Manfaat Bioslurry (Ampas Biogas) Sebagai Pupuk Organik
Limbah buangan ternak merupakan bahan organik yang dapat mencemari lingkungan jika tidak diolah. Pengolahan limbah ternak ini dapat menghasilkan pupuk dan sumber energi. Beberapa cara pengolahan limbah kotoran hewan yaitu dapat dikomposkan untuk menjadi pupuk organik atau digunakan untuk biogas sebagai sumber energi baru.
Penggunaan kotoran hewan untuk biogas masih menghasilkan hasil sampingan yang dapat dimanfaatkan. Limbah biogas atau bioslurry merupakan hasil sampingan dari proses fermentasi kotoran hewan dan air secara anaerob di dalam bak instalasi biogas. Limbah biogas tersebut berbentuk seperti lumpur dan terdiri dari bahan padatan dan cairan. Kedua bahan tersebut dapat digunakan sebagai pupuk organik karena mengandung berbagai nutrisi yang dibutuhkan oleh tanaman.
Pupuk bioslurry dapat digunakan padat atau cair, pupuk padat bioslurry bisa didapatkan dengan mengambil bioslurry yang berupa padatan kemudian disaring dan dikering-anginkan. Sementara itu pupuk cair bioslurry didapatkan dengan cara mengambil bagian cair bioslurry kemudian ditunggu hingga cairan tidak mengeluarkan gas (buih) dan aromanya tidak menyengat. Keunggulan dari pupuk bioslurry cair adalah mudah untuk dikombinasikan dengan bahan lainnya dan dapat menjadi alternatif pupuk tambahan untuk meningkatkan kualitas tanaman.
Menurut Rumah Biogas (2013) pupuk bioslurry cair memiliki kandungan C-Organik sebesar 0.46%, C/N rasio 0.44-6 % , pH berkisar 7,5 – 8%, kandungan nitrogen (N) 1,47%, P2O5 sebagai sumber P sebanyak 0,035 %, dan kandungan K2O sebagai sumber K sebanyak 0,00,58 %, serta berbagai kandungan nutrisi lain seperti Ca, Mg, S, Fe, Mn, Cu, Zn, Co, Mo, dan B yang sangat bermanfaat bagi pertumbuhan tanaman. Bioslurry dapat digunakan untuk memupuk berbagai komoditi tanaman baik sayuran, pangan, buah, bunga, dan tanaman perkebunan.
Berbagai manfaat bioslurry bagi budidaya pertanian antara lain dapat menggemburkan tanah, meningkatkan kemampuan tanah mengikat atau menahan air lebih lama, meningkatkan kesuburan tanah dan meningkatkan aktivitas cacing dan bakteri probiotik yang bermanfaat untuk tanah dan tanaman.
Keunggulan pupuk bio slurry lainnya yaitu cara mengaplikasikannya juga sangat mudah. Cara penggunaan pupuk bioslurry cair yaitu dengan cara dikucurkan langsung disekeliling tanaman atau disamping dalam barisan tanaman atau dapat langsung disemprotkan ke tanaman dengan alat semprot. Dosis pupuk bioslurry cair yang digunakan yaitu 250 – 500 ml/ tanaman atau sekitar 10 ton/ hektar bioslurry cair. Sementara itu untuk penggunaan pupuk bioslurry padat dapat dilakukan dengan cara ditabur/ disebarkan langsung ke lahan sebelum penanaman kemudian dibajak atau ditabur disekitar tanaman. Dosis yang digunakan yaitu 5 – 10 ton/ hektar atau 500 gram per tanaman. Sebaiknya lakukan pemupukan pada pagi atau sore hari.
Berbagai penelitian tentang pemberian pupuk bioslurry sudah dilakukan dan menghasilkan hasil yang baik. Penggunaan pupuk cair bioslurry sebanyak 30 ml/ tanaman pada tanaman sawi hijau dapat meningkatkan tinggi tanaman, jumlah daun, berat basah dan berat kering tanaman (Hilmi, Laili dan Rahayu. 2018). Pemberian pupuk bioslurry cair sebanyak 500 ml/ tanaman pada tanaman cabai merah (Capsicum anuum L.) memberikan perbedaan yang nyata pada tinggi tanaman, waktu berbunga, panjang buah, diameter buah, banyaknya buah dan berat buah (Topan, Yetti dan Ali.2017). Pemberian Bio-slurry padat 1000 g.m-2 dan pupuk Urea 20 g.m-2 menunjukkan pengaruh yang lebih baik pada parameter tinggi, jumlah daun, luas daun, berat segar dan berat layak konsumsi tanaman pakcoy. (Yunarso dan Widiarti 2018). Pemberian 250 ml/ tanaman pupuk bioslurry cair ditambah ½ dosis pupuk anorganik dapat meningkatkan tinggi tanaman, jumlah daun dan luas daun pada tanaman bunga kol (Zulaehah, Ina dan Edi Supraptomo., 2018).
Selain dapat dimanfaatkan sebagai pupuk organic bioslurry dapat juga dimanfaatkan untuk pakan cacing dalam pembuatan kascing, pestisida organic dan campuran bahan pakan ternak.