Analisis Biaya Pengolahan Hasil
Biaya produksi adalah biaya yang harus dikeluarkan oleh perusahaan untuk dapat menghasilkan output. Kegiatan produksi dalam perusahaan dapat dilaksanakan apabila tersedia faktor-faktor produksi. Suatu perusahaan manufaktur ynag akan melakukan operasi produksi harus terlebih dahulu menyediakan faktor-faktor produksi itu.
Seperti yang telah dijelaskan bahwa sumber biaya terbagi menjadi dua kategori yaitu fixed cost dan variable cost. Klasifikasi biaya-biayanya, yakni baiya tetap (fixed cost) dan biaya variabel (variable cost). Fixed cost (FC) adalah biaya untuk fixed resources, sedangkan variable cost (VC) adalah biaya untuk varieble resources; hasil jumlah kedua biaya itu akan menghasilkan biaya total (TC). Selain itu baik biaya tetap, biaya variabel, maupun biaya total, ketiga-tiganya dapat dicari nilai rata-ratanya yang kemudian akan menghasilkan nilai-nilai biaya seperti: biaya rata-rata (AFC), biaya variabel rata-rata (AVC), dan biaya marginal (MC). Secara keseluruhan, biaya itu ada dua macam, yakni biaya langsung (direct cost) dan biaya tak langsung (indirect cost).
Biaya langsung adalah biaya yang langsung berhubungan dengan proses produksi, seperti biaya bahan mentah, bahan pembantu, bahan bakar dan sebagainya. Biaya langsung ini juga disebut biaya prima (prime cost) dan biaya yang dapat dipisahkan (separable cost). Biaya tak langsung adalah biaya yang tidak langsung berhubungan dengan proses produksi. Biaya tak langsung ini juga disebut biaya yang tak dapat dipisahkan (unseparable cost) dan biaya overhead. Biaya jenis yang kedua ini terbagi menjadi dua, yakni biaya overhead tetap (fixed overhead) dan biaya overhead variabel (variable overhead cost). Biaya overhead tetap adalah biaya yang tak langsung berhubungan dengan proses produksi serta jumlahnya pun tetap. Contohnya adalah biayapenyusutan, gaji, dan sebagainya. Biaya overhead variabel adalah biaya yang tak langsung berhubungan dengan proses produksi, namun jumlahnya berubah seiring dengan berubahnya jumlah output, seperti biaya listrik, pajak, dan sebagainya
Pengertian biaya tetap (fixed cost atau FC) adalah biaya overhead tetap. Sedangkan yang dimaksud dengan biaya variabel (variable cost atau VC) adalah biaya langsung ditambah dengan biaya overhead variabel. Biaya tetap adalah seluruh perbelanjaan-perbelanjaan yang besarnya tetap berapapun jumlah output yang dihasilkan. Contoh-contoh bagi fixed cost (biaya tetap) ini dalam kenyataan adalah misalnya: sewa (rent), asuransi (insurance), biaya pemeliharaan (maintenance cost), biaya penyusutan barang-barang modal (depreciation) biaya bagi hasil (profit sharing), gaji (baik gaji karyawan tetap maupun biaya gaji pemimpin, dan sebagainya. Dari semua biaya yang tergolong dalam fixed cost itu bersifat independent (tidak tergantung) terhadap besarnya output yang dihasilkan. Pada biaya tetap, biaya satuan (unit cost) akan berubah berbanding terbalik dengan perubahan volume penjualan, semakin tinggi volume kegiatan semakin rendah biaya satuan, semakin rendah volume kegiatan semakin tinggi biaya satuan. Biaya tetap adalah biaya produksi yang digunakan untuk membiayai faktor produksi yang sifatnya tetap, seperti : sewa lahan dan pajak tanah yang dibayar.
Biaya variabel yaitu jenis biaya yang jumlahnya akan berubah secara sebanding (proporsional) dengan perubahan volume kegiatan, semakin besar volume kegiatan semakin tinggi jumlah biaya variabel, semakin rendah volume kegiatan semakin rendah jumlah biaya variabel. Biaya variabel adalah biaya yang digunakan untuk pengadaan faktor produksi yang besarnya berubah ubah seperti biaya untuk bibit, pupuk, pestisida dan biaya untuk tenaga kerja. Variable cost merupakan biaya untuk pengadaan atau pembelian sumber-sumber variabel atau variable resuorces yang besarnya berubah-ubah sesuai output yang dihasilkan dengan perkataan lain, besarnya biaya variabel itu berbanding lurus (atau berjalan searah) dengan besarnya jumlah output yang dihasilkan. Contoh-contoh variable cost antara lain: upah, bahan-bahan mentah, bahan bakar, transportasi dan sebagainya.
