Mengenal Daun Bawang Merah
Siapa yang tidak mengenal bawang daun atau daun bawang. Sayuran jenis daun ini sehari-hari banyak dimanfaatkan oleh para ibu sebagai tambahan garnis atau penyedap berbagai jenis masakan seperti sup maupun tumis. Bawang daun banyak dipakai untuk sebutan beberapa jenis sayuran daun dari keluarga Allium yang terkadang sulit dibedakan oleh orang awam, sehingga sama-sama disebut dengan sebutan bawang daun atau daun bawang. Padahal daun-daun tersebut sebenarnya berbeda meskipun masih dari keluarga yang sama, seperti daun bawang prei, daun kucai, maupun daun lokio. Bawang prei memiliki nama latin Allium ampeloprasum, sedangkan daun kucai memiliki nama latin Allium tuberosum, Lokio memiliki nama latin Allium schoenoprasum, sedangkan bawang daun sendiri yang umum digunakan di Indonesia memiliki nama latin Allium fistulosum. Keluarga Allium ini memiliki aroma yang khas yang berasal dari senyawa thiosulfinat yang mengandung unsur sulfur.
Selain bawang daun atau daun bawang, di Indonesia juga umum menggunakan salah satu keluarga bawang-bawangan yang lain yaitu bawang merah. Pada umumnya bawang merah dimanfaatkan umbinya sebagai bumbu penyedap masakan dan untuk bawang goreng. Umbi bawang merah memiliki rasa pedas dan aroma yang khas yang disukai oleh banyak orang Indonesia. Ciri khas lain dari umbi bawang merah adalah dapat munculnya rasa pedih dimata yang diakibatkan oleh volatile lachrymatory factor yang diproduksi bawang merah secara enzymatic ketika bawang dipotong atau ditumbuk. Di Indonesia petani banyak menanam bawang merah untuk dipanen umbinya, padahal daun bawang merahpun dapat dimanfaatkan sebagai sayuran. Beberapa daerah di Indonesia secara lokal telah memanfaatkan daun bawang merah sebagai penambah rasa dalam masakan, seperti saudara-saudara kita di Nusa Tenggara Timur yang lazim menggunakan daun bawang merah dalam sambal khasnya.
Daun bawang merah dapat tumbuh dengan baik di dataran tinggi. Kondisi dataran tinggi dengan ketinggian 1250 m dpl dan suhu rata-rata 21-22 oC pada musim kemarau dan 22-23 oC di musim hujan cukup baik untuk pertumbuhan daun bawang merah. Daun bawang merah yang ditanam pada dataran tinggi dapat dipanen pada umur 30-40 hst, sebelum bawang merah masuk ke dalam tahap pembentukan umbi. Pada daerah dataran tinggi dengan ketinggian kurang lebih 1250 m dpl serta memiliki jenis tanah andisol, daun bawang merah tidak memiliki perbedaan bobot daun yang signifikan baik ditanam pada musim hujan maupun pada musim kemarau.
Ukuran daun bawang merah dapat berbeda-beda tergantung dari varietas bawang merah yang ditanam untuk produksi daun bawang merah. Daun bawang merah dari varietas Palasa memiliki ukuran yang lebih kecil dibandingkan dengan varietas Bauji, Tuk Tuk dan Rubaru, sedangkan bawang merah Lokana memiliki ukuran daun yang lebih besar menyerupai daun bawang prei. Ukuran daun bawang merah juga diketahui berkaitan dengan ukuran umbi bawang merah. Bawang merah memiliki umbi yang berasal dari penebalan pelepah daunnya yang dikenal sebagai bulb.
Selain ukuran daun yang berbeda, daun bawang merah juga memiliki kadar klorofil atau hijau daun yang berbeda beda tergantung pada varietas bawang merah. Pigmen daun diketahui bermanfaat bagi Kesehatan manusia. Klorofil atau zat hijau daun bermanfaat untuk menghindari anemia, melindungi kerja liver, mencegah penyerapan racun seperti aflatoxin dalam saluran pencernaan, sebagai anti radikal bebas, anti inflamasi, meningkatkan imunitas, anti penuaan, dan detoksifikasi.Pada daun bawang merah yang ditanam di dataran tinggi Lembang diketahui bahwa bawang merah varietas Palasa yang memiliki ukuran daun yang kecil ternyata memiliki kadar klorofil total yang tinggi, sementara varietas Lokana yang memiliki daun berukuran besar justru memiliki kadar klorofil total yang lebih rendah. Varietas bawang merah Tuk tuk, Rubaru dan Bauji memiliki kadar klorofil total yang tidak jauh berbeda, kadarnya lebih rendah dibandingkan varietas Palasa namun masih lebih tinggi dibandingkan dengan daun bawang merah Lokana.
Daun bawang merah dapat dipanen dan dikonsumsi mulai umur 35-45 hst, ketika daun telah tumbuh sempurna tepat sebelum fase pengumbian bawang merah. Daun bawang merah dipanen dengan cara dicabut seluruh tanamannya. Di pasaran harga daun bawang merah masih cukup bagus kurang lebih Rp25.000 – Rp35.000 per kg, karena belum terlalu banyak petani yang menanam bawang merah untuk dikonsumsi daunnya. Menanam daun bawang merah dapat menjadi alternatif yang baik, karena waktu tanamnya yang relatif lebih pendek serta biaya yang lebih rendah dibandingkan dengan menanam bawang merah hingga menghasilkan umbi. Daun bawang merah juga diketahui memiliki kandungan flavonoid yang cukup baik sehingga berpotensi untuk dimanfaatkan sebagai sayuran fungsional.
Referensi
Fera AR, Sumartono GH, Tini EW. 2019. Pertumbuhan dan Hasil Tanaman Bawang Daun (Allium fistulosum L.) Pada Jarak Tanam Dan Pemotongan Bibit Yang Berbeda. Jurnal Penelitian Pertanian Terapan. 19(1): 11-18
Gopi S, Vermaa K, George R. 2014. A Short Review on the Medicinal Properties of Chlorophyll Juice. Asian Journal of Pharmaceutical Technology & Innovation.02 (09): 89 -94
Putri F, Aziz SA, Andarwulan N, Melati M, Suwarto. 2021. Leaf Pigment, Phenolic Content, and Production of Green Shallot of Five Different Shallot Varieties. Planta Tropika. 9(1): 48-56.
Putri F, Aziz SA, Andarwulan N, Melati M, Suwarto. 2020. Growth Performance of Green Shallots from Five Different Varieties in Indonesia. Plant Archives. (20): 813-818
Rumengan AP. Mandiangan ES, Tanod WA, Paransa DSJ, Paruntu CP, Mantiri DMH. 2021. Identification of pigment profiles and antioxidant activity of Rhizophora mucronata mangrove leaves origin Lembeh, North Sulawesi, Indonesia. Biodiversitas. 22(7): 2805-2816