Bertani on Cloud Kenalkan Kom-mix Hayati, Solusi Tepat Menyehatkan Tanaman menuju Pertanian Berkelanjutan

LEMBANG. Menteri Pertanian, Syahrul Yasin Limpo, mengatakan, “sektor pertanian menghadapi tantangan besar saat ini karena adanya perubahan iklim, dan petani serta semua pelaku usaha pertanian harus beradaptasi dengan tantangan alam tersebut,” papar SYL. “Dengan perubahan iklim yang ada, kita dihadapkan pada situasi agar terus berpikir kreatif dalam membuat pertanian ramah lingkungan dan beradaptasi dengan tantangan alam,” ujarnya lagi.
Salah satu cara penerapan pertanian ramah lingkungan adalah dengan pengolahan limbah pertanian. Balai Besar Pelatihan Pertanian (BBPP) Lembang memiliki lahan praktik di Inkubator Usahatani (IUT) yang membudidayakan berbagai jenis tanaman hortikultura dan peternakan. Potensi limbah pertanian dan peternakan yang dihasilkan juga banyak. Karenanya, dilakukan pengolahan limbah pertanian dan peternakan menjadi pupuk kompos dan produk lainnya.
Inovasi teknologi pertanian yang dikembangkan di IUT BBPP Lembang adalah Kom-mix hayati. Produk Kom-mix Hayati adalah salah satu langkah nyata Divisi Integrated Farming IUT BBPP Lembang yang menggabungkan fasilitas rumah kompos dan laboratorium agen hayati agar dapat meningkatkan kualitas produk kompos. Kom-mix Hayati adalah penggabungan pupuk organik dengan mikroba bermanfaat (biofertilizer, bioprotektan, biodekomposer, bioremediasi, pelarut fosfat) untuk meningkatkan kesuburan tanah yang akan berpengaruh terhadap pertumbuhan dan produktivitas tanaman.
Pada kegiatan Bertani on Cloud Volume 195, Kamis (18/08/2022), BBPP Lembang mengangkat tema “Pembuatan Kom-mix Hayati, Menuju Pertanian Zero Waste”. Kegiatan dibuka secara resmi oleh Kepala Badan Penyuluhan dan Pengembangan SDM Pertanian, Dedi Nursyamsi, “krisis pangan global yang terjadi sekarang harus diantisipasi, kuncinya adalah terapkan pertanian terpadu sehingga dapat mewujudkan pertanian berkelanjutan,” ungkapnya. “Kita harus bisa meng-enrichment pupuk kompos dengan agen hayati agar produksi meningkat,” jelasnya lagi.
Antusiasme insan pertanian baik itu petani, penyuluh, mahasiswa dan lainnya yang mengikuti BOC volume ini sangat tinggi, dibuktikan dari peserta yang mengakses ke zoom meeting mencapai 380 orang, dan yang mengakses melalui youtube live streaming hingga 453 viewers. Narasumber berasal dari Widyaiswara BBPP Lembang Spesialisasi Budidaya Pertanian, Sinta Andayani dan Chesara Novatiano. Keduanya menjelaskan tentang Kom-mix Hayati dan mempraktikkan langsung cara menyampurkan pupuk kompos dan trichoderma menjadi Kom-mix Hayati. Peserta BOC sangat antusias saat sesi diskusi, beberapa pertanyaan tentang Kom-mix Hayati diajukan karena bagi peserta Kom-mix Hayati merupakan suatu teknologi baru di bidang pertanian dan belum banyak diterapkan di kalangan petani.
Dijelaskan pada saat BOC beberapa manfaat Kom-mix Hayati, diantaranya: 1) dapat menyuburkan tanah bila digunakan jangka panjang, 2) memperbaiki sifat fisik, kimia, dan biologi tanah, 3) meningkatkan produksi, 4) menurunkan kebutuhan pupuk kimia sintetis NPK, 5) meningkatkan ketahanan tanaman terhadap kekeringan, 6) meningkatkan ketahanan tanaman terhadap patogen, 7) meningkatkan keragaman dan populasi mikroba menguntungkan di dalam tanah, 8) meningkatkan kualitas hasil panen, 9) pembuatan kompos lebih cepat dan hasilnya lebih bagus, dan 10) dapat meningkatkan sustainability/ keberlanjutan aktivitas budidaya pertanian.
Bertani on Cloud Volume 195 ditutup secara resmi oleh Kepala BBPP Lembang, Ajat Jatnika. “Menarik BOC kali ini, karena kami mengenalkan Kom-mix Hayati menuju pertanian zero waste. Kita harus memikirkan dan menyiapkan pertanian berkelanjutan karena pangan harus tetap tersedia dan tentunya harus menyehatkan bagi seluruh masyarakat Indonesia, dan Kom-mix menjadi alternatif menyehatkan pangan kita” jelas Ajat.
Moch. Saiful, peserta BOC mahasiswa Universitas Majalengka mengatakan, “ilmu yang sangat bermanfaat untuk mendorong kita sebagai generasi milenial mendukung dan mengembangkan teknologi pertanian organik ke depannya. Penggunaan Trichoderma sangat membantu dunia pertanian sebagai agen pengendali yang ramah lingkungan dan membantu pertumbuhan tanaman,” kata Iful. “Bertani on Cloud program yang asyik dan seru, dengan tema yang mendukung kemajuan teknologi pertanian menuju pertanian organik,” jelasnya. (Yoko/Che)