Kolaborasi Lintas Sektor Diperlukan untuk Meningkatkan Kualitas SDM Pertanian
LEMBANG. Di Indonesia, ada berbagai yayasan/non-governmental organization (NGO) yang bergerak di pemberdayaan masyarakat. Salah satunya Yayasan Inisiatif Indonesia Biru Lestari (WAIBI), NGO dengan fokus pada pembimbingan kepribadian serta kemandirian dalam bidang terapi hortikultura dan budidaya tanaman hortikultura dengan sasaran adalah masyarakat yang termarjinalkan, seperti selama ini sudah bekerjasama dengan Kementerian Hukum dan HAM Ditjen Pemasyarakatan untuk melatih para warga binaan di berbagai Lembaga Pemasyarakatan.
Rabu (11/11/2020), perwakilan dari WAIBI melakukan penjajakan kerjasama bidang capacity building dengan Badan Penyuluhan dan Pengembangan SDM Pertanian, dimana pertemuan diselenggarakan di Balai Besar Pelatihan Pertanian (BBPP) Lembang. Didampingi oleh perwakilan dari Pusat Pelatihan Pertanian, rombongan diterima secara resmi oleh Kepala BBPP Lembang, yang didampingi oleh Pejabat Struktural Administratur dan Pengawas serta Pejabat Fungsional Widyaiswara. Pertemuan juga dihadiri oleh perwakilan dari Sekretariat BPPSDMP yang dapat menyaksikan pertemuan melalui aplikasi zoom meeting.
Lusi Ismail, perwakilan dari Yayasan Inisiatif Indonesia Biru Lestari (WAIBI) menyampaikan sejarah terbentuknya WAIBI sejak tahun 2013, aktivitas yang saat ini sedang dilakukan melalui Program “Napi Berkebun” dan tujuan penjajakan kerjasama dengan Kementerian Pertanian khususnya BPPSDMP. ”Dengan program holistik yang kami miliki dan juga bekerjasama dengan instansi pemerintah dengan SDM yang mumpuni dibidang pelatihan, juga sarana prasarana yang lengkap untuk pelatihan maka saya yakin ketahanan pangan terwujud dan petani Indonesia maju dan bermartabat”, ujarnya Lusi. “Kuncinya adalah ajeg dan istiqomah”, ungkap Lusi lagi.
Kepala Balai, Kemal Mahfud, menyampaikan bahwa BBPP Lembang juga tengah mengadakan Bimbingan Teknis Budidaya Jagung di Lembaga Pemasyarakatan (Lapas) Terbuka Kelas IIB Kendal Jawa Tengah. “Sesuai arahan dari BPPSDMP sebagai instansi pembina kami, saat ini kami sedang mengadakan Bimbingan Teknis Budidaya Jagung selama 3 hari dari 10-12 November 2020 dengan peserta 30 orang”, jelas Kemal. “Harapan kami dengan diselenggarakannya pelatihan ini, lahan di Lapas bisa dimanfaatkan untuk budidaya aneka komoditas pertanian dan saat para warga binaan ini keluar dari Lapas, bisa berwirausaha di komoditas jagung”, ujar Kemal.
Diskusi berjalan antara pihak WAIBI, Widyaiswara BBPP Lembang dan juga peserta rapat lainnya yang hadir. Disampaikan beberapa alternatif fokus kerjasama baik dalam penyusunan modul pelatihan yang sesuai dengan kebutuhan calon peserta, kemungkinan melibatkan Pusat Pelatihan Pertanian dan Pedesaan Swadaya (P4S) yang ada di seluruh Indonesia yang bisa menjalankan fungsi sebagai tempat pelatihan juga, dan diperlukan program kegiatan yang berkelanjutan tidak putus saat program berakhir. Perwakilan dari WAIBI diajak berkeliling lahan praktik BBPP Lembang, yaitu Laboratorium Pengolahan Hasil Pertanian, Laboratorium Kultur Jaringan, Screen House Aeroponik, Packing House dan Green House kerjasama BBPP Lembang dan Taiwan Technical Mission.
Selanjutnya, rombongan melakukan diskusi dengan salah satu Pusat Pelatihan Pertanian dan Perdesaan Swadaya (P4S) binaan BBPP Lembang, yaitu P4S Lembang Agri yang diketuai oleh Dodih. Dijelaskan oleh Dodih tentang fokus pemberdayaan melalui wadah P4S yang dikelolanya yang saat ini sedang melakukan regenerasi petani muda untuk terjun ke sektor pertanian.
Di penghujung kunjungan, perwakilan WAIBI, Lusi, menyampaikan harapannya, “Besar harapan kami bisa bekerjasama dengan Badan Penyuluhan dan Pengembangan SDM Pertanian melalui UPT yang ada di bawahnya seperti BBPP Lembang ini, karena dengan memiliki tujuan yang sama bahwa dengan melatih khususnya masyarakat yang termarjinalkan yaitu warga binaan maka saat mereka keluar dari lembaga pemasyarakatan akan memiliki kepribadian dan kemandirian”, harap Lusi. “Lebih lanjut disampaikan, “Kami juga ingin bisa bekerjasama dengan BPPSDMP bagaimana menarik minat petani untuk terjun ke pertanian sesuai dengan program yang kami miliki pula yaitu agripreneur milenial”, ucap Lusi.
Kepala Badan Penyuluhan dan Pengembangan SDM Pertanian, Dedi Nursyamsi menyampaikan di berbagai kesempatan bahwa, “SDM berkualitas menjadi salah satu faktor pengungkit keberhasilan program yang dijalankan dimana tujuan utama program Kementerian Pertanian seperti Menteri Pertanian, Syahrul Yasin Limpo sampaikan adalah mewujudkan masyarakat yang maju, mandiri, dan modern”