Engineered variabel cost adalah biaya yang memiliki hubungan fisik tertentu dengan ukuran kegiatan tertentu atau biaya yang antara masukan dan keluarannya mempunyai hubungan yang erat dan nyata. Contohnya : biaya bahan baku.
Discretionary variabel cost adalah biaya-biaya yang jumlah totalnya sebanding dengan perubahan volume kegiatan sebagai akibat kebijakan/keputusan manajemen. Contohnya : biaya iklan yang ditetapkan oleh manajemen.
Biaya bunga modal adalah biaya produksi yang digunakan untuk membiayai bunga modal dari total modal yang telah dikeluarkan, umumnya biaya bunga modal disesuaikan dengan bunga Bank pada saat ini
- Analisis Biaya Produksi Pengolahan
Modal, adalah Barang ekonomi yang dapat dipergunakan untuk memproduksi kembali, atau barang ekonomi yang dapat dipergunakan untuk mempertahankan/ meningkatkan pendapatan.
Investasi harta tetap, adalah Seluruh biaya yang digunakan untuk investasi harta tetap
Harta tetap, adalah Sarana prasarana usaha yang mempunyai jangka usia ekonomi atau usia pemakaian yang panjang atau berumur tahunan.Biaya produksi adalah sejumlah pengorbanan ekonomis yang harus dikorbankan untuk memproduksi suatu barang/produk.
Biaya Produksi Pengolahan Meliputi
- Bahan-bahan (pembelian, pengangkutan, penyimpanan, administrasi)
- Tenaga kerja (upah, tunjangan-tunjangan)
- Bangunan, tanaman tahunan dan alat-alat produksi tahan lama (pemeliharaan, penyusutan, bunga, asuransi, sewa)
- Tanah (sewa tanah apabila menyewa)
- Jasa-jasa pihak lain
- Biaya penunjang seperti biaya angkut, biaya administrasi, pemeliharaan, biaya listrik, biaya keamanan dan asuransi
- Biaya pemasaran seperti biaya iklan
- Pajak
Biaya Tetap (Biaya Usaha/Fixed Cost)
Menurut Mubyarto (1994), yang dimaksud dengan biaya tetap adalah jenis biaya yang besar kecilnya tidak tergantung pada besar kecilnya produksi, misalnya sewa tanah atau bunga tanah yang berupa uang.
Biaya ini adalah biaya tetap pada pengertiaan short run yaitu biaya yang tidak berubah walaupun jumlah produksi berubah (selalu sama) atau tidak terpengaruh oleh besar kecilnya produksi (Prawirokusumo, 1980).
Biaya tetap (fixed cost, disingkat FC) ialah biaya yang jumlahnya secara keseluruhan tetap, tidak berubah jika ada perubahan dalam besar kecilnya jumlah produksi yang dihasilkan (sampai batas tertentu). Misalnya sewa tanah atau bangunan, penyusutan bangunan (Gilarso, 1993).
Konsekuensi Penggunaan Harta Tetap (traktor)
Subyek |
Jenis |
Bentuk |
Penggunaan traktor |
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
Rumus Menghitung Biaya Tetap
n
FC = Ʃ Xi Pxi
i=0
Di mana:
FC (Fixed Cost) = biaya tetap
Xi = jumlah fisik dari input yang membentuk biaya tetap
Pxi = harga input
n = macam input
(Soekartawi, 1995).
Biaya Penyusutan, adalah Biaya yang harus dikeluarkan dan diperuntukan sebagai pengganti investasi harta tetap yang pada waktu tertentu tidak dapat digunakan lagi.
Atau Merupakan pengalokasian biaya investasi suatu usaha pada setiap tahun sepanjang umur ekonomisnya.
Empat Cara Memperhitungkan Penyusutan
- Garis Lurus
Harga Perolehan - Nilai Sisa
Penyusutan = --------------------------------------
Umur Ekonomis
Contoh :
Harga perolehan (cost) Rp 100.000,- umur ekonomis 5 tahun dan nilai sisa Rp 5.000,-
Jawab :
Rp 100.000,- - Rp 5.000,-
Penyusutan per tahun = ----------------------------------
5 tahun
= Rp 19.000,-
- Unit Performance (kinerja)
Contoh :
Cost/harga perolehan Rp 100.000, performance 6.000 jam dan nilai sisa Rp 25.000.
