Kenalkan Pertanian Modern, Kementan Ajari Generasi Z Indonesia Budidaya Hidroponik
LEMBANG. Estafet pembangunan pertanian ada di tangan generasi muda Indonesia. Mengenalkan dunia pertanian kepada generasi muda harus sedari dini, sejak usia sekolah. Harapannya, berawal dari mengenal akhirnya jatuh cinta, setelah mencintai akhirnya menekuni. Pentingnya sektor pertanian dalam memenuhi kebutuhan pangan masyarakat Indonesia dan dunia, menjadi daya pikat tersendiri bagi generasi milenial.
“Pertanian adalah sebuah masa depan yang pasti dibutuhkan. Ibarat emas itu 24 karat sedangkan pertanian itu 100 karat yang ada di depan kita, dan pertanian itu adalah lapangan kerja yang selalu terbuka,” ucap Menteri Pertanian, Syahrul Yasin Limpo.
Kepala Badan Penyuluhan dan Pengembangan Sumber Daya Manusia Pertanian, Dedi Nursyamsi, mengatakan hal serupa, "Kementerian Pertanian, melalui BPPSDMP, fokus mencetak generasi milenial pertanian yang profesional, mandiri, berjiwa wirausaha dan berdaya saing," katanya.
Balai Besar Pelatihan Pertanian (BBPP) Lembang sebagai salah satu UPT pelatihan pertanian di bawah komando BPPSDMP memiliki komitmen kuat untuk terus mengenalkan sektor pertanian kepada generasi milenial. Fasilitas sarana pembelajaran pertanian yang lengkap dan modern menjadi salah satu daya tarik bagi generasi milenial.
Pemanfaatan teknologi budidaya pertanian modern seperti hidroponik dan smart farming berbasis internet of things, didukung kemampuan SDM yang mumpuni, menjadikan pelatihan, kunjungan, magang, dan studi banding terasa lebih mengasyikkan bagi generasi milenial.
Standar Pelayanan Publik yang mengedepankan kualitas menjadi komitmen BBPP Lembang agar masyarakat pengguna layanan mendapatkan pelayanan yang sesuai harapan mereka.
Kamis, (24/03/2022), 250 orang peserta didik kelas VII SMP Generasi Madani Cibinong didampingi para guru, hadir di BBPP Lembang. Sekolah ini menjadi salah satu mitra kerjasama BBPP Lembang yang setiap tahunnya kerap berkunjung untuk mengenalkan pertanian praktis kepada peserta didiknya sebagai bagian dari kegiatan outing class.
Tim Manajemen dan Widyaiswara serta staf BBPP Lembang sigap melayani ratusan rombongan yang hadir. Rombongan diterima secara resmi di area Inkubator Usahatani dan dibagi menjadi 4 kelompok besar. Secara bergantian rombongan diperkenalkan budidaya tanaman di lahan terbuka, budidaya tanaman di dalam screen house, budidaya tanaman dengan teknologi hidroponik, serta budidaya tanaman hias jenis kaktus dan sukulen.
Kelompok pertama, didampingi Widyaiswara Cece Mulyana, generasi Z yang rata-rata berusia 13 tahun ini diperlihatkan cara melarutkan nutrisi AB mix untuk budidaya tanaman secara hidroponik. Mereka juga praktik langsung mencampurkan nutrisi dengan air, melarutkannya dan praktik menanam sayuran selada di instalasi sederhana skala rumah tangga, wick system.
Di sela-sela kegiatan, peserta didik aktif mengajukan pertanyaan-pertanyaan sederhana kepada Widyaiswara dan petugas seputar budidaya hidroponik, definisi, keuntungan dan kerugian sistem tanam hidroponik, serta jenis sayuran yang bisa dibudidayakan dengan hidroponik. Semunya terjawab melalui penjelasan, melihat langsung dan mempraktikkannya.
Di sudut lainnya, tampak petugas lapang asyik mengajarkan peserta didik budidaya sayuran menggunakan polybag. “Bahan-bahan yang digunakan untuk menyiapkan media tanam di polybag adalah arang sekam, tanah, dan kotoran ternak,” ucap Jajang. “Setelah itu kita campurkan, aduk dan letakkan di dalam polybag, lalu benih sayuran kita tanam. Jadi deh pot-pot sederhana yang bisa adik-adik letakkan di pekarangan rumah agar rumah kita asri, dan hasil panennya nanti bisa kita konsumsi sendiri. Jangan lupa untuk dipelihara ya,” pesan Jajang.
Beberapa anak diajak praktik mencampur media tanam. Teriknya matahari di atas langit Lembang siang itu tidak menyurutkan semangat mereka untuk belajar pertanian, budidaya tanaman sayuran yang kerap mereka konsumsi setiap harinya tanpa mengetahui sebelumnya dan melihat langsung proses penanamannya. Peserta juga diperlihatkan aneka sistem budidaya hidroponik yaitu deep flow technique dan irigasi tetes.
Di screen house tanaman hias, Widyaiswara N. Ida Farida menerima rombongan dan menjelaskan singkat tentang budidaya tanaman hias kaktus dan sukulen. Peserta langsung terbagi 2 dan diajak melihat serta praktik langsung proses budidaya sukulen dan menempel kaktus.
Praktik menempel kaktus, mengundang antusias peserta didik untuk mencobanya. Dipandu petugas lapang, Didi, perlahan mereka memotong stem, memotong kaktus bagian atas, dan merekatkan kedua bagian itu menggunakan karet gelang. “Bagian ini yang tersulit dari proses menempel kaktus, harus kita lakukan sendiri jangan dibantu orang lain dan posisi harus pas di tengah dan gunakan feeling kita supaya berhasil,” ucap Didi. Berulang kali peserta gagal menempelkan, namun mereka tidak patah semangat, terus mencoba dan mencoba lagi hingga berhasil.
Sofwa, salah seorang Guru, mewakili pihak sekolah mengucapkan terimakasih atas pelayanan yang diberikan oleh BBPP Lembang selama kegiatan outing class ini. “Kunjungan ini terkait mata pelajaran IPA, dan kami senang kesini karena kami dilayani oleh pihak yang memang ahlinya tentang pertanian hidroponik dan tanaman hias,” jelas Sofwa. “Semoga ilmu yang kami bawa dari sini bisa diterapkan oleh kami dan anak-anak baik di sekolah maupun di rumah,” harap Sofwa.