Koro Pedang, Alternatif Pengganti Kedelai
Koro pedang merupakan tanaman perdu yang merambat atau tegak/setengah merambat,termasuk tanaman jenis kacang-kacangan. Biji koro pedang cukup prospektif sebagai alternatif pengganti kedelai karena kandungan proteinnya hampir sama dengan kedelai yaitu 30,36% sedangkan kedelai 35%. Selain itu produktivitasnya cukup tinggi dibandingkan jenis kacang tanah, kacang hijau dan kedelai, yaitu 4 hingga 20 ton per hektar, sedangkan pupuk hijaunya sekitar 40-50 ton/ha. Tanaman ini mudah dibudidayakan dan ditumpangsarikan dengan tanaman lain seperti ubi kayu, jagung, kopi dan lain-lain, sehingga cukup potensial untuk dikembangkan. Tanaman koro pedang memiliki sistem perakaran yang dalam sehingga cukup tahan terhadap kekeringan dan adaptif pada lahan kering masam.
Buah koro pedang berupa polong dengan panjang sekitar 30 cm dan lebar 3,5 cm, warnanya hijau saat muda dan menjadi kuning jerami pada saat tua. Warna biji umumnya merah bila tanaman koro pedang tumbuh merambat dan putih bila tanaman tumbuh tegak. Koro pedang tumbuh merambat (Canavalia gladiata (jack) DC) dikenal dengan nama swordbean dan menyebar di negara-negara Asia Tenggara dan Asia Timur. Koro pedang tipe tegak polongnya dapat menyentuh tanah sehingga disebut juga koro dongkrak (jackbean) berasal dari Asia atau Afrika.
Manfaat Koro Pedang
Tanaman koro pedang memiliki beragam manfaat, tanamannya dapat digunakan sebagai pupuk hijau, bungkilnya untuk pakan ternak, polong muda digunakan untuk sayur, sedangkan bijinya dapat digunakan sebagai bahan baku tempe, tahu, susu nabati, kecap, tepung dan abon. Tepung koro pedang berdasarkan hasil penelitian dapat dibuat mie tapioka koro pedang, donat, cookies, pai susu dan lain-lain.
Selain protein, biji koro pedang mengandung komponen bioaktif yaitu senyawa fenolik dan flavonoid yang memiliki aktivitas antioksidan sebagai penangkal radikal bebas. Biji koro pedang juga mengandung vitamin B1 dan B2 serta canavanin yang merupakan asam amino penyusun protein organisme.
Walaupun memiliki banyak manfaat namun biji koro pedang tidak dapat dikonsumsi secara langsung karena akan menimbulkan rasa pusing disebabkan oleh adanya senyawa toksik yaitu HCN dan senyawa anti gizi Concanavalin A (Con A) yang memiliki aktivitas hemaglutinasi (penggumpalan sel darah merah). Namun senyawa-senyawa ini relatif mudah dihilangkan dengan cara merendam biji koro pedang dalam air selama 48-72 jam dan tiap 24 jam air rendaman diganti. Kendati memiliki sifat zat anti gizi, Con A juga sebenarnya memiliki manfaat karena merupakan molekul anti virus dan sebagai imunomodulator (penyesuaian respon imun) untuk terapi kanker.
Budidaya Tanaman Koro Pedang
Tanaman koro pedang dapat tumbuh sampai pada ketinggian tempat 2.000 m dpl, dapat tumbuh pada lahan sub optimal dan dapat bertahan pada musim kering, memerlukan curah hujan 700 sampai 4.200 mm per tahun, dengan suhu 12-32o C. Tumbuh merata dari Sabang sampai Kepulauan Maluku, banyak dibudidayakan di daerah Jawa Tengah seperti di Kabupaten Blora, Temanggung, Grobogan, Banjarnegara, Wonogiri, Kebumen, Boyolali dan Batang. Koro pedang dapat tumbuh dengan baik pada tanah asam sampai netral (4,4-6,8).
Lahan untuk pertanaman koro pedang tipe tegak disiapkan dengan cara yang sama seperti untuk budidaya kacang-kacangan yang lain, misalnya kacang tanah atau kedelai. Bedengan dibuat dengan lebar 120 cm dan tinggi 20-35 cm, saluran drainase selebar 40 cm. Namun untuk tipe merambat tidak perlu disiapkan khusus karena bisa ditanam dengan tanaman keras sebagai rambatan.