Misalnya : Rp 100.000 – Rp 25.000
Penyusutan per jam = ------------------------------- = Rp 12,50/jam
6.000 jam
300 jam, maka biaya penyusutan pada proses produksi yang bersangkutan :
300 x Rp 12,50 = Rp 3.750,-
- Decreasing (sum of the year degit)
Cost Rp 100.000, nilai sisa Rp 25.000, umur 5 tahun dan jumlah digit (5+4+3+2+1=15)
Penyusutan :
Tahun 1 = 5/15 x (Rp 100.000 - Rp 25.000) = Rp 25.000
Tahun 2 = 4/15 x (Rp 100.000 - Rp 25.000) = Rp 20.000
Tahun 3 = 3/15 x (Rp 100.000 - Rp 25.000) = Rp 15.000
Tahun 4 = 2/15 x (Rp 100.000 - Rp 25.000) = Rp 10.000
Tahun 5 = 1/15 x (Rp 100.000 - Rp 25.000) = Rp 5.000 (+)
-----------------------
Jumlah = Rp 75.000
- Declining balance.
S
Rumus : 1 - n ----
C
Cost © Rp 100.000, Nilai sisa (S) Rp 25.000 dan Umur (n) 5 tahun.
Perhitungannya sebagai berikut :
5 25.000
1 - --------- x 100% = 24,2142%
100.000
Penyusutan :
Tahun 1 = 24,2142% x Rp 100.000 = Rp 24.214
Tahun 2 = 24,2142% x (Rp 100.000 - 24.214)
= 24,2142% x Rp 75.786 = Rp 18.351
Tahun 3 = 24,2142% x (Rp 75.786 - 18.351)
= 24,2142% x Rp 57.435 = Rp 13.907
Tahun 4 = 24,2142% x (Rp 57.435 - 13.907)
= 24,2142% x Rp 43.528 = Rp 10.540
Tahun 5 = 24,2142% x (Rp 43.528 - 10,540)
= 24,2142% x Rp 32.988 = Rp 7.988 (+)
Rp 75.000
Tanaman sebagai modal tetap
Tanaman keras merupakan modal tetap karena nilainya terus-menerus ada sampai dengan nilai ekonomisnya.Tanaman manggis penyusutan diperhitungkan dari biaya yang dikeluarkan untuk mengusahakan dari permulaan biaya sampai dengan menghasilkan uang pertama kali.
Contoh
|
Rp 1.000.000,- |
|
Rp 10.000.00 |
|
Rp 40.000.000,- |
Jumlah |
Rp 51.000.000,- |
Jumlah biaya sampai menghasilkan yang pertama kali ( ± 12 tahun) adalah sebesar Rp 51.000.000,- Umur ekonomis manggis = 25 tahun Nilai sisa (kayu bakar) Rp 1.000.000,-
nilai tanaman Nilai sdh
s.d. panen - tidak
pertama ekonomis
Penyusutan = ---------------------------------------------
25 tahun
Rp 51.000.000 – Rp 1.000.000
Penyusututan --------------------------------------------
25
Rp 2.000.000,- per tahun
Biaya Tidak Tetap (Biaya Pokok Produksi (Variable Cost)
Biaya variabel (variabel cost, disingkat VC) ialah biaya yang jumlahnya berubah-ubah sesuai dengan (tergantung dari) besar kecilnya jumlah produksi. Misalnya biaya bahan-bahan, upah buruh harian (Gilarso, 1993)
Rumus Menghitung Biaya Tidak Tetap
n
VC = Ʃ Xi Pxi
i=0
Di mana:
VC (Variable Cost) = biaya tidak tetap/biaya variabel
Xi = jumlah fisik dari input yang membentuk biaya variabel
Pxi = harga input
n = macam input
(Soekartawi1, 1995).
Rumus Total Biaya Produksi
Menurut Soekartawi (1995), total biaya produksi (TC) adalah jumlah dari biaya tetap (FC) dan biaya tidak tetap (VC), maka rumus untuk menghitungnya adalah:
TC = FC + VC
Di mana:
TC = total biaya produksi usahatani (total cost)
FC = biaya tetap (fixed cost)
VC = biaya tidak tetap (variable cost)
Hasil Produksi / Penerimaan
Menurut Soekartawi (1995), Penerimaan adalah perkalian antara produksi yang diperoleh dengan harga jual.
