Bagaimana Menentukan Harga Jual Buncis?
Harga merupakan faktor penentu dalam bisnis yang dapat digunakan untuk mengukur keuntungan atau kerugian, diantaranya pada komoditas buncis. Dalam bisnis harus dapat diperhitungkan bahwa modal yang dikelola akan dapat memberikan keuntungan. Konsumen tidak akan pernah membayar lebih dari apa yang ditawarkan. Maka sangat penting untuk menentukan strategi harga yang tepat.
Konsumen tidak selalu membuat keputusan berdasarkan pada harga. Beberapa orang akan membuat keputusan berdasarkan kualitas maupun kuantitas. Banyak yang berpikir bahwa harga secara langsung berhubungan dengan kualitas maupun kuantitas dan konsumen tidak akan membeli jika harganya terlalu mahal. Selain itu tidak perlu membuat keputusan menurunkan harga yang lebih rendah untuk memenuhi keinginan konsumen dengan harapan produk laku terjual.
Harga dari produk juga berefek pada program pemasaran buncis yang diproduksi. Dalam perencanaan produk untuk tingkat pertama, perlu memutuskan untuk memperbaiki pengemasan produk atau menambahkan penampilan yang berbeda. Keputusan ini dapat dilakukan hanya jika konsumen akan menerima harga tinggi untuk menutupi biaya yang berubah.
Banyak faktor yang dapat dijadikan pertimbangan dalam menentukan harga suatu produk, diantaranya adalah: 1) permintaan produk; 2) target pasar, 3) reaksi pesaing, 4) bagian lain dari penggabungan pemasaran; 5) tujuan pemasaran seperti: kebutuhan produk yang selalu tersedia, keuntungan maksimal, pembagian pasar/luasan pasar, kualitas produk, maupun kuantitas produk yang dibutuhkan konsumen; 6) biaya produksi atau pembelian produk; dan besaran keuntungan yang diharapkan.
Penting dipahami bahwa sebelum menentukan harga suatu produk perlu diketahui tujuan utama dalam menentukan harga, yaitu: mendapatkan target investasi/modal usahatani yang dibutuhkan, memaksimalkan keuntungan (keuntungan yangwajar), meningkatkan penjualan (segmen pasar dan wilayah pemasaran), mendapatkan target pembagian pasar (modern dan tradisional), memperhitungkan harga pesaing pada produk sejenis, dan mempromosikan keunggulan produk (produk aman, higienis, organik, dan lain sebagainya).
Sebelum menentukan harga penting diketahui: berapa biaya produksi, berapa harga yang akan dibayar untuk produk yang sama oleh konsumen, berapa harga pesaing dengan produk yang sama, dan kondisi ekonomi (mengisi kekuatan dari konsumen/kemampuan daya beli).
Metode dasar dari penentuan harga:
- ”Biaya tambahan” (biaya + keuntungan = harga). Berdasarkan biaya total dan keuntungan yang diinginkan.
- Berdasarkan pada kondisi kompetitif pasar.
- Jangan melibatkan pada persaingan harga dengan pesaing.
- Untuk membuat keuntungan, harga harus selalu lebih tinggi dari biaya produksi.
Biaya Produksi : biaya gabungan + biaya variable
+
Biaya marketing : pengepakan + distribusi + promosi + penyimpanan
=
Biaya total
+
Keuntungan
=
Harga
Cara mendeteksi kesalahan harga produk:
- Jika harga terlalu tinggi
- Target penjualan tidak tercapai.
- Kehilangan permintaan.
- Persediaanproduk
- Keluhan konsumen.
- Jika harga terlalu rendah
- Tidak dapat bertahan dengan permintaan tinggi.
- Kekurangan persediaan
- Keuntungan tetap rendah walaupun penjualan tinggi.
- Konsumen sangat puas.
Sebagai contoh kasus, berikut ini diuraikan harga produk buncis. Berdasarkan informasi lapangan, untuk 1 (satu) hektar dengan populasi3000 tanaman, biaya rata-rata (biaya tetap dan biaya tidak tetap) sampai dengan panen adalah Rp3.000.000-, dengan produksi per tanaman rata-rata 400 gr. Maka diperoleh hasil400 grx 3000 tanaman = 1.200.000 gr = 1.200 kg atau 1,2 ton dengan 10kali panen selama 3 bulan. Dengan demikian modal per kilonya sebesar Rp 3.000.000 : 1200 kg = Rp2.500,-/ kg,-. Dalam kondisi normal petani biasa menjual dilapangan kisaran harga Rp 4.000,-/kgsampai dengan Rp5.000 /kg. Sehingga keuntungan per kilonya sebesar Rp1.500,-/kg sampai dengan Rp2.500,-/kg.
Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa dengan usaha buncis seluas 1 hektar dengan populasi 3000 tanaman dan hasil panen 1,2 ton maka diperoleh biaya produksi sebesar Rp2.500,- per kg. Sehingga untuk mendapatkan keuntungan harus menjual buncis di atas Rp2.500,- per kg. Normalnya keuntungan berada pada kisaran 50 - 100 persen.
Sebagai catatan, kebiasaan petani tanaman sayuran yang tidak hanya menanam 1 jenis tanaman saja, tapi dengan ditumpangsarikan dengan tanaman sayuran lainnya, atau setelah panen buncis langsung dilanjutkan dengan menanam jenis tanaman sayuran yang berbeda seperti cabai, tomat, dan brokoli, maka pola tanam seperti ini dapat menghemat biaya produksi pada musim tanamn selanjutnya. Sehingga dengan demikian keuntungan pada musim selanjutnya akan lebih besar.