Mendulang Emas dengan Tanaman Hias di BOC Volume 106
Indonesia kaya akan berbagai komoditas pertanian, tidak terkecuali tanaman hias. Saat ini, budidaya tanaman hias menjadi salah satu hobi baru di masyarakat yang juga membuat beberapa komoditas tanaman hias naik daun, seperti janda bolong dan aglonema.
Tanaman hias biasa dikenal dengan manfaat menambah nilai estetika. Namun tanaman hias memiliki beberapa manfaat lainnya antara lain membantu ketersediaan oksigen, menyerap suara, aromatherapy, pengusir serangga, penjernih udara, hingga diolah menjadi makanan. Hal inilah yang menyebabkan penjualan tanaman hias tetap meningkat meskipun di tengah pandemi covid-19.
Memperkenalkan hal tersebut, Balai Besar Pelatihan Pertanian (BBPP) Lembang melalui Bertani On Cloud (BOC) Volume 106 menyampaikan materi prospek usaha tanaman hias yang dikemas dalam judul “Mendulang Emas di Masa Pandemi dengan Tanaman Hias”.
Materi disampaikan oleh Fiadini Putri dan Shinta Andayani, Widyaiswara BBPPP Lembang, bersama Tuti Tarmini, narasumber dan pemilik P4S Astuti Lestari yang berfokus pada usaha tani tanaman hias. Diawali dengan perjalanan singkat Tuti Tarmini, yang merupakan anak petani, beliau mulai mengembangkan minat pada tanaman hias sejak masa kuliah. Awalnya Tuti mengembangkan pertanian melalui usaha bunga yang dikelola oleh ibunya. Seiring berkembangya waktu, kompetensi dan ilmu yang dimiliki Tuti terus berkembang hingga ia bercita-cita menjadi supplier bibit bunga. Tuti juga mendapatkan pengalaman dari hasil membantu mahasiswa dalam melakukan penelitian.
Lebih lanjut, Tuti memperkenalkan beberapa tanaman hias yang dikembangkan di P4S Astuti Lestari beserta manfaatnya seperti Wijayakusuma yang dapat dikonsumsi, lavender sebagai pengusir nyamuk, dan rumput ming-ming sebagai salah satu komoditas yang sedang trend saat ini. “Selain bermanfaat untuk menambah nilai keindahan, tanaman hias juga memiliki manfaat seperti peredam suara dan anti nyamuk. Oleh sebab itu usaha tanaman hias terus laku di pasaran dan banyak dicari terutama di masa pandemi ini,” jelasnya.
Pada sesi terakhir dijelaskan contoh analisa usaha tani per bulan dengan memberikan penjabaran terkait komponen biaya yang digunakan untuk produksi mulai dari pupuk, pot, media tanam, hingga tenaga kerja dan transportasi. Strategi pemasaran Tuti menggunakan fee pemasaran bagi reseller sebesar 10% dari hasil penjualan. Berdasarkan perhitungan tersebut, didapat keuntungan sekitar Rp21.850.000,- dalam satu bulan dengan asumsi penjualan 3000 pot tanaman hias. Naiknya penjualan tanaman hias di masa pandemi, bagi pelaku usaha dan pelaku utama dapat menjadi alternatif usaha tani dan dapat membuka peluang tersedianya lapangan pekerjaan baru. Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo menegaskan tentang pentingnya pengembangan budidaya tanaman hias agar dapat dimaksimalkan hingga dapat diekspor. "Pengembangan ekspor sementara kita tata makin kuat dan makin produktif. Seperti bunga krisan kita sudah menghasilkan devisa besar. Kementan juga meakukan inovasi bunga krisan yang tadinya hanya bisa ditanam di dataran tinggi kini sudah bisa ditanam di dataran rendah," demikian ujar Mentan SYL pada lain kesempatan.
Mewujudkan hal tersebut, Kepala Badan Penyuluhan dan Pengembangan SDM Pertanian, Dedi Nursyamsi, menekankan perlunya inovasi dan kreativitas sumberdaya manusia pertanian untuk meningkatkan nilai tambah setiap komoditas, termasuk tanaman hias. “Kita, khususnya generasi milenial harus cermat melihat peluang dan memanfaatkan peluang tersebut menjadi ladang penghasilan,” imbaunya.
BOC Volume 106 ditutup dengan sesi diskusi yang menjawab pertanyaan dari peserta. Turut hadir Wahyudin dari Dinas Pertanian Kabupaten Bandung Barat yang juga berbagi dan menjawab pertanyaan dari peserta tentang budidaya tanaman hias. Sebagai pelengkap, panitia mengadakan kuis dengan hadiah bagi peserta yang dapat menjawab pertanyaan dengan benar. Eka Yulyana, seorang peserta pemenang kuis memberikan kesan pesannya mengikuti BOC volume 106 kali ini. “Sebagai seorang penyuluh, kehadiran BOC ini sangat bermakna untuk saya terutama dalam hal penyediaan informasi pertanian yang up to date. Saya selalu merasa perlu untuk ikut BOC sebagai sarana menggali informasi untuk disampaikan kepada petani di wilayah binaan saya Cidolog Sukabumi. Selain materi dan pemateri yang menarik, ternyata ada juga kuis yang dapat menjadi penyemangat untuk menyimak materi. Jangan lupa yuk tetap pantengin terus BOC,” pungkasnya.