Budidaya Kapulaga
Tanaman kapulaga dari tahun ketahun semakin berkembang sebagai bahan baku diusahakan secara monokultur atau sebagai tanaman sela diantara tan. Perkebunan lainnya seperti karet, kelapa sawit atau tan. Buah-buahan seperti durian, mangga dan lain-lain. Sehingga lahan untuk pengembangannya cukup tersedia. Ditinjau dari segi agronomis (tanah dan iklim) Propinsi Bengkulu mempunyai jenis tanah yang bervariasi dari jenis tanah Alluvial, andosol, podsolik merah kuning dan mediteran dg ketinggian 0-1.000 meter lebih di atas permukaan laut. Curah hujan cukup tinggi rata-rata 3.000 – 4.000 mm/tahun dengan suhu udara 20-340 C. obat-obatan, makanan dan komestika, sehingga termasuk komoditi ekspor yang penting. Peluang pengembangannya sebagai komoditi ekspor dari Propinsi Bengkulu cukup besar, mengingat daerah Bengkulu merupakan daerah yang potensial untuk pengembangan tanaman perkebunan rakyat maupun perkebunan besar. Sedangkan tanaman kapulaga dapat diusahakan secara monokultur atau sebagai tanaman sela diantara tan. Perkebunan lainnya seperti karet, kelapa sawit atau tan. Buah-buahan seperti durian, mangga dan lain-lain. Sehingga lahan untuk pengembangannya cukup tersedia. Ditinjau dari segi agronomis (tanah dan iklim) Propinsi Bengkulu mempunyai jenis tanah yang bervariasi dari jenis tanah Alluvial, andosol, podsolik merah kuning dan mediteran dg ketinggian 0-1.000 meter lebih di atas permukaan laut. Curah hujan cukup tinggi rata-rata 3.000 – 4.000 mm/tahun dengan suhu udara 20-340 C.
MORPOLOGI DAN SYARAT TUMBUH KAPULAGA.
Tanaman kapulaga di Indonesia terdiri dari dua jenis yaitu jenis local (Amomum cardomomum) dan kapulaga sabrang (Elettaria cardomomum) yang merupakan introduksir dari India.
Kadar minyak atssiri kapulaga local lebih kurang 2,4 persen yang terdiri dari berneol dan kamfer. Sedangkan kadar minyak atsiri kapulaga sabrang 4 – 9 persen yang mengandung terpen, terpineol dan sineol.
Morpologi
Daun
- berdaun tunggal, duduk atau bertangkai pendek dan letak daun pada batang tersebar berhadapan.
- bentuk daun lunset, panjang 20 – 55 cm, lebar 2,5 – 11 cm. kapulaga sabrang daunnya relative panjang dan warnanya lebih muda dabandingkan jenis local.
- tepi daun rata, pangkal daun meruncing dan ujung dau runcing, pertualangan daun menyirip.
Batang
- berbatang semu, terbungkus oleh pelepah daun yang berwarna hijau.
- berbentuk bulat, tumbuh tegak, tinggi sekitar 1-3 meter. Batang tumbuh dari rhizome (rimpang) yang berada di bawah permukaan tanah.
- satu rumpun dapat mencapai 30-50 batang dan warna rimpang ada yang merah kehitaman dan ada yang putih atau putih kehijauan tergantung jenisnya.
Bunga
- Kapulaga local bunganya tersusun rapat berbentuk bulir kerucut, tangkai bunga berbuku rapat, mempunyai pelindung tersusun seperti sisik dan bunga yang diujung biasanya tidak menjadi buah.
- bunga kapulaga sabrang berwarna putih bergaris coklat, daun pelindung berwarna kusam, terdapat pada setiap ruang tangkai buah.
Buah
- buah kapulaga local tersusun rapat burupa tandan yang terdiri 5-18 buah setiap tandan.
- bentuk buah bulat, beruang tiga, setiap buah terdapat 14-16 biji dan ukuran buah, warna kulit buah berbeda menurut jenisnya.
- kapulaga merah kulit buah berwarna putih kemerahaan, sedangkan kapulaga putih buahnya berbulu halus.
- kapulaga sabrang buahnya duduk, menyebar pada percabangan malai dan tangkai panjang.
- bentuk buah bulat panjang sampai agak lonjong, warna kulit buah haijau atau hijau muda.
Syarat Tumbuh
Tanah
- jenis tanah yang baik untuk pertumbuhan kapulaga local atau sabrang adalah latosol, andosol, alluvial, podsolik merah kuning dan mediteran.
- bertekstur lempung berliat atau lempung berpasir. Pada tanah bertekstur liat pertumbuhan kapulaga tidak mengecewakan asal diadakan pengolahan tanah terlebih dahulu.
- tidak menyukai air yang tergenang, bahan organic tanah harus tinggi dan berdrainase baik dg derajat kemasaman atau pH 5,6-6,8.
- kapulaga dapat tumbuh pada ketinggian 200-1000 m dari permukaan laut dan optimalnya 300-500 m dari permukaan laut.
Iklim
- tumbuh baik pada daerah – daerah yang bertipe iklim A, B, dan C (sistim schidt dan ferguson).
- Curah hujan optimal 2.500-4.000 mm per tahun. Curah hujan yang terlalu tinggi berpengaruh buruk sehingga tangkai bunganya pendek dan bunga banyak yang busuk.
- Musim kemarau yang panjang mengakibatkan pembentukan anakan sedikit, sehingga bunga yang dihasilkan berkurang.
- Pada daerah dengan rata-rata curah hujan 2.500 per tahun diperlukan 136 hari hujan per tahun dengan bulan kering tidak lebih dari 3 bln, bulan basah 8 bln dan bulan lembab 1,5 bln.
- Suhu rata-rata yang dikehendaki berkisar antara 20-30oC, sedangkan di dataran rendah denga pohon pelindung yang cukup rimbun suhunya 23-30oC.
- Intensitas cahaya yang baik untuk pertumbuhan kapulaga berkisar 30 70 persen.