Tanaman Gadung
Tanaman Gadung (Dioscorea hispida Dennust). Bagi beberapa negara, terutama negara yang sedang berkembang seperti Indonesia, sumber bahan makanan yang mengandung karbohidrat merupakan kebutuhan utama. Bahan pangan yang mengandung karbohidrat cukup tinggi adalah yang termasuk pada jenis kacang-kacangan dan jenis umbi-umbian. Salah satu sumber karbohidrat yang ada di Indonesia adalah Umbi Gadung. Gadung termasuk dalam kelompok umbi-umbian dan merupakan bahan makanan yang belum banyak dikenal oleh masyarakat, kecuali masyarakat di perdesaan. Pada umumnya umbi gadung diolah menjadi keripik atau gaplek sebagai makanan khas daerah atau sebagai pengganti makanan pokok, seperti beras dan sagu.
Kandungan Gizi Gadung
Dibandingkan dengan singkong, umbi gadung segar mengandung kadar karbohidrat relatif lebih sedikit, tetapi memiliki kadar air dan kadar protein yang lebih tinggi. Komposisi kimia umbi gadung dapat dilihat pada tabel 1.
Tabel 1. Komposisi Kimia Umbi Gadung
|
Zat Gizi |
Jumlah (%) |
|
Air |
78,00 |
|
Karbohidrat |
18,00 |
|
Lemak |
0,16 |
|
Protein |
1,81 |
|
Serat Kasar |
0,93 |
|
Kadar Abu |
0,69 |
|
Diosgenin |
0,20 |
|
Dioscinin |
0,04 |
Teknik Budidaya
Secara umum tanaman gadung tidak menuntut iklim yang spesifik untuk pertumbuhannya, namun untuk memperoleh hasil yang tinggi menghendaki syarat tumbuh sebagai berikut:
- Penyinaran matahari minimal 10 jam per hari
- Curah hujan 760-1015 mm per tahun
- Temperatur minimum 10oC
- Ketinggian antara 845-1500m di atas permukaan laut.
Dalam penanamannya perlu dibuat tempat untuk menjalar batang. Cara penanamannya yaitu: tunas mengarah ke atas, jangan terkubur dan kedalaman tanah 15-20 cm.
Oleh E. Sukarsa, Ir, MP
Widyaiswara bbpp Lembang
Referensi :
Ari Chaidir, 2009. Bukti sahih gadung antidiabetes. Trubus-478/XL.
Sastrapradja, 1977. Umbi-umbi, Lembaga Biologi Nasional, Biologi Nasional, LIPI, Bogor.
Teknik Budidaya
Secara umum tanaman gadung tidak menuntut iklim yang spesifik untuk pertumbuhannya, namun untuk memperoleh hasil yang tinggi menghendaki syarat tumbuh sebagai berikut:
- Penyinaran matahari minimal 10 jam per hari
- Curah hujan 760-1015 mm per tahun
- Temperatur minimum 10oC
- Ketinggian antara 845-1500m di atas permukaan laut.
Gadung dapat tumbuh pada semua jenis tanah, baik latosol, alluvial, maupun podsolik, di mana padi dan jagung kurang bagus tumbuhnya. Gadung biasanya ditanam dalam bentuk tunas yang terdapat pada umbinya. Benih yang baik berasal dari umbi yang baik dan sehat. Untuk memperoleh benih yang baik, tunas harus diambil dari tanaman induk yang memenuhi syarat. Waktu penanaman adalah pada awal musim hujan, karena pada masa pertumbuhannya memerlukan air yang cukup. Keadaan ini akan berlangsung sampai tanaman berumur 6 bulan, pada umur 8 bulan gadung relatif kurang memerlukan air, bahkan apabila air dalam tanah terlalu banyak akan mempengaruhi pembesaran umbi dan dapat menyebabkan kerusakan umbi.
Dalam penanamannya perlu dibuat tempat untuk menjalar batang. Cara penanamannya yaitu: tunas mengarah ke atas, jangan terkubur dan kedalaman tanah 15-20 cm.
Untuk mendapatkan tanaman yang sehat serta umbinya besar, maka perlu dilakukan penyiangan dan pembumbunan tanah. Hal ini dimaksudkan untuk memperbaiki struktur tanah dan menutupi umbi yang muncul di permukaan tanah.
Gadung dipanen pada saat umbinya sudah banyak dan relatif sudah besar serta berumur ± 1 tahun. Untuk mengetahui masa tersebut terlihat dari umbinya yang besar dan banyak. Batang pada umbi sudah mati dan siap diganti dengan tunas yang baru.
Referensi :
Ari Chaidir, 2009. Bukti sahih gadung antidiabetes. Trubus-478/XL.
Sastrapradja, 1977. Umbi-umbi, Lembaga Biologi Nasional, Biologi Nasional, LIPI, Bogor.