Perkuat Ketahanan Pangan di Jawa Barat, Kementan Latih Kelompok Wanita Tani Olahan Pangan Lokal
LEMBANG – Guna memperkuat kemampuan pengolahan bahan pangan lokal serta meningkatkan kualitas sumber daya manusia (SDM) pertanian, Kementerian Pertanian (Kementan) melalui Balai Besar Pelatihan Pertanian (BBPP) melatih sebanyak 20 anggota Kelompok Wanita Tani (KWT) dari berbagai kabupaten di Jawa Barat.
Pelatihan praktik pengolahan hasil pertanian ini berlangsung di Laboratorium Pengolahan Hasil Pertanian BBPP Lembang, Rabu (17/9/2025). Kegiatan ini merupakan kolaborasi antara BBPP Lembang dengan Dinas Ketahanan Pangan dan Peternakan Provinsi Jawa Barat, melalui UPTD Balai Pelatihan Peternakan dan Ketahanan Pangan, Cikole Lembang.
Pada berbagai kesempatan, Menteri Pertanian, Andi Amran Sulaiman mengatakan kekuatan sektor pertanian Indonesia tidak hanya terletak pada kemampuan memproduksi, tetapi juga pada menciptakan nilai tambah melalui pengolahan, inovasi, dan pengembangan industri hilir.
"Hilirisasi merupakan kunci transformasi pertanian kita. Kalau ini bisa kita lakukan dalam 10 tahun ke depan, dengan komitmen kuat, maka Indonesia bisa menjadi negara superpower," tegasnya.
Sementara, Kepala Badan Penyuluhan dan Pengembangan Sumber Daya Manusia Pertanian (BPPSDMP), Idha Widi Arsanti, menyatakan bahwa peningkatan kualitas hasil pertanian dan ekonomi petani, sangat berkaitan dengan pengolahan hasil pertanian sebagai upaya untuk meningkatkan nilai tambah produk.
Kepala BBPP Lembang, Ajat Jatnika, menambahkan, pelatihan merupakan investasi krusial dalam SDM pertanian.
"KWT di pedesaan merupakan garda terdepan ketahanan pangan rumah tangga," ujarnya.
Selama pelatihan, para peserta mendapatkan bimbingan praktik langsung untuk mengolah hasil panen dan ternak menjadi tiga produk kreatif dengan nilai jual tinggi Es Krim Jagung, Nugget Ayam, dan Eggroll Mocaf.
Perwakilan KWT Kenanga Karawang, Mulyani, menyampaikan kesan positifnya setelah menyelesaikan sesi praktik.
"Praktik pengolahan hari ini meliputi es krim jagung, nugget ayam, dan eggroll mocaf—manfaatnya banyak sekali. Rasanya manis, gurih, dan lezat," ucapnya.
Salah satu peserta, Mulyani mengatakan bahwa pengetahuan dan keterampilan ia dan peserta lainnya meningkat di sini, dan proses pembuatannya sangat mudah untuk diaplikasikan.
Ia juga memuji tim pelatih. "Para resource person dari BBPP Lembang sangat ramah, baik hati, dan menyenangkan. Kami berterima kasih kepada BBPP Lembang," katanya.
Hal senada disampaikan peserta lainnya, Zunikadi, dari KWT Mekarsari Majalengka.
"Kegiatan ini bermanfaat sekali bagi kami KWT dan pelaku usaha karena ternyata pangan lokal seperti jagung bisa dikreasikan menjadi eskrim yang lezat dan tentunya sehat," katanya.
Dirinya mengajak para pelaku usaha lainnya untuk bisa memanfaatkan pangan lokal menjadi aneka olahan pangan yang memiliki nilai tambah dan bernilai jual tinggi.
Kegiatan diakhiri dengan sesi evaluasi produk hasil praktik, dan 20 anggota KWT pulang dengan semangat baru untuk menjadi motor perubahan di sektor agribisnis dan ketahanan pangan Jawa Barat.