Stroberi merupakan salah satu tanaman hortikultura yang banyak digemari oleh masyarakat Indonesia. Buahnya yang lucu berwarna merah serta rasanya yang manis dan menyegarkan menjadi daya tarik tersendiri.
Stroberi dapat hidup pada ketinggian 1.000 hingga 1.500 m dpl, dengan kelembaban udara berkisar 80% hingga 90% dan curah hujan berkisar antara 600 hingga 700 mm/tahun.
Produksi buah stroberi di Indonesia pada tahun 2020 sebesar 83.504 kuintal (BPS, 2020) namun belum memenuhi kebutuhan pasar domestik.
Syarat tumbuh yang spesifik untuk budidaya stroberi membuat tanaman ini belum diproduksi secara meluas. Selain itu, kendala yang lain adalah adanya hama dan penyakit yang menyerang stroberi.
Berikut adalah beberapa hama dan penyakit penting yang menyerang tanaman stroberi:

1. Agrotis ipsilon
Hama ini menyerang pangkal batang dan akar tanaman stroberi yang mengakibatkan terputusnya nutrisi yang diserap oleh tanaman, sehingga tanaman menjadi layu dan mati.
2. Spodoptera litura
Ulat ini mempunyai inang yang banyak dan sangat berbahaya bagi pertanaman yang ada. Kemampuan makan ulat grayak sangat besar terutama pada fase larva instar 4 dan 5. Daun yang terserang ulat grayak ditandai dengan adanya bekas gigitan ulat dimulai dari ujung daun hingga ke tengah, dan biasanya ditandai dengan sisa sekresi dari ulat grayak yang berwarna hijau.
3. Bekicot
Bekicot yang menyerang pada tanaman stroberi terdapat 2, yaitu bekicot yang berumah dan bekicot yang tidak berumah. Keduanya dapat menyerang daun dan buah stroberi. Buah yang dimakan oleh siput akan berlubang dan menyebabkan spora-spora cendawan maupun spora bakteri masuk melalui luka sehingga mengakibatkan busuk pada buah.
4. Belalang
Hama ini termasuk polyfag dan menyerang pada daun stroberi, daun yang berlubang dan rusak akibat digigit oleh belalang akan menghambat proses fotosintesis.
5. Aphid
Aphid termasuk kedalam ordo Hemiptera/Aphididae atau kutu kutuan, hama ini bersifat polyfag dengan tipe alat mulut menusuk menghisap. Aphid melalui stiletnya menghisap cairan sel-sel epidermis dan mesofil daun. Sehingga daun yang dihisap akan mengkerut (melengkung ke bawah). Selain itu aphid juga dapat menjadi vektor dari virus.
6. Hawar daun
Penyakit ini disebabkan oleh cendawan Phytoptora sp., gejala serangannya daun menjadi kecoklatan yang dimulai dari tepi daun hingga ke tengah daun, pada serangan berat daun akan layu, kering dan mati.
7. Antraknose
Antraknose atau patek disebabkan oleh cendawan Colletrotrichum sp. Penyakit ini menyerang daun, batang, stolon dan buah. Buah stroberi yang terkena patek akan menjadi busuk. Apabila menyerang batang maupun stolon ditandai dengan busuk yang berbentuk oval dan terdapat bintik-bintik kehitaman di tengahnya. Hal ini mengakibatkan daun menjadi kekuningan dan tanaman menjadi layu.
8. Tip burn
Tip burn ditunjukkan dengan adanya ujung daun yang nampak seperti terbakar dan akan meluas ke pangkal daun, sehingga daun menjadi tidak segar dan dapat menghambat pertumbuhan tanaman. Gejala ini merupakan indikasi kekurangan kalsium yang mengakibatkan sel-sel daun mudah pecah dan mengalami nekrosis.
9. Leaf blight
Daun yang terkena leaf blight terdapat bintik-bintik berwarna ungu yang berkembang menjadi coklat kemudian bintik-bintik akan meluas berwarna kuning keunguan. Pada daun tua, daun menjadi suram, merana dan gugur.
10. Virus
Virus yang menyerang daun stroberi akan menunjukkan gejala kerdil, keriting dan berwarna mozaik sampai kuning. Pertumbuhan tanaman yang terkena virus akan menjadi kerdil bahkan bisa berakibat gagal berbuah.