Kementan Asah Pengetahuan Pertanian Modern Petani dan KWT Kabupaten Demak

Saat ini kondisi dunia global sedang tidak baik-baik saja. Pandemi covid-19, perubahan iklim dan krisis pangan global serta geopolitik Rusia dan Ukraina harus diwaspadai. Sektor pertanian harus tetap tumbuh positif untuk memenuhi pangan bagi seluruh masyarakat Indonesia

bbpplembang kunjungan DistanDemakLEMBANG. Menteri Pertanian, Syahrul Yasin Limpo, dalam setiap kesempatan memberikan arahan, “ada 3 langkah strategis yang harus dilakukan untuk mewaspadai kondisi saat ini. Ketiga langkah tersebut adalah meningkatkan produktivitas komoditas yang kerap menimbulkan inflasi seperti cabai merah, subsitusi komoditas impor seperti kedelai dan gandum dengan koro pedang misalnya, lalu singkong dan sorgum, terakhir meningkatkan volume ekspor komoditas strategis,” jelas SYL.

Sumberdaya Manusia menjadi faktor pengungkit untuk meningkatkan produktivitas pertanian. Kepala Badan Penyuluhan dan Pengembangan SDM Pertanian, Dedi Nursyamsi, menyampaikan, “SDM pertanian yang profesional, unggul, dan berdaya saing menjadi kunci peningkatan produktivitas pertanian kita,” ungkapnya.

Jumat (21/10/2022), 80 orang anggota kelompok tani dan kelompok wanita tani didampingi petugas dari Dinas Pertanian dan Pangan Kabupaten Demak berkunjung ke Balai Besar Pelatihan Pertanian (BBPP) Lembang. Rombongan diterima secara resmi oleh Koordinator Program dan Kerjasama. Hadir pula Koordinator Widyaiswara dan Sub Koordinator Program dan Kerjasama.

Pemimpin rombongan, Sri Sulistyowati, Kepala Bidang Prasarana dan Sarana Penyuluhan Dinas Pertanian dan Pangan Kabupaten Demak, mengatakan, “kami membawa petani dan anggota KWT dari 14 kecamatan di Kabupaten Demak. Komoditas unggulan Demak adalah padi yang produktivitasnya 6-7 ton/hektar. Ini menjadikan Demak lumbung padi urutan ke-3 se-Jawa Tengah setelah Cilacap dan Grobogan. Komoditas pangan unggulan lainnya adalah jagung dengan produktivitas 18 ton/hektar dan kacang hijau,” jelas Sri.

Lebih lanjut Sri menjelaskan bahwa beberapa daerah di Demak menjadi sentra bawang merah yang produktivitasnya menempati urutan 2 setelah Brebes. Komoditas lainnya yaitu semangka dan melon.

Taufik Lukman, Koordinator Program dan Evaluasi, menjelaskan keragaan BBPP Lembang tentang tugas pokok dan fungsi dan wilayah binaan BBPP Lembang. Taufik menjelaskan pula tentang jenis-jenis pelatihan yang ditawarkan untuk dapat diikuti oleh penyuluh pertanian dan petani di wilayah Provinsi Jawa Tengah.

Selanjutnya, peserta dibagi 3 kelompok, dan langsung menuju Inkubator Usahatani (IUT) BBPP Lembang. IUT BBPP Lembang seluas 2,5 hektar menjadi show window BBPP Lembang bagi peserta pelatihan dan stakeholder lainnya. IUT BBPP Lembang membudidayakan beraneka macam budidaya tanaman sayuran dan tanaman hias, baik secara konvensional maupun menggunakan teknologi modern.

Di zona Rumah Pangan Lestari, Widyaiswara BBPP Lembang, Cece Mulyana, didampingi petugas lapangan, menjelaskan tentang pembuatan Bio-Slurry Cair.  Penjelasan dimulai dari penyiapan alat dan bahan yang dibutuhkan untuk membuat Bio-Slurry Cair. Alat yang diperlukan diantaranyaember, pengaduk dan aerator. Sedangkan bahan terdiri dari kompos cair, molase, urin kelinci, cucian air beras, dan ragi.

“Kita membutuhkan 20 liter limbah kompos, 2 liter air cucian beras, 2 liter urine kelinci, 500 ml molase, dan ragi 1/2 butir,” jelas Cece. Petugas lantas mempraktikkan membuat Bio-Slurry Cair dengan cara mencampurkan semua bahan, lalu memasang aerator.

“Setelah ini, diamkan selama 1-2 minggu, dan Bio-Slurry siap diaplikasikan dengan cara mencampurkan 1 liter Bio-Slurry dengan 10 liter air. Dosis penggunaan 250cc per tanaman,” jelas Cece.

bbpplembang kunjungan DistanDemak1Di zona lahan praktik, Widyaiswara, Riyadi Pratiwa, menjelaskan cara budidaya jagung pipil. “Budidaya jagung varietas Paragon yang diterapkan di BBPP Lembang dimulai dari pengolahan lahan dengan menggunakan alat mesin pertanian jenisnya kultivator,” jelas Riyadi. “Untuk jarak tanam, antar tanaman 20 cm dan antar bedengan 70 cm,” rincinya.

Tampak antusiasme peserta merespon penjelasan tentang budidaya jagung di BBPP Lembang. Selain karena jagung menjadi salah satu komoditas unggulan Kabupaten Demak, petani juga berharap mendapatkan informasi teknologi budidaya jagung yang dapat menghasilkan produksi dan produktivitas tinggi.

Di salah satu green house komoditas melon, Widyaiswara BBPP Lembang, Iwan Hernawan menjelaskan tentang budidaya melon varietas Glamor dan Robin di green house yang dioperasikan serba otomatis. Dengan adanya smart green house, tanaman melon dapat dibudidaya secara terukur sehingga kuantitas dan kualitas hasil lebih optimal.

Salah satu peserta kunjungan, Catur Hikmah, mengatakan, “alhamdulillah bisa belajar pertanian di sini dan banyak hal yang bisa kami peroleh untuk bisa kami coba terapkan di wilayah kami. Terimakasih BBPP Lembang,” ucapnya.