Komitmen Kementan Tingkatkan Kompetensi Petani di Kawasan Rebana Metropolitan
Kementerian Pertanian mendapatkan penugasan untuk pengembangan kawasan agribisnis berbasis korporasi petani di 7 kabupaten kawasan Rebana dan 6 kabupaten kawasan Jawa Barat Selatan. Saat ini fokus Kementan di kabupaten Kuningan, Sumedang, dan Ciamis yang juga merupakan wilayah Program IPDMIP (Integrated Participatory Development and Management of Irrigation Program).
SUMEDANG. Kementerian Pertanian memiliki tiga
strategi utama menghadapi potensi krisis pangan global. Pertama,
meningkatkan kapasitas produksi pangan untuk komoditas pengendali inflasi, seperti
cabai dan bawang merah, dan untuk komoditas mengurangi impor, seperti kedelai,
jagung, gula tebu, dan daging sapi. Kedua,
mengembangkan pangan substitusi impor, seperti ubi kayu, sorgum, dan sagu untuk
substitusi gandum, serta domba atau kambing dan itik untuk substitusi daging
sapi. Ketiga, meningkatkan ekspor, seperti sarang burung walet, porang, ayam,
dan telur.
"Apapun yang
terjadi besok, Indonesia tidak boleh bersoal karena masih tersedianya pangan
buat rakyat. Semoga peran penting sektor
pertanian sebagai bantalan ekonomi nasional semakin nyata dalam menghadapi
krisis pangan dunia ke depan,” tutur Menteri Pertanian, Syahrul Yasin Limpo.
Sumberdaya manusia (SDM)
menjadi salah satu faktor yang penting untuk keberhasilan program pembangunan
pertanian. Kepala Badan Penyuluhan dan Pengembangan SDM Pertanian, Dedi
Nursyamsi, menegaskan, “faktor
pengungkit peningkatan produksi dan produktivitas pertanian adalah
sumberdaya manusia (SDM)”.
Balai Besar Pelatihan Pertanian
(BBPP) Lembang menyelenggarakan Pelatihan Korporasi Mendukung Pengembangan
Kawasan Metropolitan Rebana di lokasi Program IPDMIP. Pelatihan dilaksanakan
selama 2 hari, 29 – 30 Maret 2023, diikuti 30 orang petani di wilayah Sumedang
yang sudah membentuk korporasi petani.
Pelatihan yang dilaksanakan untuk
mendukung pembangunan kawasan Rebana ini, bertujuan meningkatkan efisiensi
pengelolaan usahatani yang disesuaikan dengan komoditas pertanian unggulan untuk meningkatkan kesejahteraan petani.
Pembukaan oleh Kepala Balai Besar
Pelatihan Pertanian (BBPP) Lembang, Ajat Jatnika, Rabu (29/3/2023). “Pertanian
dimulai dengan mencetak SDM yang profesional mandiri, berdaya saing dan berjiwa
wirausaha dan ujungnya mewujudkan kesejahteraan petani,” tutur Ajat.
Kepala Balai juga menghimbau agar
petani bergerak di agribisnis, mulai dari hulu hingga hilir, menentukan
komoditas unggulan dan mampu menerapkan informasi teknologi termasuk smart farming, agar hasil usahatani
optimal, secara kuantitas dan kualitas bisa masuk ke pasar ekspor.
Edy Kusnadi Sudirman, Kepala
Bidang Ketahanan Pangan dan Penyuluhan Kabupaten Sumedang, saat menyampaikan
Materi Kebijakan Kelembagaan Tani, mengatakan bahwa Kabupaten Sumedang menjadi
salah satu kawasan pengembangan ekonomi khusus yang akan mendapat skala
prioritas dalam kegiatan-kegiatan pembangunannya. “Sebagai pelaku usaha bidang
pertanian, program ini menjadi peluang bagi petani karena bila sudah terwujud
kawasan Rebana ini diharapkan akan terbangun pasar dan sentralisasi tenaga
kerja,” ucap Edy. “Karena itu petani harus berperan aktif, mulai menyiapkan
diri dari sekarang agar bisa mengoptimalkan perannya,” katanya lagi.
Selama 2 hari ini, fasilitator pelatihan adalah Widyaiswara BBPP Lembang yaitu Muharja dan Yeyep Dintan. Fasilitator memberikan materi tentang penumbuhan dan pengembangan kelompok tani, penumbuhan dan pengembangan gabungan kelompok tani, penumbuhan dan pengembangan kelembagaan ekonomi petani. Salah satu pelaku korporasi petani yang sukses mengembangkan usahanya, Ketua Kelompok Tani “Tani Makmur” berkesempatan memberikan pengalaman pengelolaan korporasi petani untuk dapat diamati, ditiru, dan dimodifikasi oleh peserta.