Kementan Gandeng Akademisi Gaungkan Genta Organik untuk Gaya Hidup Berkelanjutan
Dalam rangka Program Project Pengembangan Profil Pelajar Pancasila (P5) pada Kurikulum Merdeka Belajar Kampus Merdeka (MBKM), SMA Edu Global Bandung melakukan kunjungan ke Balai Besar Pelatihan Pertanian (BBPP) Lembang untuk mengetahui pengolahan limbah pertanian sebagai bagian dari implementasi pertanian organik.
LEMBANG. Hasil produk pertanian tidak terlepas dari kesehatan, banyak ditemukan bahwa produk pertanian mengandung residu pestisida. Saat ini orang semakin selektif memilih bahan pangan yang aman bagi kesehatan dan ramah lingkungan. Karenanya, implmentasi pertanian organik saat ini sedang digaungkan oleh Kementerian Pertanian.
Menteri Pertanian, Syahrul Yasin Limpo, mengatakan bahwaKementerian Pertanian terus mendorong insan pertanian dapat mempertahankan dan meningkatkan produksi dan produktivitas usaha taninya. Salah satu faktor yang mempengaruhi tingkat produktivitas hasil pertanian adalah ketersediaan dan kecukupan pupuk. Ketersediaan pupuk kimia terbatas karenanya Kementan mencanangkan Genta Organik (Gerakan Pertanian Pro Organik), salah satu upaya mendorong para petani menggunakan pupuk organik dan hayati secara mandiri dan masif.
“Gerakan ini tidak berarti meninggalkan penggunaan pupuk anorganik sepenuhnya, melainkan boleh menggunakan pupuk kimia dengan ketentuan tidak berlebihan atau menggunakan konsep pemupukan berimbang,” kata SYL. Genta Organik adalah suatu gerakan pertanian pro organik yang meliputi pemanfaatan pupuk organik, pupuk hayati, dan pembenah tanah sebagai solusi terhadap masalah pupuk mahal. Gerakan ini mendorong petani untuk memproduksi pupuk organik, pupuk hayati, dan pembenah tanah secara mandiri.
Senada dengan Menteri Pertanian, Kepala Badan Penyuluhan dan Pengembangan SDM Pertanian, Dedi Nursyamsi, menambahkan bahwa yang dapat menyuburkan tanah bukan pupuk kimia melainkan pupuk organik, pupuk hayati, dan pembenah tanah."Pupuk organik, pupuk hayati, dan pembenah tanah itu petani bisa buat sendiri asalkan ada kemauan. Artinya, untuk menyuburkan tanah tidak ada alasan, karena pupuk mahal kita hanya diam. Proses penyuburan tanah, peningkatan produktivitas, dan produksi harus terus kita lakukan" ucap Dedi.
Salah satu cara memasifkan Genta Organik dengan mengenalkannya kepada masyarakat. Stakeholder Balai Besar Pelatihan Pertanian (BBPP) Lembang yang menerima pelayanan di bidang peningkatan kompetensi SDM adalah kalangan akademisi. Salah satunya SMA Edu Global Bandung. Membawa 32 murid didampingi 6 guru, rombongan datang ke BBPP Lembang dan diterima secara resmi oleh Tim Manajemen BBPP Lembang, Rabu (20/9/2023).
Pimpinan rombongan, Wakil Kepala Sekolah Bidang Humas, Puri Artha Widiashi, menyampaikan bahwa kunjungan ini merupakan tahap aksi rangkaian Program P5. “Project P5 merupakan bagian dari kurikulum MBKM dengan tema gaya hidup berkelanjutan. Fokusnya bagaimana anak bisa bergaya hidup minimalis terhadap sampah, apalagi permasalahan sampah menjadi serius belakangan ini, karena itu kami ingin mengetahui pengelolaan sampah di BBPP Lembang seperti apa untuk bisa diimplementasikan di lingkungan sekolah dan rumah,” katanya. Puri juga menyampaikan harapannya. “Harapan kami kolaborasi dan sinergi ini akan terus berkelanjutan.”
Koordinator Program dan Evaluasi, Taufik Lukman menjelaskan bahwa sektor pertanian menjadi tumpuan pembangunan ekonomi. “setiap orang membutuhkan makan, karena itu pertanian tidak boleh berhenti, harus terus berjalan. Taufik juga menjelaskan profil BBPP Lembang sebagai salah satu Unit Pelaksana Teknis Kementerian Pertanian dan tugas fungsi yang diembannya di bidang peningkatan kompetensi SDM pertanian.
Widyaiswara BBPP Lembang, Chesara Novatiano, mengawali pemberian materi tentang pengolahan limbah pertanian,mengatakan, “Saat ini kita ada di dalam situasi darurat sampah. Beberapa peristiwa yang terjadi beberapa tahun lalu dan beberapa minggu lalu tentang meledaknya Tempat Pembuangan Akhir (TPA) sampah, membuat kita harus lebih peduli untuk pengolahan sampah, bisa dimulai di tingkat rumah tangga (sampah domestic),” jelas Chesara.
Penjelasan dilengkapi dengan beberapa alternatif pengelolaan limbah, dengan membuat pupuk kompos, pupuk organik cair dan eco-enzyme dan manfaatnya di dunia pertanian maupun bidang lainnya seperti untuk kesehatan dan keperluan rumah tangga. Peserta kunjungan pun praktik membuat eco-enzyme yang prosesnya cukup mudah dan cepat.
Beralih ke kandang sapi, anak-anak kelas XI ini diajak praktik membuat pupuk kompos, dimulai dari pengenalan alat dan bahan, cara pembuatan dengan mengaduk bahan seperti kotoran sapi, kotoran ayam, dedak, hijauan dan tambahan EM4 atau MOL untuk mempercepat proses dekomposer. Peserta praktik mengaduk-aduk tumpukan bakalan pupuk kompos dan di sini juga dikenalkan pembuatan pupuk kompos yang ditambahkan agensia hayati trichoderma yang berfungsi untuk meningkatkan nilai tambah kompos sebagai proteksi tanaman terutama pengendalian OPT tular tanah dan juga bisa mempercepat proses pengomposan. Terakhir, widyaiswara dibantu pengelola lahan praktik mendemokan proses pembuatan pupuk organic cair (POC).
Mengakhiri kunjungan, rombongan dari SMA Edu Global Bandung berkeliling lahan Inkubator Agribisnis BBPP Lembang. Diperlihatkan koleksi tanaman sayuranan yang dibudidayakan secara hidroponik sistem deep flow technique dan tanaman buah anggur. Di zona tanaman hias, peserta diperlihatkan bermacam koleksi tanaman hias kaktus dan sukulen dan petugas memberikan penjelasan cara memperbanyaknya dengan cara ditempel.
Perwakilan siswi, Alya Kazhimah, menyampaikan kesannya berkunjung ke BBPP Lembang. “Kita belajar banyak di sini tentang pengolahan sampah menjadi eco-enzyme, pupuk kompos, POC dan aneka tanaman yang dibudidayakan di sini. Ini bisa membantu untuk melestarikan lingkungan agar selalu baik dan sehat,” katanya. Senada dengan yang disampaikan oleh Atasha Aulia Anindytha, “Dengan adanya program P5 ini kita ingin memberi informasi bahwa dengan mengolah sampah menjadi kompos dapat menyuburkan tanaman untuk gaya hidup berkelanjutan,” ujarnya.