“Saung Hijau” di BPP Cigalontang Tasikmalaya Mendukung Program Kostratani

bbpplembang BPPCigalontang“Pada tahun tahun 2015 saya diberi amanah sebagai koordinator Balai Penyuluhan Pertanian (BPP) Cigalontang Kabupaten Tasikmalaya”, ujar Ujang Rukman, Senin (24/08/2020). “Saat itu kami berpikir bahwa untuk memajukan pembangunan pertanian, yang diperlukan adalah menguatkan BPP dan menguatkan kelembagaan petani karena BPP sebagai ujung tombak pembangunan pertanian di kecamatan”. Setelah itu, BPP Cigalontang secara swadaya mulai menguatkan BPP, salah satunya dengan membangun wahana edukasi “Saung Hijau” diatas lahan BPP Cigalontang. “Saung Hijau” dibangun secara mandiri dari hasil demplot BPP sebesar 9 juta dan dibantu kelompok tani. “Saung Hijau” memiliki motto “peduli terhadap bumi, peduli terhadap masyarakat, peduli terhadap masa depan, menuju hidup lestari”.

“Saung Hijau” menjadi pusat pendidikan dan pelatihan bagi petani dan dilengkapi klinik konsultasi agribisnis dan hama penyakit, perpustakaan, demplot sayuran, demplot tanaman buah, tanaman herbal perikanan, peternakan, diversifikasi pangan dan kedai kopi. “Hingga saat ini sudah banyak masyarakat yang belajar ke “Saung Hijau”, baik dari kalangan pelajar bahkan peserta pelatihan dari luar negeri pernah belajar pertanian di “Saung Hijau”, jelas Ujang.

Dalam hal kelembagaan petani, BPP Cigalontang yang berlokasi di Desa Pasirmalang Kecamatan Cigalontang dan memiliki wilayah binaan 16 desa dengan luas areal persawahan 2.509,42 hektar dan lahan darat 13.960,58 hektar dikaruniai sumber daya melimpah di sektor tanaman pangan, hortikultura, perkebunan, peternakan, perikanan dan kehutanan, terus mendorong petani untuk berkelompok dengan cara terus menerus membangun kesadaran petani. “Saat ini sudah 25 kelompok tani yang juga memiliki “Saung Hijau”, dan kami mengumpulkan iuran wajib dengan tujuan suatu saat harapan kami kelembagaan petani ini mampu menjadi Badan (BUMP), jadi ada lembaga keuangan yang diurus oleh petani, dana dari petani, dikelola petani untuk petani juga”, jelas Ujang.

Balai Penyuluhan Pertanian (BPP) Cigalontang keberadaannya sangat diperlukan untuk meningkatkan pengetahuan, sikap, dan keterampilan SDM pertanian dimana sebagian besar penduduknya bermata pencaharian sebagai petani dengan karakteristik mayoritas bertani secara konvensional, rata-rata kepemilikan lahan sempit, akses ke teknologi informasi sulit, kelembagaan petani belum berkembang, akses permodalan rendah. Merupakan tantangan besar bagi BPP Cigalontang untuk menciptakan petani yang mampu memecahkan permasalahan secara mandiri.

BPP Cigalontang memiliki fungsi sebagai tempat pertemuan para penyuluh pertanian, pelaku utama dan pelaku usaha serta memfasilitasi petani memperoleh informasi, akses pembiayaan, pemasaran dan penguatan kelembagaan petani. Dengan Luas areal BPP Cigalontang yaitu 2.857 m2, terdiri dari bangunan BPP, sarana olahraga, saung hijau, peternakan, mushola, dan saung kompos 714 m2. Untuk pengembangan demplot yang ditanami sayuran, buah-buahaan, tanaman herbal, hidroponik, dan tanaman pangan seluas 2.142 m2, didukung 16 orang personel terdiri dari koordinator penyuluh, penyuluh PNS, THL-TBPP pusat dan daerah serta penyuluh pertanian swadaya.

Tahun 2019, BPP Cigalontang dikukuhkan menjadi BPP Kostratani, dan hingga ini terus berupaya menjalankan 5 fungsi, baik sebagai pusat data dan informasi (tersedianya data simluhtanan, data kartu tani, data kelembagaan kelompok tani), menjadi pusat pembelajaran (adanya demplot, screen house, hidroponik), menjadi pusat jejaring kemitraan (pernah bekerjasama dengan BBPP Lembang dalam hal pelatihan, CV Bimandiri Lembang dalam hal pemasaran, Puskesmas Cigalontang untuk mensukseskan kampung KB kampung sehat, dan bekerjasama dengan SMK pertanian untuk mendorong regenerasi petani), menjadi pusat pembangunan pertanian (kegiatan pupuk bersubsidi, benih, alsintan, irigasi untuk pembangunan pertanian di wilayah Kecamatan Cigalontang), dan menjadi pusat konsultasi agribisnis (petani berkonsultasi tentang pengendalian hama penyakit dan budidaya).

Komando Strategis Pembangunan Pertanian (Kostratani) merupakan program strategis yang dicanangkan oleh Menteri Pertanian, Syahrul Yasin Limpo, untuk memodernisasi pertanian Indonesia. Pembangunan pertanian Indonesia dirancang melalui pendekatan teknologi informasi dan mekanisasi pertanian. Kegiatan yang dilakukan adalah optimalisasi Balai Penyuluhan Pertanian (BPP) yang akan menjadi pusat kegiatan pembangunan pertanian di tingkat kecamatan. “Setiap BPP harus mampu menyediakan data dan informasi pertanian yang terhubung dengan Agriculture War Room (AWR)”, jelas Dedi Nursyamsi, Kepala Badan Penyuluhan dan Pengembangan SDM Pertanian.