Kementan Tingkatkan Pengelolaan Keuangan Rumah Tangga Petani
Kementerian Pertanian di bawah komando Menteri Syahrul Yasin Limpo terus berupaya tingkatkan kapasitas SDM pertanian. Selain ilmu teknis, pengetahuan non teknis seperti pengelolaan keuangan juga penting untuk diketahui pelaku pertanian dalam rangka mencapai produktivitas dan hasil yang maksimal.
ProgramIntegrated Participatory Development and Management of Irrigation Program (IPDMIP) merupakan suatu program Integrasi Partisipasi Pertanian yang melibatkan Bappenas, Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat, Kementerian Pertanian, Kementerian Dalam Negeri, dan Kementerian Keuangan, bekerjasama dengan masyarakat petani dan semua pihak yang terlibat dalam pengeloaan dan pemanfaatan jaringan irigasi.
Kegiatan IPDMIP diharapkan dapat memberikan manfaat pada peningkatan nilai dan keberlanjutan irigasi pertanian sehingga tercapai sasaran peningkatan ketahanan pangan dan pendapatan masyarakat perdesaan di Indonesia.
Menteri Pertanian, Syahrul Yasin Limpo, menegaskan, “program IPDMIP dapat meningkatkan produktivitas sekaligus mengubah perilaku petani.”
Kepala Badan Penyuluhan dan Pengembangan SDM Pertanian, Dedi Nursyamsi, mengatakan, “Program IPDMIP bertujuan meningkatkan nilai pertanian beririgasi secara berkelanjutan serta meningkatkan pendapatan pertanian di wilayah irigasi,” kata Dedi.
BPPSDMP melalui Balai Besar Pelatihan Pertanian (BBPP) Lembang menggelar Pelatihan Literasi dan Edukasi Keuangan bagi Penyuluh dan Staf Lapangan Tingkat Dasar IPDMIP pada 17-19 Juli 2022.
Pelatihan dibuka oleh Kepala BBPP Lembang, Ajat Jatnika. Ajat menyampaikan bahwa “IPDMIP sudah menunjukkan komitmennya dalam mendukung di bidang ketahanan pangan, peningkatan kesejahteraan petani, dan peningkatan kompetensi bagi penyuluh dan staf lapangan”. Oleh sebab itu Ajat juga berharap pelatihan kali ini dapat bermanfaat meningkatkan pengetahuan dan keterampilan para penyuluh dan staf lapangan.
Total peserta sebanyak 30 orang yang tergabung dalamm angkatan 6. Peserta berasal dari Kabupaten Cilacap dan Kediri.
Selama pelatihan peserta mendapat lima materi inti yang terdiri dari: Pengenalan Produk dan Layanan Keuangan, Pembiayaan Pertanian – KUR dan Asuransi Usaha Tani Padi (AUTP), Pengelolaan Keuangan Usaha Tani, Pencatatan Konsolidasi Usaha Tani, Perencanaan dan Pengelolaan Keuangan Rumah Tangga. Untuk memperkaya pengetahuan peserta juga juga mendapat materi penunjang yakni Metodologi PLEK bagi Ketua Kelompok Tani.
Mardiah, peserta asal Kediri mengungkapkan kesannya setelah mengikuti pelatihan. Menurutnya pelatihan ini sangat bermanfaat, tidak hanya dari materi yang diberikan namun juga kesempatan untuk menjalin relasi lebih luas lagi antar penyuluh.
Setelah mengikuti pelatihan, para peserta akan menyampaikan ilmu yang telah didapat kepada para kelompok tani binaan di wilayahnya masing-masing. Ini merupakan rencana tindak lanjut yang wajib dilakukan. Ini diharapkan dapat menjadi metode yang efektif dalam meningkatkan literasi dan edukasi keuangan di tingkat rumah tangga petani. DRY/YKO