Bertani On Cloud: Padi Sehat dan Pertanian Organik Tingkatkan Produktivitas Pertanian


Kementerian Pertanian (Kementan) terus mendorong produksi beras agar dapat mencapai swasembada pangan sesuai komando Presiden Prabowo Subianto. Tidak hanya itu, Kementan juga berupaya menyediakan beras berkualitas untuk memenuhi kebutuhan pangan, salah satunya melalui pertanian organik.

Semangat tersebut ditunjukkan dalam Bertani On Cloud (BOC) Volume 309, Kamis (19/6/2025), yang mengangkat tema “Padi Sehat, Produksi Meningkat, Menuju Swasembada Pangan”.

Menurut Menteri Pertanian, Amran Sulaiman, pertanian organik dapat meningkatkan pendapatan petani karena memiliki nilai jual lebih.

“Padi organik memiliki nilai ekonomi lebih bagi petani menjadi tujuan utama mensejahterakan para petani,” jelasnya.

BOC sendiri adalah program yang diadakan oleh Unit Pelaksana Teknis Badan Penyuluhan dan Pengembangan Sumber Daya Manusia Pertanian (BPPSDMP). Tujuannya adalah menyediakan informasi yang bermanfaat bagi petani di seluruh Indonesia.

Kali ini Balai Besar Pelatihan Pertanian Lembang dijadikan tuan rumahnya.

Saat membuka BOC, Kepala BPPSDMP Idha Widi Arsanti menekankan bahwa pertanian organik sangat penting.

“Baik bagi para petani dan para konsumen produk pertanian, pertanian organik ini sangat penting karena memiliki nilai tambah bagi keduanya,” terang Santi.

Pada BOC kali ini, hadir Dedi Mulyadi, petani muda dari Desa Pringkasap, Kecamatan Pabuaran, Kabupaten Subang.

Dedi dikenal warga sekitar mengembangkan Pusat Pelatihan Pertanian dan Perdesaan Swadaya (P4S) Agrospora.

“Saya tumbuh dari keluarga petani juga sehingga pertanian sudah saya jalani sejak awal,” terangnya memperkenalkan diri.

P4S Agrospora bergerak di bidang pertanian organik dan juga peternakan.

Dedi menyebutkan bahwa P4S Agrospora menjadi tempat belajar dan berlatih bagi pelajar, pemagang, dan pencari kerja. P4S ini bahkan telah menerima kunjungan uji tiru dari seluruh Indonesia.

Dedi juga memaparkan cara membuat pupuk organik sebagaimana yang dilakukan di P4S-nya. Bahan-bahan yang digunakan Dedi pun merupakan bahan yang sederhana.

“Prinsipnya adalah kita menjalankan pertanian organik dengan bahan yang ada sehingga dapat menekan pengeluaran sekecil mungkin dan meningkatkan penghasilan,” terangnya

Bahan yang digunakan diantaranya adalah rumput liar, pupuk kandang sapi, bonggol pisang, molasses, air cucian beras, air, dekomposer, dan dedak.

Dari bahan-bahan tersebut, Dedi menyatakan dapat meningkatkan produksi dan mendapat omset bersih 20 juta per bulan.

“Bahan-bahan yang kami gunakan juga sederhana dan dapat ditemukan di mana saja sesuai dengan prinsip tadi itu bahwa pertanian organik harus dapat menekan pengeluaran petani,” terangnya.

Selain sebagai petani, Dedi juga aktif menjadi penyuluh pertanian, Pada tahun 2023 ia mendapat penghargaan Penyuluh Pertanian Non ASN dan Pengendali Organisme Tumbuhan Non-ASN Inovatif di Kategori Bidang Pangan.

Kepala BBPP Lembang Ajat Jatnika menitipkan harapnya.

“Kami harap dengan adanya sosok petani muda di bidang pertanian organik dapat memotivasi kita semua untuk mencapai cita-cita swasembada pangan,” kata Ajat.