Rumus Menghitung Penerimaan
TR = Y. Py
Di mana:
TR = total penerimaan usaha
Y = produksi yang diperoleh dalam suatu usaha
Py = harga Y
Pendapatan UsahaPengolahan
Menurut Soekartawi1 (1995), pendapatan usaha adalah selisih antara penerimaan dan semua biaya.
Rumus Menghitung Pendapatan
Pd = TR – TC
Di mana:
Pd = pendapatan usaha
TR = total penerimaan usaha
TC = total biaya produksi usaha pengolahan
Contoh : Usaha Pengolahan
1. Penerimaan :
- Produksi total4.000 bungkus
- HargaRp 4.500 per bungkus
- Penerimaan Rp 18.000.000,-
2. Biaya :
a) Biaya variabel :
- Pupuk kimia Rp 1.381.625,-
- Pupuk organik Rp 1.575.000,-
- Pestisida Rp 4.025.000,-
- Tenaga kerja Rp 1.433.750,-
Jumlah variebel Rp 8.415.375,-
b) Biaya tetap Rp 650.000,-
- Total biaya Rp 9.065.375,-
- Pendapatan Rp 8.934.625,-
Biaya variabel per unit Rp 2.103,84- (Biaya variabel dibagi produksi)
Kelayakan Usaha :
- R/C atau RCR (Revenue Cost Ratio)
Rp 18.000.000
R/C = -------------------- = 1,98
Rp 9.065.375,-
- Analisis BEP (Break Event Point)
- BEP Produksi (Kg)
FC Rp 650.000,-
BEP = ------------ = ------------------------ =
P - AVC Rp 4.500 - Rp 2.103,84
Rp 650.000,-
----------------- = 271,27 bungkus
Rp 2.396,16,-
- 2.BEP Penerimaan (Rp):
FC Rp 650.000,- Rp 650.000,-
BEP = ------------ = ------------------------- = ---------------------- VC Rp 8.415.375,- Rp 0,53
1 - ------ 1 - ------------------------------
R Rp 18.000.000,-
= Rp 1.226.415,-
- 3.BEP harga (Rp/bungkus)
TC Rp 9.065.375,-
BEP = ------- = ------------------
Y 4.000 bungkus
= Rp 2.226,- per bungkus
Latihan:
Instrumen biaya usahatani manggis, luas lahan ............... Ha
No |
Jenis Biaya |
Volume |
Harga satuan |
Nilai (Rp) |
A |
|
|||
Jumlah biaya investasi |
- |
- |
||
B |
Biaya Operasional
............ |
|||
Jumlah biaya pokok |
- |
- |
||
|
||||
Jumlah biaya usaha |
- |
- |
||
Total Biaya operasional (1 + 2) |
Instrumen laba-rugi
No |
U r a i a n |
Nilai (Rp) |
A |
Penerimaan/hasil penjualan |
|
.......................... .......................... |
||
Jumlah penerimaan |
||
B |
Biaya pokok produksi |
|
.......................... .......................... |
||
Jumlah biaya pokok |
C |
Biaya usaha |
|
........................... ........................... |
||
Jumlah biaya usaha |
||
D |
Pendapatan bersih (A-B+C) |
|
E |
Pendapatan kotor (A-B) |
|
F |
RCR |
|
G |
BEP (produksi/penerimaan dan harga) |
Cara Nilai Uang Menurut Waktu (time value of money)
- Metode Present Value
1
PV = -à Discounting tables
(1 + i)n
- Metode Future Value
FV = (1 + i)n à Coumpounding tables
Beberapa katagori kelayakan usaha secara Nominal.
- R/C > 1
- π/C > bunga bank yang berlaku.
(perbandingan antara keuntungan dengan total biaya per usaha)
- Produktivitas tenaga kerja (Rp/HOK) lebih besar dari tingkat upah yang berlaku.
perbandingan antara penerimaan dengan total tenaga kerja yang dicurahkan per usahatani Rp/HOK).
- Pendapatan (Rp) > sewa lahan (Rp) persatuan waktu/musim tanam.
- Jika terjadi penurunan harga produksi maupun penigkatan harga faktor produksi sampai batas tertentu tidak menyebabkan kerugian.
