BBPP Lembang Lakukan Bimtek Untuk Meningkatkan Kapasitas Petani dan Penyuluh

Penyuluh merupakan aset insani yang perlu mendapat prioritas dalam penyusunan perencanaan program pembangunan pertanian. Dalam rangka peningkatan kapasitas petani dan penyuluh, Balai Besar Pelatihan Pertanian (BBPP) Lembang menyelenggarakan Bimbingan Teknis pada Sabtu (06/02/2021). Bimtek dihadiri oleh 100 orang peserta yang terdiri dari 2 orang penyuluh Provinsi Jawa Barat, 6 orang Penyuluh Kabupaten Bandung Barat, 37 orang Penyuluh Kecamatan, dan 55 orang petani. Turut hadir, Kepala Dinas Pertanian Kebupaten Bandung Barat, Heru Budi Purnomo.

bbppl-bimtek6feb
Bimtek dibuka oleh Kepala BBPP Lembang, Kemal Mahfud, tepat pukul 09.00 WIB. Kemal berpesan agar para peserta memperhatikan dan menerapkan ilmu yang akan disampaikan. "Melalui Bimtek ini semoga Bapak/Ibu terutama para penyuluh dapat menerapkan ilmu untuk meningkatkan kesejahteraan petani," harap Kemal.

Selanjutnya, Yadi Sri Mulyadi, Anggota Komisi IV DPR RI memberikan sambutan sekaligus mengisi materi pertama tentang menjadi penyuluh yang kreatif, inspiratif, dan berdaya saing. Sebagai seorang anak petani, Yadi berharap "semoga apa yang dilakukan oleh pemerintah saat ini dapat menyejahterakan dan menaikkan kualitas hidup para petani". Selain itu, menurut Yadi diperlukan peran generasi muda untuk memperbanyak petani berdasi di Indonesia, meskipun tidak dapat dipungkiri sektor pertanian masih kurang diminati anak muda. "Sektor pertanian masih menjadi sektor yang kurang menarik dan tidak banyak diminati oleh generasi pemuda tani karena biaya produksi tinggi, harga jual hasil panen yang fluktuatif, inilah yang menjadi PR kita bersama dan diperlukan inovasi baru yang harus dikembangkan pemerintah melalui Kementerian Pertanian," tambah Yadi.

Materi kedua, Peningkatan Pelayanan Penyuluh Pertanian Kepada Petani, disampaikan oleh Eti Mulyati, Purnabakti Kepala Bidang Penyuluhan Dinas Pertanian Provinsi Jawa Barat. "Menjadi penyuluh adalah pilihan," buka Eti saat mengisi materi. Eti menyampaikan bahwa komitmen sebagai penyuluh harus mempunyai target dan keberhasilan seorang penyuluh adalah membangun dan mengawal petani. Eti berharap penyuluh dapat menguasai sistem penyuluhannya serta bekerja bukan hanya karena gaji, melainkan tanggung jawab dan kesadaran untuk meningkatkan kapasitas para petaninya. "Tetap bekerja dengan ikhlas dan cerdas," tegas Eti.

Materi terakhir membahas tentang Korporasi Petani yang disampaikan oleh Yayat Sudaryat. "Permasalahan utama kita adalah harga jual produk tani masih ditentukan oleh tengkulak," tegas Yayat, Ketua Koperasi Mitra Desa Pamarican (MDP). Disampaikan bahwa seorang penyuluh memiliki banyak  peluang dalam memberdayakan petani sebagai mitra untuk mendapatkan keuntungan, kemudahan, serta perlindungan finansial dalam agribisnis. Diperlukan kerja sama dengan pihak ketiga dengan tujuan menyejahterakan petani. "Kerjasama dapat dilakukan dengan berbagai cara, mulai dari kerjasama konvensional hingga  bimbingan digitalisasi dalam kegiatan agribisnis," jelas Yayat. Sebagaimana yang telah dilakukan MDP saat ini, kerjasama dengan berbagai  pihak, salah satunya bank BUMN, terbukti dapat meningkatkan produktivitas hingga kapasitas sumberdaya manusia pertanian. Kerjasama dilakukan dalam bentuk pemberdayaan, pendanaan, serta penyediaan aset.

Penyelenggaraan Bimtek kali ini bertujuan untuk meningkatkan pengetahuan, sikap, dan keterampilan petani dan penyuluh dalam upaya pencapaian program pembangunan pertanian. Setelah mengikuti Bimtek diharapkan petani dan penyuluh dapat menyelenggarakan kegiatan-kegiatan pengembangan SDM serta meningkatkan kapasitas petani dan penyuluh pertanian.

Kepala BPPSDMP Kementan, Dedi Nursyamsi, sangat menaruh perhatian terhadap penyuluh, peran penyuluh amat penting bagi dunia pertanian Indonesia. Dedi menyebut penyuluh sebagai agen perubahan peradaban pertanian. "Penyuluh ini agen perubahan peradaban pertanian. Kalau peradaban pertanian kita berubah, itu dipastikan berkat peran dari penyuluh," kata Dedi Nursyamsi. Selain itu, Menteri Pertanian, Syahrul Yasin Limpo, juga menyampaikan apresiasinya, tanggung jawab penyuluh bukan hanya sekedar pertanian menjadi maju, akan tetapi pertanian harus menggunakan cara-cara baru untuk bisa menghadirkan efektivitas atau kemampuan yang lebih banyak lagi. "Pertanian bukan hanya menumbuhkan tanaman tapi menghadirkan hati, pikiran dan gerakan agar hidup bisa lebih baik dan yang pasti pertanian bisa selalu hadir di tengah masyarakat serta massif (gerakannya)," tuturnya.

Acara diakhiri pukul 15.00 WIB dengan penutupan dan penyerahan sertifikat kepada peserta. "Mudah-mudahan kita dapat mengaplikasikan materi yang didapat hari ini, membangun korporasi yang baik untuk kesejahteraan petani," ungkap Asep Sopyan, salah seorang peserta dari perwakilan penyuluh Kabupaten Bandung Barat.