Budidaya Selada Romaine melalui Teknik Penanaman Aeroponik

bbpplembang romaine aeroponikSelada Romaine (Lactuca sativaL. var.longifolia) adalah salah satu jenis selada yang  memiliki ciri-ciri daun berwarna hijau gelap yang kokoh dan tinggi dengan rusuk yang kuat di tengah cabang. Seperti sayuran hijau gelap lainnya, antioksidan yang ditemukan dalam selada Romaine diyakini dapat membantu mencegah kanker. Selain itu, tanaman selada ini memiliki kandungan vitamin C, kalsium, dan potassium yang cukup tinggi yang bermanfaat bagi tubuh (Wikipedia, 2018).

Selada Romaine dapat dibudidayakan baik secara konvensional maupun hidroponik. Salah satu teknik yang digunakan dalam budidaya  selada Romaine secara hidroponik adalah teknik aeroponik, di mana teknik aeroponik merupakan teknik hidroponik yang penyuplaian air dan hara esensialnya berupa kabut  yang  disemprotkan pada akar-akar tanaman (Nickols, 2002  dalam  Jones, 2005). Didalam teknik aeroponik, terdapat dua media tanam yang dapat digunakan pada proses penyemaiannya, yaitu media sekam atau rockwool.

Proses pertama yaitu proses penyemaian. Jika menggunakan sekam, maka sekam dimasukkan ke dalam tray terlebih dahulu. Kemudian disiram sampai sekam tersebut jenuh.Tahap selanjutnya adalah menanam benih ke dalam sekam tersebut dan dibiarkan selama 7 hari di dalam ruang gelap atau tanpa terpapar sinar matahari. Setelah 7 hari, benih dipaparkan pada sinar matahari selama seminggu atau sampai benih berukuran ± 10 cm. Setelah benih berukuran 10 cm, akar benih dibersihkan dengan menggunakan air. Tahap selanjutnya adalah akar benih dililitkan dengan rockwool agar batang dapat ditegakkan ke dalam papan sterofoam pada instalasi aeroponik.

Selain menggunakan sekam, benih dapat disemai menggunakan media rockwool. Potong rockwool seperti dadu dengan ukuran ± 2,5 x 2,5 cm. Lalu diletakkan di dalam baki dan rockwool tersebut disiram dengan air sampai agak basah. Selanjutnya di tengah rockwool diletakkan benih di manasetiap 1 rockwool dibuat 1 lubang dan dimasukkan 1 benih. Setelah itu baki yang berisi rockwool dan benih diletakkan di dalam ruang gelap atau tanpa terpapar sinar matahari. Setelah 7 hari, benih dipaparkan pada sinar matahari selama seminggu atau sampai benih berukuran ± 10 cm. Kemudian benih yang telah mencapai tinggi 10 cm dipindahkan ke dalam papan sterofoam pada instalasi aeroponik. Adapun nilai EC pada TDS meter yang dianjurkan untuk selada Romaine adalah 1-1,5.

Pada umumnya penyakit dan hama yang sering menyerang pada saat budidaya selada Romaine dengan metode aeroponik adalah busuk daun dan kutu daun. Busuk  daun dapat diatasi dengan fungisida. Salah satu merek fungisida yang digunakan untuk membasmi busuk daun adalah anthraxol  dengan dosis pemberian adalah 1 gram per liter air. Sedangkan hama kutu daun dapat diatasi dengan insektisida dengan merek abuki dengan dosis pemberian adalah 1 ml per liter air.

Setelah 40-45 hari, tanaman selada Romaine dapat dipanen. Caranya adalah dengan menggunakan bantuan alat pemotong cutter. Selada dipotong di pangkal batang tanaman, kemudian dibuang daun yang dikira tidak layak untuk dilihat atau dikonsumsi, seperti daun berwarna hijau muda, mekar, dan terdapat bintik hitam atau coklat. Selanjutnya selada diletakkan di atas container yang telah dilapisi koran untuk diantar ke pengepul.

DAFTAR PUSTAKA

Jones,  J.  B.  2005.  Hydroponics:  A  Practical  Guide  for  The  Soilless  Grower.Second Edition.USA :CRC Press.

Wikipedia. 2018. Romaine Lettuce. https://en.wikipedia.org/wiki/Romaine_lettuce.[2 Juli 2018].