Menerapkan Metode Demonstrasi

bbpplembang.metodedemonstrasiMetode Demontrasi merupakan salah satu metode yang digunakan dalam kegiatan penyuluhan pertanian. Menurut Penyuluh Pertanian Lapangan (PPL), metode ini yang paling baik dan ampuh karena dengan metode ini sasaran penyuluhan dihadapkan pada bukti nyata berupa contoh yang dapat dilihat dan dapat diamati sendiri. Sesuai dengan falsafah penyuluhan yang menyebutkan bahwa “seeing is believing“ yang berarti percaya karena melihat.

Metode demontrasi ini dapat dibedakan menjadi 3, yaitu : a) Demonstrasi cara, yaitu memperlihatkan secara singkat kepada kelompoktani bagaimana melakukan suatu cara kerja baru atau cara lama yang telah disempurnakan(misalnya pembibitan, pengolahan tanah, pemupukan, dsb), b). Demonstrasi hasil, yaitu menunjukan kepada orang-orang hasil suatu cara kerja baru atau cara kerja lama yang telah disempurnakan (misalnya produksi padi dari sistem jajar legowo, penggunaan varitas padi baru, atau pengolahan hasil pertanian dengan menggunakan alat/alsintan), c). Gabungan demonstrasi cara dan hasil, yaitu dalam kegiatan praktik dilapangan. Cara ini yang sering dilakukan dalam kegiatan penyuluhan pertanian.
        
Metode demonstrasi pada prinsipnya dilaksanakan sendiri oleh petani dengan bantuan penyuluh pertanian. Oleh karena itu demonstrasi dalam kegiatan usahatani sering merupakan kegiatan yang dilakukan oleh petani itu sendiri atau masyarakat tani. Ada beberapa demonstrasi dalam kegiatan usaha tani yang secara bertahap yaitu: Demonstrasi Plot (Demplot), demonstrasi usaha tani (Demfarm), Demonstrasi area (demarea) dan demonstrasi unit (Demunit). Dalam proses belajar/berlatih, metode demonstrasi dapat dilaksanakan melalui ketiga cara tersebut diatas, dan metode tersebut disesuaikan atau diadaptasikan dengan topik belajar/berlatih dan ditunjukkan agar peserta pelatihan dapat melakukan suatu kegiatan setelah didemonstrasikan oleh pelatih/penyuluh pertanian.

         Persyaratan untuk metode demonstrasi sebagai metode yang baik dan efektif, disamping memerlukan biaya yang cukup,ada hal lain yang harus diperhatikan: 1) lokasi demontrasi harus sesuai dengan kondisi nyata dan secara teknis menunjang (contoh: menyuntik ayam di kandang ayam, memilih induk ikan mas dikolam ikan), 2) demonstrator, sebagai demonstrator dipilih seorang yang memiliki keterampilan teknis yang memadai dan akan sangat besar pengaruhnya bila demonstrator merupakan salah seorang yang penggiat pada bidangnya (profesional, praktisi yang berhasil), 3). Demonstrasi harus berhasil, apakah demontrasi cara, demonstrasi hasil ataupun demonstrasi cara dan hasil, harus berhasil alias jangan gagal. Akan berakibat pada tingkat kepercayaan pada penyuluh pertanian.

            Perencanaan dan pelaksanaan dalam penerapan metode demonstrasi dilakukan tahapan sebagai berikut: 1) Pilih topik berdasarkan keperluan “audience” yaitu peserta/petani

Persiapkan alat dan bahan yang diperlukan selengkapnya, 2) Atur tempat demontrasi sebaik mungkin, agar semua audience /petani dapat melihat dan ikut dalam diskusi, 3) Demonstrator telah siap dilokasi sebelum audience hadir, 4) Demontrasi dimulai tepat waktu, 5) Lakukan demonstrasi tahap demi tahap, sambil memotivasi peserta keinginan untuk bertanya, 6) Berikan kesempatan untuk berdiskusi, 7) Berikan kesempatan pada audience/petani untuk mencoba keterampilan yang baru didemonstrasikan, 8) Berikan kesempatan pada audience/petani untuk menilai hasil kerjanya, 9) Bila tersedia berikan kepada audience/petani bahan-bahan yang relevan dengan topik yang didemonstrasikan (brosur, leaflet), 10) Rapikan kembali alat dan bahan yang digunkan.

            Manfaat dan keterbatasan metode demonstrasi, diantaranya: cara mengajar keterampilan yang lebih efektif, merangsang/memotivasi kegiatan berjalan dimanis, menumbuhkan kepercayaan pada diri sendiri, dapat menjadi alat untuk tujuan –tujuan publisitas, meningkatkan mitra bagi penyuluh pertanian dalam proses pembelajaran, memperkenalkan teknologi/inovasi baru dengan harapan dapat merubah cara kerja audence/petani lebih baik.

            Keterbatasan dalam pelaksanaan pembelajaran model demonstrasi: a) kemungkinan tidak cocok untuk semua topik pembelajaran, b) memerlukan banyak persiapan (alat, bahan dan termasuk demonstrator (pelatih/penyuluh pertanian), c) bila hasil demonstrasi tidak sesuai harapan, dapat menurunkan citra demonstrator.