, seorang manusia individu pegawai mempunyai hal khusus mengenai : sikap, tabiat dan kebiasaan-kebiasaan yang tumbuh dan dibentuk oleh keadaan lingkungan dan pengalaman yang sifatnya khusus.
Sikap, tabiat, kebiasaan dan juga kepentingan dan tuntutan bukan hanya merupakan milik seseorang pegawai, tetapi milik semua/mereka pegawai-pegawai lainnya. Dan hal ini bisa menyebabkan pegawai-pegawai untuk menunjukkan tanggapan yang sama terhadap sesuatu yang terjadi di luar dan di sekitar mereka. Bahkan tingkah laku dan perbuatan sangat dipengaruhi oleh hal tersebut.
Dalam menggerakan organisasi para pimpinan harus memahami ilmu jiwa kepegawaian untuk memberikan perhatian khusus tentang hubungan manusiawi yang terjadi dalam suatu lingkungan kerja dengan mengamati :
Adanya berbagai macam kesamaan yang dimiliki oleh anggota organisasi. Dengan demikian dapat diketahui bahwa tingkah laku anggota dapat dipengaruhi dengan cara yang sama.
Adanya berbagai macam perbedaan-perbedaan pada masing-masing pegawai. Demikian dalam banyak hal masing-masing pegawai harus diperlakukan sebagai individu-individu yang semestinya memperhatikan perbedaan-perbedaan diantara mereka.(DR.Buchari Zainun)
Adapun tentang kesamaan dan perbedaan memang beraneka ragam. Antara lain , jenis kelamin, kebangsaan, keadaan, dan tahap hidup dan kehidupan, umur, pengalaman sekolah dan pendidikan, penagalaman kerja, kesukaran atau kesenangan agama, kepercayaan dsb.
Sedangkan setiap pegawai masing-masing mempunyai maksud terutama dalam mempelajari cara dan langkah yang dapat ditempuh untuk memuasakan kebutuhan dan kepentingan pegawai. Sebagai individu dan sebagai kelompok kerja, dengan harapan dapat menikmati satu tingkat kepuasaan dari pekerjaan dan jabatannya. Sudah tentu akan memusatkan perhatian mereka terhadap tugas pekerjaan dan tanggung jawab mereka sesuai dengan kemampuan yang mereka miliki.
Sedangkan keinginan-keinginan manusia sebagai anggota dalam kedudukan organisasi kalau terpenuhi akan memberikan kepuasan pada dirinya. Adapun keinginan-keinginannya adalah sbb : 1) Kesempatan yang cukup untuk memperoleh kemajuan bagi diri dan karirnya; 2) Adapun jamanan keamanan dan keselamatan dalam bekerja umpamanya tidak begitu saja dengan mudah dan tanpa alasan di geser atau diberhentikan dari jabatan; 3) Haknya sebagai individu dijamin dan dilindungi selama hak itu tak bertentangan dengan lingkungan dan masyarakat; 4) Bila mana seseorang diharapkan untuk memiliki perhatian lebih besar kepada pekerjaan yang di inginkan maka kepadanya lebih baik diberikan pekerjaan yang cukup menarik perhatiannya, diberi pekerjaan lebih baik,dari pada dibiarkan menganggur; 5) Imbalan jasa yang diterima kepadanya dapat mengimbangi besarnya kewajiban yang harus dipikul dan dipertanggung jawabkan; 6) Orang lebih senang bila mana dipimpin oleh seorang yang lebih berhasil dan berdayaguna dalam bersikap, berfikir, berbuat dan bekerja; 7) Pengakuan bahawa seseorang merupakan suatu anggota organisasi oleh anggota lain dan dukungan masyarakatnya memberi pengaruh cukup besar terhadap semangat dan lingkungan orang itu; 8) Bekerja dalam suatu lingkungan fisik dan sosial yang menyenangkan diperlukan oleh seseorang anggota organisasi untuk berprestasi lebih tinggi. (Ditulis dan dikembangkan dari tulisan George Terry).
Setelah memperhatikan hal tersebut dapat disimpulkan sbb :
'kebutuhan-kebutuhan, kepentingan-kepentingan pegawai merupakan kekuatan pendorong bagi mereka untuk menyelenggarakan kegiatan-kegiatan dalam suatu organisasi"
Sehingga setiap pegawai akan berusaha untuk mengejar dan mewujudkan tujuan pemenuhan kebutuhan dan kepentingan-kepentingannya. Sehingga akan memberi manfaat kepada organisasi dimana mereka berada.
Ilmu jiwa tidak akan mencoba untuk merubah kebutuhan dan kepentingan pegawai karena sudah termasuk dan merupakan tujuan sosial organisasinya.
Adapun yang hendak dicari dan diusahakan oleh ilmu jiwa kepegawaian adalah : mencari dan mengembangkan cara serta langkah yang dapat mewujudkan maksud dan tujuan, kebutuhan dan kepentingan organisasi, anggota dan semua pihak cara efektif dan efisien.
Demikian tulisan itu semoga bermanfaat sebagai dasar motivasi, dalam menggerakkan suatu organisasi / untuk menmencapai sasaran yang telah ditetapkan bersama dan terciptanya pelayanan prima baik internal ataupun eksternal ......................... Amiin.....!!!!!
Ditulis oleh: Drs. Jajat Sudrajat