DEMI WAKTU

Waktu bergulir cepat. Tak ada satu kekuatan pun yang kuasa menahan pergiliran ini. Bagaikan halilintar yang menyambar bumi, datang dan berlalu dengan sekejap, begitulah waktu yang menghampiri kita. Begitulah yang sering kita ucapkan terhadap pergantian sebuah waktu. Detik, menit, jam, hari, minggu, bulan dan tahun bahkan abad, terus berjalan dan berganti.

Dalam setiap budaya positif suatu bangsa pasti terdapat aspek yang mengandung substansi nilai penghargaan terhadap waktu. Waktu sering dinilai sebagai suatu hal yang berharga yang tidak boleh disia-siakan. Oleh karena itu ekspresi-ekspresi seperti “Dont Put Off Till Tomorrow What you Can Do Today” ( Jangan menunda sampai esok hal yang dapat kamu lakukan hari ini) senantiasa tercermin bagi orang-orang yang menghargai waktu.  

Secara leksikal, waktu memiliki makna yang cukup luas. Paling tidak ada tiga terminologi tentang waktu yakni : A nonspatial continum in which events occur in apparently irreversible succesion from the past through the present to the future, An interval separating two points on this continuum; a duration : a long time since the last war; passed the time reading, A number, as of years, days, or minutes, representing such an interval” ran the course in a time just under four minutes.

Terminologi apapun yang kita gunakan, waktu tetap akan menjadi dimensi penting dalam perjalanan hidup manusia. Karenanya, nasehat yang wajar bila kita mengajak seluruh anak bangsa ini untuk menjadikan momentum pergantian tahun 2008  ke tahun 2009 sebagai wahana untuk introspeksi sekaligus start untuk menjadikan bangsa semakin lebih baik, lebih maju dan lebih diperhitungkan dalam kancah global.

As I lay awake with closed eyes,

Ican hear time going by,

A faint, yet approaching, sound of chimes”

A Gay, yet mocking call through the night:

Time going by.

A soft, yet merciless shifting of sands”

Time going by,

Dragging me with masterful hands

To a last rendez-vous with Time.

TIME