- Produksi (Kg) > BEP Produksi (bungkus)
- Penerimaan (Rp) > BEP Penerimaan (Rp)
- Harga (Rp/bungkus) > BEP Harga (Rp/bungkus)
Cara lain Kriteria yang digunakan untuk menilai kelayakan usaha
- Net Present Value (NPV),
- Net Benefit Cost Ratio (Net B/C), atau Profitability Index
- Internal Rate of Return (IRR),
1) Net Present Value (NPV)
Net Present Value (NPV) atau nilai sekarang bersih adalahanalisis manfaat finansial yang digunakan untuk mengukur layak tidaknyasuatu usaha dilaksanakan dilihat dari nilai sekarang (present value) aruskas bersih yang akan diterima dibandingkan dengan nilai sekarang darijumlah investasi yang dikeluarkan.
- Arus kas bersih adalah laba bersihusaha ditambah penyusutan.
Jumlah investasi adalah jumlah totaldana yang dikeluarkan untuk membiayai pengadaan seluruh alat-alatproduksi yang dibutuhkan dalam menjalankan suatu usaha.
Data yang diperlukan untuk menghitung NPV dari suatu usaha :
- Jumlah investasi yang dikeluarkan,
- Arus kas bersihper tahun sesuai dengan umur ekonomis dari alat-alat produksi yangdigunakan untuk menjalankan usaha yang bersangkutan.
Rumus NPV
di mana:
NVP = net present value
AKB = arus kas besih = (laba setelah pajak + penyusutan) dari tahun pertama sampaitahun n
i = Tingkat diskonto (discount factor) = tingkat bunga
PVAKB = present value dari AKB
I = pengeluaran investasi dari tahun awal (tahun 0) sampai tahun n
PVI = present value dari investasi
- Net B/C
Analisis net B/C merupakan perbandingan antara Presen Value dari Arus Kas Bersih dengan Present ValueInvestasi yang dikeluarkan.
Net B/C
sering juga disebut sebagai profitability indeks. Jadi, net B/C dihitung
dengan rumus:
Σ PVAKB
Net B/C =
Σ PVI
Kriteria penilaian dilakukan sebagai berikut:
jika Net B/C > 1 usahayang direncanakan layak untuk dilaksanakan, dan jika net B/C < 1 usahayang direncanakan tidak layak untuk dilaksanakan.
- Internal Ratew of Return (IRR)
nternal Rate of Return (IRR) atau tingkat pengembaliandari investasi. IRR menunjukkan tingkat discount rate atau tingkatkeuntungan dari investasi yang menghasilkan NPV sama dengan nol.
- Penyusutan dilakukan dengan menggunakan metode garisPenyusutan Vacum Fraying per tahun = (harga beli aset - nilai sisa)/umurekonomis = (19.00-123.776.000,00.
4. Setoran rata-rata per hari Rp. 35.000,00 dan sebulan dihitung 26 hari.
Dengan demikian, perkiraan pendapatan per tahun adalah Rp. 10.920.000
5. Sumber dana investasi seluruhnya dibiaya dari modal sendiri. Tingkatbunga kredit bank diketahui misalnya sebesar 19% per tahun.
Untuk mengetahui apakah rencanausaha jasa vacum fraying tersebut layak atau tidak.
Maka perlu menghitung perkiraan rugi/laba, perkiraan arus kas,dan analisis manfaat
inansial terhadap rencana usaha tersebut. Hasilnya dipaparkan melalui Tabel 1 sampai
Tabel 4 sebagaiberikut:
TABEL 1
Perkiraan Rugi/Laba Usaha Jasa Vacum Fraying (dalam Rp. 000)
No |
Keterangan |
Tahun |
|||||
0 |
1 |
2 |
3 |
4 |
5 |
||
1 |
Pendapatan usaha
|
- - |
10.920 - |
10.920 - |
10.920 - |
10.920- |
10.920 120 |
2 |
Jumlah pendapatan |
- |
10.920 |
10.920 |
10.920 |
10.920 |
11.040 |
3 |
|
- - |
4.340 3.776 |
4.340 3.776 |
4.340 3.776 |