Kebutuhan benih koro pedang adalah 30-40 kg/ha, biji disortir dipilih yang bagus dan sehat, setelah itu dicampur Rhizobium sesuai dengan dosis anjuran Waktu penanaman terbaik adalah pada akhir musim kemarau yaitu bulan Maret. Biji ditanamdengan jarak tanam 40-50 cm dalam barisan dan 80-100 cm antar barisan, lubang tanam ditugal dengan kedalaman sekitar 3-5 cm, pada lubang tanam diberikan pupuk kandang atau kompos sekitar 200 gram,kemudian dimasukkan 1-2 biji per lubang tanam, dengan mata lembaga ditanam menghadap ke bawah, lalu ditutup kembali dengan tanah.
Setelah tanaman berusia satu bulan dilakukan penyiangan di sekitar tanaman koro pedang. Saat ini juga atau saat tanaman berumur dua bulan dilakukan pemangkasan menggunakan gunting pangkas pada tunas yang tidak produktif, yang ditandai dengan batang kerdil dan tidak berbunga. Pemupukan anorganik diberikan dengan dosis 50 kg urea, 100 kg SP36 dan 75 kg KCl, dapat juga dilakukan pemupukan dengan pupuk NPK yang dicairkan. Penyiangan sebaiknya dilakukan setiap bulan sampai tanaman berusia 4 bulan.
Polong koro pedang tipe tegak dapat dipanen pada umur 4 bulan setelah tanam, sedangkan pada tanaman koro pedang tipe merambat panen dapat dilakukan pada saat tanaman berumur 12-15 bulan, namun polong muda dapat dipanen untuk disayur. Polong tua yang dapat dipanen adalah yang berwarna kuning jerami atau kecoklatan. Panen berikutnya dapat dilakukan 2-3 minggu setelah panen pertama dan dapat dilakukan terus-menerus sampai tanaman berumur 6 bulan untuk tanaman koro pedang tipe tegak. Polong yang telah dipanen dijemur selama 2-3 hari, namun untuk benih dijemur hingga satu minggu, kemudian polong dapat dibenturkan dengan benda keras untuk mengeluarkan bijinya. Bila biji koro pedang ingin disimpan, maka sebaiknya disimpan dalam botol kaca dan dicampur dengan abu dapur.
Membuat Tempe Koro Pedang
Pada saat pembuatan tempe koro pedang tahapan pentingnya adalah membuang kulit arinya yang tebal dan mencacah biji yang ukurannya mencapai 2-3 kali ukuran biji kedelai. Cara pembuatannya adalah sebagai berikut:
Bahan:
- Biji koro pedang 1 kg
- Ragi tempe ΒΌ-1 sendok teh
Alat:
Kompor, panci, dandang, baskom, pisau, talenan, tampah, daun pisang/plastik
Cara membuat:
- Biji koro pedang direbus kurang lebih 30 menit, kemudian diangkat dan ditiriskan
- Setelah itu, direndam dengan air dingin selama 3-5 jam
- Lalu ditiriskan dan dikupas kulitnya
- Kacang koro pedang dipotong-potong menjadi 4-6 bagian
- Potongan-potongan tersebut dicuci bersih lalu dikukus lagi selama sekitar 30 menit
- Kemudian diangkat dan diangin-anginkan hingga dingin
- Kacang koro pedang tersebut ditaburi ragi tempe hingga merata
- Selanjutnya dibungkus dengan daun pisang atau plastik, bila menggunakan plastik dilubangi dengan cara ditusuk
- Disimpan/diperam pada wadah yang bersih dengan dialasi koran dan ditutup lagi dengan koran
- Setelah 2 hari tempe koro pedang sudah siap diolah menjadi aneka makanan.
Demikian artikel mengenai koro pedang ini semoga bisa menjadi inspirasi sebagai alternatif untuk mengurangi ketergantungan kita terhadap komoditas kedelai.
Daftar Pustaka
Agnes Murdiati. 2021. Peran Zat Gizi dan Anti Gizi Kacang Koro Pedang Putih. Fakultas Teknologi Pertanian UGM. Yogyakarta.
Anonim. 2019. Budidaya Koro Pedang. Tani Millenial: BUDIDAYA KORO PEDANG (nurutomo83.blogspot.com)
Direktorat Jenderal Tanaman Pangan. 2011. Budidaya Koro Pedang (Canavalia ensiformis). Kementerian Pertanian. Jakarta.
Kantor Ketahanan Pangan Kabupaten Enrekang. Tempe Kacang Koro Pedang.Tempe Kacang Koro Pedang | Kantor Ketahanan Pangan (wordpress.com)
Pusat Perpustakaan dan Penyebaran Teknologi Pertanian. 2018. Koro Pedang Potensial untuk Tempe. Kementerian Pertanian. Jakarta.
Trustinah. 2021. Budidaya Koro Pedang. Balai Penelitian Tanaman Aneka Kacang dan Umbi. Malang.