Siap Jadi Wirausaha Muda, Mahasiswi Universitas Ma'soem Lakukan Riset Mini Olah Hasil Pertanian di UPT Pelatihan Kementan

LEMBANG – Empat mahasiswi Program Studi Teknologi Pangan Fakultas Pertanian Universitas Ma’soem Kabupaten Sumedang, melaksanakan praktik kerja lapangan di Balai Besar Pelatihan Pertanian (BBPP) Lembang, UPT di Kementerian Pertanian, periode 2 – 31 Juli 2025. Para mahasiswi ini melakukan riset mini dan pengolahan hasil pertanian di laboratorium. 


Menteri Pertanian, Andi Amran Sulaiman, mengatakan peran generasi muda dalam membangun pertanian Indonesia sangat penting. Menurutnya, Indonesia membutuhkan pemuda yang tidak hanya cerdas, tapi juga berkarakter kuat menghadapi tantangan dunia. “Dengan karakter yang kuat, jujur, disiplin, dan pekerja keras, pemuda Indonesia bisa menjadi ujung tombak mewujudkan swasembada pangan dan mengantarkan Indonesia menjadi lumbung pangan dunia," tutur Amran. 

“Mari bersama kita wujudkan cita-cita besar ini. Indonesia tidak hanya swasembada, tetapi menjadi bangsa yang mampu memberi makan dunia," imbuhnya. 

Kepala Badan Penyuluhan dan Pengembangan SDM Pertanian (BPPSDMP), Idha Widi Arsanti, mengatakan regenerasi petani sangat penting. Karena, petani-petani yang ada saat ini sudah semakin tua. "Sedangkan kebutuhan pangan tidak semakin sedikit. Itulah pentingnya mendorong regenerasi petani, yang tentunya akan menyokong ketahanan pangan," kata Santi. 

Kepala BBPP Lembang, Ajat Jatnika, menegaskan komitmennya mencetak generasi muda agar mampu menjadi wirausaha muda melalui berbagai program peningkatan kompetensi. Di antaranya pelatihan, kegiatan kunjungan singkat dan kegiatan praktik kerja lapangan. 

Sementara empat mahasiswi Universitas Ma’soem Kabupaten Sumedang, melaksanakan praktik kerja di Laboratorium Pengolahan Hasil Pertanian BBPP Lembang. Mereka melakukan mini riset berkaitan dengan 4 produk olahan yaitu stik wortel, manisan terong, sorbet buah naga dan sorbet cabai. 

Selama melakukan mini riset, didampingi oleh widyaiswara spesialisasi pengolahan hasil pertanian dan petugas laboratorium. Mahasiswi membuat olahan pangan dengan memberikan 3 perlakuan berbeda untuk setiap jenis olahan dan dibandingkan dengan P0 kontrol yang biasa dibuat oleh laboratorium. 

Pada sorbet buah naga diberikan bahan tambahan pangan CMC untuk memperlambat daya leleh prosuk sorbet dan tanpa menggunakan cake emulsifier SP. Pada produk cistik, ada perlakuan menggunakan dan tanpa menggunakan backing soda dan soda kue. 

Setelah produk jadi, dilakukan uji organoleptik untuk mengetahui preferensi (kesukaan) konsumen dengan menilai karakteristik produk seperti warna, aroma, rasa, tekstur, dan penampakan. Uji organoleptik dilakukan dengan mengundang 10 pegawai lingkup BBPP Lembang datang ke laboratorium. Masing-masing melakukan penilaian dari 5 aspek tersebut terhadap 4 sampel setiap produk olahan. 

Uji organoleptik penting untuk mengetahui penerimaan konsumen terhadap suatu produk dan dapat digunakan untuk pengembangan produk, pengawasan mutu, dan perbandingan dengan produk pesaing. 

Saat ditemui, Kamis (17/7/2025), Nabila Maulida, salah seorang mahasiswi, mengaku lebih memahami dunia kerja. “Mengikuti kegiatan PKL di BBPP Lembang menjadikan kami lebih memahami tentang dunia kerja, bagaimana kerja sama tim dan yang terpenting bagaimana mengolah pangan lokal menjadi olahan pangan yang memiliki nilai jual tinggi," ungkapnya.