4.340 3.776 |
4.340 3.776 |
4 |
Jumlah Biaya |
- |
8.116 |
8.116 |
8.116 |
8.116 |
8.116 |
5 |
Laba kotor (2)-(4) |
- |
2.804 |
2.804 |
2.804 |
2.804 |
2.924 |
6 |
Bunga pinjaman |
- |
- |
- |
- |
- |
- |
7 |
Laba sebelum pajak |
- |
2.804 |
2.804 |
2.804 |
2.804 |
2.924 |
8 |
Pajak |
- |
- |
- |
- |
- |
- |
9 |
Laba bersih |
- |
2.804 |
2.804 |
2.804 |
2.804 |
2.924 |
10 |
Arus Kas Bersih: (9) + (penyusutan) |
- |
6.580 |
6.580 |
6.580 |
6.580 |
6.700 |
TABEL 2. Perkiraan Arus Kas Bersih Usaha Jasa Vacum Fraying (Rp)
Tahun |
Investasi (I) |
Arus Kas Bersih (AKB) |
0 |
19.000.000,- |
- |
1 |
- |
6.580.000,- |
2 |
- |
6.580.000, |
3 |
- |
6.580.000, |
4 |
- |
6.580.000, |
5 |
- |
6.700.000,- |
TABEL 3. Perhitungan Net Present Value Usaha Jasa Vacum Praying
Thn |
Investasi |
AKB |
DF *) 19% |
PVI |
Present Value AKB (PVAKB) |
0 |
19.000.000 |
- |
1 |
19.000.000 |
- |
1 |
- |
6.580.000,- |
0,840 |
- |
5.527.200 |
2 |
- |
6.580.000, |
0,706 |
- |
4.645.480 |
3 |
- |
6.580.000, |
0,593 |
- |
3.901.940 |
4 |
- |
6.580.000, |
0,499 |
- |
3.283.420 |
5 |
- |
6.700.000,- |
0,419 |
- |
2.807.300 |
Jumlah |
19.000.000 |
20.165.340 |
|||
*)DF=Discount Faktor = 1/(1+i)n, di mana i=tingkat bunga, n=thn |
Thn |
AKB |
Tkt. Bunga 19% |
Tkt. Bunga 22% |
||
DF |
PVAKB |
DF |
PVAKB |
||
1 |
6.580.000,- |
0,840 |
5.527.200 |
0,820 |
5.395.600 |
2 |
6.580.000, |
0,706 |
4.645.480 |
0,672 |
4.421.760 |
3 |
6.580.000, |
0,593 |
3.901.940 |
0,551 |
3.625.580 |
4 |
6.580.000, |
0,499 |
3.283.420 |
0,451 |
2.967.580 |
5 |
6.700.000,- |
0,419 |
2.807.300 |
0,370 |
2.479.000 |
Jumlah |
20.165.340 |
- |
18.889.520 |
||
PVI |
19.000.000 |
- |
19.000.000 |
||
NPV |
1.165.340 |
- |
-110.480 |
Rumus NPV
di mana:
NVP = net present value
AKB = arus kas besih = (laba setelah pajak + penyusutan) dari tahun pertama sampaitahun n
i = Tingkat diskonto (discount factor) = tingkat bunga
PVAKB = present value dari AKB
I = pengeluaran investasi dari tahun awal (tahun 0) sampai tahun n
PVI = present value dari investasi
2) Net B/C
Analisis net B/C merupakan perbandingan antara Presen Value dari
Arus Kas Bersih dengan Present ValueInvestasi yang dikeluarkan.
Net B/C
sering juga disebut sebagai profitability indeks. Jadi, net B/C dihitung dengan rumus:
Σ PVAKB
Net B/C =
Σ PVI
Kesimpulan
Berdasarkan hasil analisis manfaat finansial, yaitu denganmenggunakan ukuran atau kriteria NPV, net B/C dan IRR diperolehinformasi bahwa:
(1) NPV > 0
(2) Net B/C atau indeks profitabilitas > 1
(3) IRR > 19%
Karena itu dapat disimpulkan bahwa, rencana usaha jasa vacum fraying layak untuk dilaksanakan.
DAFTAR PUSTAKA
Muhammad Firdaus, 2007. Manajemen Agribisnis. Penerbit PT. Bumi Aksara. Jakarta
Faqih. 2009. Analisis biaya, pendapatan, titik impas (bep) dan kelayakan usahatani ubijalar {ipomoea batatasl) (studi kasus di desa beringin kecamatan ciwaringin kabupaten cirebon). https://pppm.pasca.uns.ac.id/wp-content/uploads/2012/09/Faqih.pdf. diakses pada 14 October 2012
Rosyidi, Suherman. (2006). Pengantar Teori Ekonomi. Jakarta:PT. Raja Grafindo Persada
Sukirno,sadono. (2005). Pengantar Teroi Ekonomi Mikro. Jakarta:PT.RajaGrafindo Persada