Genta Organik Dukung Peningkatan Produksi Padi dan Jagung

SOREANG. Krisis pangan global yang terjadi saat ini sebagai dampak pandemi covid-19 dan perubahan iklim global seperti kemarau panjang el nino memengaruhi sistem produksi dan distribusi pangan di dunia. Ini menyebabkan pasokan pangan menurun sehingga muncul krisis pangan global dan mahalnya harga pupuk dunia.


Kementerian Pertanian mengantisipasi permasalahan harga pupuk kimia yang mahal melalui Genta Organik (Gerakan Tani Pro Organik). Genta organik mengajak seluruh insan pertanian, khususnya petani sebagai pelaku utama pembangunan pertanian, mampu membuat dan menggunakan pupuk organik pada kegiatan usahataninya. Genta organik tidak berarti mengharamkan penggunaan pupuk kimia. Boleh menggunakan pupuk kimia dengan ketentuan tidak berlebihan atau mengikuti konsep pemupukan berimbang.


Menteri Pertanian, Andi Amran Sulaiman, pada Pembinaan Petani dan Penyuluh Pertanian Provinsi Jawa Barat di Bale Rame Soreang Kabupaten Bandung, Rabu (6/12/2023), memberikan motivasi kepada 10.000 peserta yang hadir, "Mari kita hadapi bersama, berkolabarasi atasi krisis pangan global dengan upaya keras meningkatkan produksi padi dan jagung agar swasembada pangan bisa kembali diraih," tutur Amran.


Kepala Badan Penyuluhan dan Pengembangan SDM Pertanian, Dedi Nusyamsi, di setiap kesempatan selalu mengatakan bahwa ada 3 hal yang menjadi faktor pengungkit produktivitas, yaitu inovasi teknologi dan sarana prasarana, peraturan perundangan dan local wisdom, dan sumber daya manusia. "Teknologi pengungkit produktivitas adalah varietas, pemupukan berimbang, pemanfaatan alsintan, pengendalian OPT dan panen pasca panen".


Rangkaian kegiatan Pembinaan bagi Petani dan Penyuluh Pertanian Provinsi Jawa Barat, salah satunya penyelenggaraan Bimbingan Teknis Genta Organik Mendukung Peningkatan Produksi dan Jagung. Widyaiswara Balai Besar Pelatihan Pertanian (BBPP) Lembang, Fiadini Putri dan Chesara Novatiano, memberikan materi pembuatan pupuk kompos yang dicampurkan dengan agensia hayati trichoderma yang diberi branding oleh BBPP Lembang yaitu kom-mix hayati. Widyaiswara menjelaskan kelebihan kom-mix hayati diantaranya mampu memproteksi tanaman dari penyakit tular tanah yang bisa mengganggu pertumbuhan tanaman.


Selanjutnya, petani dan penyuluh pertanian yang menghadiri bimtek memperoleh materi tentang pengujian pH tanah menggunakan sayuran kol merah, yang dapat menentukan kandungan pH tanah apakah asam, basa atau netral. Menarik bagi peserta, karena widyaiswara BBPP Lembang memberikan kuis berhadiah buku "Pertanian Regeneratif: Produksi Pangan Masa Depan", yang pastinya memberi wawasan baru bagi petani dan penyuluh pertanian.


Salah satu penyuluh pertanian dari Kecamatan Ngamprah, Komala, mengatakan, "Materi yang diberikan terutama tentang pengujian pH tanah menggunakan sayuran kol merah merupakan hal baru bagi saya. Akan saya coba uji coba dulu sendiri sebelum saya sampaikan kepada petani binaan saya. Sangat bermanfaat materi yang diberikan, terima kasih BBPP Lembang, juga bukunya," ucap Komala. 

Editor: Abd. Rohim, SP, MP (Widyaiswara Ahli Madya BBPP Lembang